Ditakuti Yahudi, Penemuan Ilmuwan NAZI Ini Bikin Hitler Ngeri Memakainya
Jum'at, 14 Mei 2021 - 20:20 WIB
TEL AVIV - Setahun sebelum Nazi mengirim kaum Yahudi ke kamar gas secara massal. Lebih dari 100 warga Belanda tewas di dalam sebuah kamar gas rahasia NAZI pada 1941 dengan menggunakan Sarin.
Sejarawan Wally de Lang mengungkapkan 108 orang dibunuh di dekat Kastil Hartheim. De Lang mengatakan penyebab kematian mereka dipalsukan. BACA JUGA - Ilmuwan Pastikan Vaksin Covid-19 Harus Disempurnakan seperti ASI
Seperti diketahui, Jerman menginvasi Belanda pada Mei 1940. Lima tahun berikutnya, lebih dari tiga perempat populasi Yahudi dibunuh, dengan menggiringnya ke kamp pemusnahan di Auschwitz yang dimulai pada Juli 1942.
Penangkapan besar-besaran atau razia atas etnis Yahudi di Belanda dimulai pada 22 dan 23 Februari 1941 sebagai balas dendam atas kematian kolaborator Nazi Belanda selama peperangan.
Foto-foto razia besar-besaran tahap awal itu sudah diketahui secara luas, tapi tidak demikian yang terjadi pada ratusan saudagar, penjual, penjahit dan warga Amsterdam lainnya yang ditangkap.
De Lang merinci hal ini dalam sebuah buku terbarunya. Isinya tentang siapa orang-orang itu dan apa yang terjadi pada mereka setelah dibawa ke Kamp Schoorl, sebuah kamp penjara di bukit pasir Belanda: 388 orang dikirim ke kamp konsentrasi Nazi di Buchenwald, Jerman.
Sarin merupakan gas saraf mematikan yang dikembangkan oleh para ilmuwan Nazi pada 1930-an. Pembuatan sarin, gas saraf ini diproduksi diproduksi di Jerman pada 1938 oleh ilmuwan Gerard Schrader, Otto Ambros, Gerhard Ritter dan Hans-Jurgen von der Linde.
Berdasarkan buku karangan Richard J. Evans (2008). The Third Reich at War, 1939–1945, disebutkan cerita awal pembuatan sarin tak berjalan mulus. Ilmuwan yang bertanggungjawab atas proyek tersebut mengira telah gagal saat memproduksi sarin pertama kali. Sebab senyawa yang dibuat terlalu mematikan bagi hewan dan kehidupan manusia saat diuji dalam pertanian.
Tapi justru 'kegagalan' tersebut menarik perhatian Adolf Hitler . Pemimpin Nazi yang kala itu tengah memulai Perang Dunia II ini akhirnya meminta anak buahnya mengambil alih proyek pembuatan sarin.
Sejarawan Wally de Lang mengungkapkan 108 orang dibunuh di dekat Kastil Hartheim. De Lang mengatakan penyebab kematian mereka dipalsukan. BACA JUGA - Ilmuwan Pastikan Vaksin Covid-19 Harus Disempurnakan seperti ASI
Seperti diketahui, Jerman menginvasi Belanda pada Mei 1940. Lima tahun berikutnya, lebih dari tiga perempat populasi Yahudi dibunuh, dengan menggiringnya ke kamp pemusnahan di Auschwitz yang dimulai pada Juli 1942.
Penangkapan besar-besaran atau razia atas etnis Yahudi di Belanda dimulai pada 22 dan 23 Februari 1941 sebagai balas dendam atas kematian kolaborator Nazi Belanda selama peperangan.
Foto-foto razia besar-besaran tahap awal itu sudah diketahui secara luas, tapi tidak demikian yang terjadi pada ratusan saudagar, penjual, penjahit dan warga Amsterdam lainnya yang ditangkap.
De Lang merinci hal ini dalam sebuah buku terbarunya. Isinya tentang siapa orang-orang itu dan apa yang terjadi pada mereka setelah dibawa ke Kamp Schoorl, sebuah kamp penjara di bukit pasir Belanda: 388 orang dikirim ke kamp konsentrasi Nazi di Buchenwald, Jerman.
Sarin merupakan gas saraf mematikan yang dikembangkan oleh para ilmuwan Nazi pada 1930-an. Pembuatan sarin, gas saraf ini diproduksi diproduksi di Jerman pada 1938 oleh ilmuwan Gerard Schrader, Otto Ambros, Gerhard Ritter dan Hans-Jurgen von der Linde.
Berdasarkan buku karangan Richard J. Evans (2008). The Third Reich at War, 1939–1945, disebutkan cerita awal pembuatan sarin tak berjalan mulus. Ilmuwan yang bertanggungjawab atas proyek tersebut mengira telah gagal saat memproduksi sarin pertama kali. Sebab senyawa yang dibuat terlalu mematikan bagi hewan dan kehidupan manusia saat diuji dalam pertanian.
Tapi justru 'kegagalan' tersebut menarik perhatian Adolf Hitler . Pemimpin Nazi yang kala itu tengah memulai Perang Dunia II ini akhirnya meminta anak buahnya mengambil alih proyek pembuatan sarin.
tulis komentar anda