Gemerlap Langit Indonesia Akibat Hujan Meteor Orionid dapat Dilihat Langsung
Rabu, 21 Oktober 2020 - 17:01 WIB
JAKARTA - Hujan meteor Orionid menyambangi Indonesia hari ini, Rabu (21/10/2020). Namun, puncak hujan meteor telah dimulai pada pukul 13.00 WIB, sehingga kemungkinan kecil bisa dilihat di Tanah Air. (Baca juga: Mark Zuckerberg Disebut Biang Kerok Dibalik Permusuhan Trump dengan TikTok )
Meski begitu, hujan meteor ini masih bisa dinikmati saat malam hari. Sebab, periode hujan meteor Orionid terjadi sejak tanggal 2 Oktober hingga 7 November 2020. (Baca juga: Cegah Kerusuhan saat Aksi Demo, Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk Resmi Ditutup )
Hujan meteor ini akan terlihat sekitar pukul 22.13 WIB setiap malamnya di atas horizon bagian timur, dan akan tetap bisa terlihat sampai terbitnya fajar sekitar pukul 05.04 WIB.
Waktu terbaik untuk melihatnya adalah pukul 04.00 WIB, karena saat itu meteor Orionid akan berada di titik paling terang.
Menurut Observatorium Bosscha, hujan meteor ini dapat diamati tanpa alat bantu dengan ketinggian maksimal 67 derajat di atas horizon. Diperkirakan akan melintas 13 meteor per jam.
Sementara itu, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mengungkap, hujan meteor Orionid merupakan jejak dari Komet Halley yang terjadi setiap 76 tahun sekali.
Kemudian, serpihan-serpihan kecil dari Komet Halley membekas seperti jejak di sepanjang lintasannya.
LAPAN juga menjelaskan, Komet Halley bisa menghasilkan hujan meteor karena lintasan Bumi saat mengelilingi Matahari masuk ke lintasan Komet Halley.
Setiap tahun, Bumi melewati jejak puing-puing tersebut yang memungkinkan serpihan-serpihan itu bertabrakan dengan atmosfer Bumi.
Di atmosfer, serpihan-serpihan itu hancur dan menciptakan garis-garis berapi dan berwarna-warni di langit.
Meski begitu, hujan meteor ini masih bisa dinikmati saat malam hari. Sebab, periode hujan meteor Orionid terjadi sejak tanggal 2 Oktober hingga 7 November 2020. (Baca juga: Cegah Kerusuhan saat Aksi Demo, Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk Resmi Ditutup )
Hujan meteor ini akan terlihat sekitar pukul 22.13 WIB setiap malamnya di atas horizon bagian timur, dan akan tetap bisa terlihat sampai terbitnya fajar sekitar pukul 05.04 WIB.
Waktu terbaik untuk melihatnya adalah pukul 04.00 WIB, karena saat itu meteor Orionid akan berada di titik paling terang.
Menurut Observatorium Bosscha, hujan meteor ini dapat diamati tanpa alat bantu dengan ketinggian maksimal 67 derajat di atas horizon. Diperkirakan akan melintas 13 meteor per jam.
Sementara itu, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mengungkap, hujan meteor Orionid merupakan jejak dari Komet Halley yang terjadi setiap 76 tahun sekali.
Kemudian, serpihan-serpihan kecil dari Komet Halley membekas seperti jejak di sepanjang lintasannya.
LAPAN juga menjelaskan, Komet Halley bisa menghasilkan hujan meteor karena lintasan Bumi saat mengelilingi Matahari masuk ke lintasan Komet Halley.
Setiap tahun, Bumi melewati jejak puing-puing tersebut yang memungkinkan serpihan-serpihan itu bertabrakan dengan atmosfer Bumi.
Di atmosfer, serpihan-serpihan itu hancur dan menciptakan garis-garis berapi dan berwarna-warni di langit.
(wbs)
tulis komentar anda