Fenomena La-Nina Sedang Berkembang, Dampaknya Apa di Indonesia?
Senin, 12 Oktober 2020 - 15:57 WIB
JAKARTA - Hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La-Nina sedang berkembang.
BACA JUGA- Ikut Perang di Pasar Pickup 2021, Suzuki Siap Terjunkan Gypsy
Fenomena La Nina diprediksi akan mengakibatkan cuaca berupa peningkatan curah hujan yang terjadi di Tanah Air.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.
"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya," tulis BMKG dikutip dalam laman resminya, Senin (12/10/2020).
BACA JUGA - Simpanan Pejabat dan TNI, Land Cruiser Pernah Dibikin di Priok
Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan sejak Oktober 2020.
Peningkatan curah hujan di awal musim hujan, dan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.
Namun demikian dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Bulan Oktober-November 2020, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.
Selanjutnya pada Bulan Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.
Untuk itu, BMKG mengimbau para pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.
BACA JUGA- Ikut Perang di Pasar Pickup 2021, Suzuki Siap Terjunkan Gypsy
Fenomena La Nina diprediksi akan mengakibatkan cuaca berupa peningkatan curah hujan yang terjadi di Tanah Air.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.
"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya," tulis BMKG dikutip dalam laman resminya, Senin (12/10/2020).
BACA JUGA - Simpanan Pejabat dan TNI, Land Cruiser Pernah Dibikin di Priok
Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan sejak Oktober 2020.
Peningkatan curah hujan di awal musim hujan, dan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.
Namun demikian dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Bulan Oktober-November 2020, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.
Selanjutnya pada Bulan Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.
Untuk itu, BMKG mengimbau para pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.
(wbs)
tulis komentar anda