Hindari Ekploitasi Berlebihan, Pemerintah Kongo Jaga Ketat Gunung Emas

Minggu, 14 Maret 2021 - 16:12 WIB
Ilustrasu ratusan orang membanjiri gunung di Luhihi, di provinsi Kivu Selatan, Kongo, menyusul penemuan biji emas pada akhir Februari 2021. FOTO/ IST
KIVU - Penemuan gunung emas di Kongo membuat pemerintah Kongo siaga satu. Pasalnya yang menambang gunung tersebut tak hanya penduduk tersebut tapi sudah melibatkan banyak pihak luar.

Venant Burume Muhigirwa, Menteri Pertambangan Kivu Selatan, mengatakan masuknya penggali membuat ramai desa kecil yang berada tepat di gunung itu berada, sekitar 50 km (30 mil) dari ibu kota provinsi, Bukavu.

Tanah di gunung tersebut diperkirakan terdiri dari '60% hingga 90% 'emas, menurut laporan BBC Tori Pesin.





Penambangan subsisten, seperti yang terlihat dalam video itu, melibatkan penggali liat dengan alat-alat yang belum sempurna dan umum di seluruh Republik Demokratik Kongo, lapor Reuters..

Penambangan emas tradisional dikatakan tersebar luas di timur penghasil emas dan timur laut negara itu, tetapi keputusan yang dikeluarkan pada hari Senin, 1 Maret, mengharuskan semua penambang, pedagang dan anggota angkatan bersenjata Kongo (FARDC) meninggalkan lokasi tambang di sekitar daerah Luhihi.

Muhigirwa mengatakan bahwa semua aktivitas penambangan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan bahwa kehadiran FARDC di lokasi tambang, dilarang berdasarkan kode penambangan emas Kongo.

Penangguhan ini bertujuan untuk memberi waktu kepada pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang yang bekerja di gunung emas Kongo dan memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan artisanal.

Keputusan untuk menjaga ketertiban yang harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi 'tidak hanya untuk melindungi kehidupan tetapi juga untuk memastikan emas tersebut yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo.'
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More