Kasus Omicron pada Anak di Amerika Serikat Meningkat 64 Persen
Rabu, 05 Januari 2022 - 09:24 WIB
WASHINGTON - Setidaknya sembilan negara bagian di Amerika Serikat (AS) telah melaporkan peningkatan jumlah rawat inap anak yang terinfeksi COVID-19 . Laporan NBC News, sembilan negara yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 pada anak, yaitu Georgia, Illinois, Kentucky, Massachusetts, Maine, Missouri, Ohio, Pennsylvania, dan Washington DC.
Data American Academy of Pediatrics melaporkan peningkatan dalam kasus COVID-19. Data terse but menyebutkan kasus COVID-19 pada anak-anak di AS telah mencapai jumlah tertinggi yang pernah dilaporkan sejak awal pandemi. (Baca juga; Tak Terpengaruh PPKM Level 2 dan Lonjakan Omicron, Ariza: PTM 100% Masih Berlanjut )
"Untuk pekan lalu sampai 30 Desember 2021, dilaporkan ada lebih dari 325.000 kasus COVID-19 pada anak. Jumlah ini meningkat 64 persen dari pekan sebelumnya yang hanya berjumlah 199.000 kasus sampai 23 Desember dan hampir dua kali lipat jumlah kasus dari dua minggu sebelumnya," demikian keterangan American Academy of Pediatrics kepada NBC News yang dikutip SINDOnews dari laman consumer.healthday, Rabu (5/1/2022).
Di Rumah Sakit Anak Texas di Houston, kata Jim Versalovic MD, Wakil Pemimpin Rumah Sakit dan Pusat Komando COVID-19, sebanyak 90 persen kasus rawat inap infeksi COVID-19 akibat terpapar varian Omicron. Kondisi ini membuat para dokter khawatir meskipun belum ada data dampak serius yang disebabkan varian Omicron. (Baca juga; Pernyataan PBB Soal Omicron Jadi Sentimen Positif Bursa Saham AS )
"Sepertinya orang-orang telah meremehkan ancaman serius penyakit (COVID-19) ini pada anak-anak. Kami telah menghabiskan dua tahun meneliti dampak yang berkaitan dengan COVID-19 dan anak-anak, jika ada yang mengatakan bahwa penyakit ini 'tidak berbahaya' untuk anak-anak. Tidak (itu salah)," kata Mark Kline MD, Kepala Dokter Rumah Sakit Anak New Orleans.
Mark Kline menambahkan, pada Senin 3 Januari 2022, ada sekitar 14 anak dirawat akibat COVID-19 di Rumah Sakit Anak New Orleans dan tiga di antaranya dalam perawatan intensif. Ketiga anak tersebut masih berusia kurang dari 2 tahun dan yang termuda baru berusia 8 minggu.
Dokter mengatakan sebagian besar anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 tidak divaksinasi. Mereka tidak divaksin karena masih terlalu muda untuk memenuhi syarat atau orang tua mereka menolak untuk diimunisasi.
Data American Academy of Pediatrics melaporkan peningkatan dalam kasus COVID-19. Data terse but menyebutkan kasus COVID-19 pada anak-anak di AS telah mencapai jumlah tertinggi yang pernah dilaporkan sejak awal pandemi. (Baca juga; Tak Terpengaruh PPKM Level 2 dan Lonjakan Omicron, Ariza: PTM 100% Masih Berlanjut )
"Untuk pekan lalu sampai 30 Desember 2021, dilaporkan ada lebih dari 325.000 kasus COVID-19 pada anak. Jumlah ini meningkat 64 persen dari pekan sebelumnya yang hanya berjumlah 199.000 kasus sampai 23 Desember dan hampir dua kali lipat jumlah kasus dari dua minggu sebelumnya," demikian keterangan American Academy of Pediatrics kepada NBC News yang dikutip SINDOnews dari laman consumer.healthday, Rabu (5/1/2022).
Di Rumah Sakit Anak Texas di Houston, kata Jim Versalovic MD, Wakil Pemimpin Rumah Sakit dan Pusat Komando COVID-19, sebanyak 90 persen kasus rawat inap infeksi COVID-19 akibat terpapar varian Omicron. Kondisi ini membuat para dokter khawatir meskipun belum ada data dampak serius yang disebabkan varian Omicron. (Baca juga; Pernyataan PBB Soal Omicron Jadi Sentimen Positif Bursa Saham AS )
"Sepertinya orang-orang telah meremehkan ancaman serius penyakit (COVID-19) ini pada anak-anak. Kami telah menghabiskan dua tahun meneliti dampak yang berkaitan dengan COVID-19 dan anak-anak, jika ada yang mengatakan bahwa penyakit ini 'tidak berbahaya' untuk anak-anak. Tidak (itu salah)," kata Mark Kline MD, Kepala Dokter Rumah Sakit Anak New Orleans.
Mark Kline menambahkan, pada Senin 3 Januari 2022, ada sekitar 14 anak dirawat akibat COVID-19 di Rumah Sakit Anak New Orleans dan tiga di antaranya dalam perawatan intensif. Ketiga anak tersebut masih berusia kurang dari 2 tahun dan yang termuda baru berusia 8 minggu.
Dokter mengatakan sebagian besar anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 tidak divaksinasi. Mereka tidak divaksin karena masih terlalu muda untuk memenuhi syarat atau orang tua mereka menolak untuk diimunisasi.
(wib)
tulis komentar anda