Pesawat China Eastern Airlines Jatuh, Ini Teknologi yang Selalu Bermasalah di Boeing 737
Senin, 21 Maret 2022 - 19:01 WIB
BEIJING - Pesawat Boeing 737 Max series kembali mendapatkan sorotan usai kecelakaan pesawat Boeing 737 yang dioperasikan China Eastern Airlines dikabarkan mengalami kecelakaan di China pada Senin (21/3/2022).
Berita ini baru saja dirilis Sputnik dan video di media sosial menunjukkan lokasi kejadian, Pasalnya pesawat ini sama persis dengan pesawat Lion Air JT610 yang mengalami kecelakaan di Indonesia tahun 2018 lalu.
Seperti dilansir dari Arabnews, ada beberapa teknologi yang dikeluhkan para Pilot di jenis pesawat ini. Bahkan pembaruan bacaan teknologi telah diperbarui untuk membantu mencegah pembacaan sensor yang error seperti kejadian kecelakaan pesawat Lion Air JT610 bulan lalu di Indonesia.
Seperti dilansir dari Arabnews, bahkan pesawat Ethiopian Airlines adalah jenis Boeing 737 Max Series yang bermasalah pada bagian input salah dari satu sensor Angle of Attack (AoA) atau sistem indikator otomotis Boeing 737 Series.
Boeing selaku pembuat pesawat tersebut ikut bereaksi agar kecelakaan Boeing 737-8 MAX tidak terulang lagi. Dugaan indikator pesawat tersebut rusak membuat, Boeing berencana mengirimkan buletin kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat jet penumpang 737 MAX 8.
Seperti dilansir The New York Time, Buletin tersebut akan berisi informasi mengenai prosedur untuk menangani kesalahan pembacaan di kokpit yang bisa menyebabkan pesawat terjun bebas.
Lalu apakah The Maneuvering Characteristics Augmentation System ( MCAS ) atau sensor kontrol penerbangan otomatis yang dikembangkan oleh Boeing yang menjadi terkenal karena perannya dalam dua kecelakaan fatal 737 MAX , menewaskan 346 penumpang dan awak di dalam pesawat sebelum pesawat itu di- grounded di seluruh dunia pada tahun 2019.
Sesuai deskripsi teknis Boeing: "The Angle of Attack (AoA) adalah parameter aerodinamis yang merupakan kunci untuk memahami batasan kinerja pesawat. Kecelakaan dan insiden baru-baru ini telah menghasilkan program pelatihan awak pesawat baru, yang pada gilirannya telah meningkatkan minat pada AoA. dalam penerbangan komersial. Kesadaran akan AOA sangat penting saat pesawat hampir berhenti.
Meskipun ada dua sensor pada MAX, hanya satu yang digunakan pada satu waktu untuk memicu aktivasi MCAS pada 737 MAX. Setiap kesalahan pada sensor ini, mungkin karena kerusakan fisik, menyebabkan kegagalan satu titik : sistem kontrol penerbangan tidak memiliki dasar untuk menolak masukannya sebagai informasi yang salah.
Perangkat lunak ini bergantung pada keberadaan perangkat lunak indikator visual , opsi berbayar yang tidak dipilih oleh sebagian besar maskapai penerbangan.
Berita ini baru saja dirilis Sputnik dan video di media sosial menunjukkan lokasi kejadian, Pasalnya pesawat ini sama persis dengan pesawat Lion Air JT610 yang mengalami kecelakaan di Indonesia tahun 2018 lalu.
Seperti dilansir dari Arabnews, ada beberapa teknologi yang dikeluhkan para Pilot di jenis pesawat ini. Bahkan pembaruan bacaan teknologi telah diperbarui untuk membantu mencegah pembacaan sensor yang error seperti kejadian kecelakaan pesawat Lion Air JT610 bulan lalu di Indonesia.
Seperti dilansir dari Arabnews, bahkan pesawat Ethiopian Airlines adalah jenis Boeing 737 Max Series yang bermasalah pada bagian input salah dari satu sensor Angle of Attack (AoA) atau sistem indikator otomotis Boeing 737 Series.
Boeing selaku pembuat pesawat tersebut ikut bereaksi agar kecelakaan Boeing 737-8 MAX tidak terulang lagi. Dugaan indikator pesawat tersebut rusak membuat, Boeing berencana mengirimkan buletin kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat jet penumpang 737 MAX 8.
Seperti dilansir The New York Time, Buletin tersebut akan berisi informasi mengenai prosedur untuk menangani kesalahan pembacaan di kokpit yang bisa menyebabkan pesawat terjun bebas.
Lalu apakah The Maneuvering Characteristics Augmentation System ( MCAS ) atau sensor kontrol penerbangan otomatis yang dikembangkan oleh Boeing yang menjadi terkenal karena perannya dalam dua kecelakaan fatal 737 MAX , menewaskan 346 penumpang dan awak di dalam pesawat sebelum pesawat itu di- grounded di seluruh dunia pada tahun 2019.
Sesuai deskripsi teknis Boeing: "The Angle of Attack (AoA) adalah parameter aerodinamis yang merupakan kunci untuk memahami batasan kinerja pesawat. Kecelakaan dan insiden baru-baru ini telah menghasilkan program pelatihan awak pesawat baru, yang pada gilirannya telah meningkatkan minat pada AoA. dalam penerbangan komersial. Kesadaran akan AOA sangat penting saat pesawat hampir berhenti.
Meskipun ada dua sensor pada MAX, hanya satu yang digunakan pada satu waktu untuk memicu aktivasi MCAS pada 737 MAX. Setiap kesalahan pada sensor ini, mungkin karena kerusakan fisik, menyebabkan kegagalan satu titik : sistem kontrol penerbangan tidak memiliki dasar untuk menolak masukannya sebagai informasi yang salah.
Perangkat lunak ini bergantung pada keberadaan perangkat lunak indikator visual , opsi berbayar yang tidak dipilih oleh sebagian besar maskapai penerbangan.
(wbs)
tulis komentar anda