Kehidupan Mesum Zaman Firaun Terkuak, Aktivitas Seksual Liar Tak Terkendali
Minggu, 17 November 2024 - 20:39 WIB
NEW DELHI - Kehidupan mesum zaman Firaun berhasil diungkap sekelompok arkeolog. Aktivas seksual zaman Firaun membutuhkan pemahaman tentang konteks sosial, agama, dan hukum pada masanya.
Berbeda dengan masyarakat Barat modern, seks di Mesir Kuno tidak dianggap tabu atau penuh dosa. Ekspresi seksual dipandang sebagai bagian alami kehidupan, terintegrasi dengan mitologi, agama, dan aktivitas sehari-hari.
Hal ini memungkinkan prostitusi untuk eksis secara terbuka, meskipun bentuk dan persepsinya terhadapnya bervariasi.
Wanita di Mesir Kuno memiliki hak dan kemandirian yang signifikan. Mereka dapat memiliki properti, mengajukan cerai, dan mengelola bisnis mereka sendiri.
Kemandirian ini memungkinkan beberapa perempuan untuk terlibat dalam pekerjaan seks, mengelola usaha mereka dengan cara yang tidak umum pada masa itu.
Pemujaan dewi Isis, misalnya, menggabungkan seksualitas suci sebagai bagian dari ritual keagamaan.
Beberapa interpretasi menunjukkan bahwa pendeta perempuan Isis melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai "prostitusi suci".
Namun, ini berbeda dengan prostitusi komersial. Layanan ini lebih bersifat spiritual, diyakini sebagai jembatan antara duniawi dan ilahi.
Berbeda dengan masyarakat Barat modern, seks di Mesir Kuno tidak dianggap tabu atau penuh dosa. Ekspresi seksual dipandang sebagai bagian alami kehidupan, terintegrasi dengan mitologi, agama, dan aktivitas sehari-hari.
Hal ini memungkinkan prostitusi untuk eksis secara terbuka, meskipun bentuk dan persepsinya terhadapnya bervariasi.
Wanita di Mesir Kuno memiliki hak dan kemandirian yang signifikan. Mereka dapat memiliki properti, mengajukan cerai, dan mengelola bisnis mereka sendiri.
Kemandirian ini memungkinkan beberapa perempuan untuk terlibat dalam pekerjaan seks, mengelola usaha mereka dengan cara yang tidak umum pada masa itu.
Pemujaan dewi Isis, misalnya, menggabungkan seksualitas suci sebagai bagian dari ritual keagamaan.
Beberapa interpretasi menunjukkan bahwa pendeta perempuan Isis melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai "prostitusi suci".
Namun, ini berbeda dengan prostitusi komersial. Layanan ini lebih bersifat spiritual, diyakini sebagai jembatan antara duniawi dan ilahi.
tulis komentar anda