Ini Dua Fenomena Langit yang Terjadi di Pekan Pertama Desember 2020
Senin, 30 November 2020 - 17:29 WIB
JAKARTA - Tahun 2020 sudah mendekati penghujungnya. Berbagai fenomena terjadi di tahun yang berat bagi banyak orang ini. Termasuk beragam fenomena langit yang menakjubkan dengan segala keindahannya.
Memasuki bulan pamungkas di tahun ini, masih ada beberapa fenomena langit yang akan menghiasi Bumi. Berdasarkan pengamatan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), ada dua fenomena yang akan terjadi di pekan pertama Desember 2020.
Pertama adalah Bulan terletak pada deklinasi maksimum Utara, yang terjadi pada 3 Desember mendatang. Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada pukul 08.22.00 WIB dengan jarak geosentris 394.440 km, iluminasi 93,30%, dan lebar sudut 28,3 menit busur.
Deklinasi maksimum Utara merupakan fenomena ketika Bulan berada pada posisi paling utara dari ekuator langit. "Sebagaimana solstis Juni pada Matahari," jelas LAPAN, dikutip pada Senin (30/11/2020).
Ketika mencapai maksimum, deklinasi Bulan bervariasi, yakni antara 18,3° hingga 28,6°. Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang memiliki kemiringan 5,15° terhadap ekliptika dan sumbu rotasi Bumi yang memiliki kemiringan 23,45°.
Kemudian fenomena kedua adalah ketika Bulan memasuki fase perbani akhir. Puncaknya akan terjadi pada 8 November mendatang, pada pukul 07.36.32 WIB. Saat itu, Bulan berjarak 375.110 km dari Bumi (geosentris).
Sementara magnitudo visualnya -10,13 dan diameter sudut 31,9 menit busur, serta terletak pada konstelasi Leo. Bulan akan terbit sekitar tengah malam dari arah Timur-Timur Laut, kemudian berkulminasi di arau Utara ketika terbit Matahari dan terbenam dari arah Barat Laut setelah tengah hari.
Memasuki bulan pamungkas di tahun ini, masih ada beberapa fenomena langit yang akan menghiasi Bumi. Berdasarkan pengamatan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), ada dua fenomena yang akan terjadi di pekan pertama Desember 2020.
Pertama adalah Bulan terletak pada deklinasi maksimum Utara, yang terjadi pada 3 Desember mendatang. Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada pukul 08.22.00 WIB dengan jarak geosentris 394.440 km, iluminasi 93,30%, dan lebar sudut 28,3 menit busur.
Deklinasi maksimum Utara merupakan fenomena ketika Bulan berada pada posisi paling utara dari ekuator langit. "Sebagaimana solstis Juni pada Matahari," jelas LAPAN, dikutip pada Senin (30/11/2020).
Ketika mencapai maksimum, deklinasi Bulan bervariasi, yakni antara 18,3° hingga 28,6°. Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang memiliki kemiringan 5,15° terhadap ekliptika dan sumbu rotasi Bumi yang memiliki kemiringan 23,45°.
Kemudian fenomena kedua adalah ketika Bulan memasuki fase perbani akhir. Puncaknya akan terjadi pada 8 November mendatang, pada pukul 07.36.32 WIB. Saat itu, Bulan berjarak 375.110 km dari Bumi (geosentris).
Sementara magnitudo visualnya -10,13 dan diameter sudut 31,9 menit busur, serta terletak pada konstelasi Leo. Bulan akan terbit sekitar tengah malam dari arah Timur-Timur Laut, kemudian berkulminasi di arau Utara ketika terbit Matahari dan terbenam dari arah Barat Laut setelah tengah hari.
(wbs)
tulis komentar anda