Suhunya Sepanas Neraka, Ini Penampakan Korona Matahari Paling tajam dan Indah
Jum'at, 25 Maret 2022 - 14:51 WIB
WAHANA Probe Solar Orbiter berhasil merekam dan mengambil gambar paling tajam dari Korona Matahari atau lapisan atmosfer Matahari. Sejak diluncurkan pada Februari 2020, wahana Solar Orbiter telah membidik Matahari dengan serangkaian instrumen yang dirancang untuk mengungkap beberapa rahasianya.
Di antaranya adalah pencitra ultraviolet canggih, yang sekarang digunakan oleh kontrol misi untuk menangkap gambar resolusi tertinggi atmosfer luar (Korona) Matahari. Dikutip dari laman NewAtlas, Jumat (25/3/2022), gambar baru yang sangat detail ditangkap oleh Extreme Ultraviolet Imager di NASA dan Solar Orbiter ESA.
Peralatan itu memotret pada panjang gelombang yang diperlukan untuk menggambarkan atmosfer luar Matahari. Sekadar informasi, suhu lapisan atmosfer Matahari atau Korona Matahari, mancapai sekitar 1 juta derajat Celcius atau 1,8 juta derajat Fahrenheit !
Pesawat ruang angkasa Probe Solar Orbiter pun mengambil foto itu dari jarak sekitar 75 juta km dari Matahari pada 7 Maret 2022. Wahana Probe Solar Orbiter ketika menangkap foto yang tajam ini, mengambil 25 gambar individu selama empat jam untuk membuat mosaik terakhir.
Gambar yang dihasilkan ini menampilkan lebih dari 83 juta piksel dalam kisi 9.148 x 9.112 piksel, yang merupakan resolusi sekitar 10 kali lipat dari TV 4K. Pada saat yang sama, instrumen Spectral Imaging of the Coronal Environment (SPICE) probe digunakan untuk menggambarkan Matahari dalam panjang gelombang sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh atom yang berbeda.
Ini memungkinkannya untuk mengintip di bawah korona dan mengukur suhu Matahari pada lapisan yang dikenal sebagai kromosfer. Bagian yang berwarna Ungu menggambarkan gas hidrogen pada suhu 10.000 derajat Celscius, warna Biru adalah karbon pada suhu 32.000 derajat Celcius, warna Hijau menggambarkan oksigen pada suhu 320.000 derajat celcius, dan warna Kuning menggambarkan gas neon pada suhu 630.000 derajat Celcius.
Informasi ini akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana suhu naik melalui lapisan atmosfer Matahari, yang secara berlawanan jauh lebih tinggi di korona daripada di permukaan sekitar 5.000 derajat celcius. Bagi kita tentu membayangkan betapa dahsyatnya energi dan panas Matahari.
Di antaranya adalah pencitra ultraviolet canggih, yang sekarang digunakan oleh kontrol misi untuk menangkap gambar resolusi tertinggi atmosfer luar (Korona) Matahari. Dikutip dari laman NewAtlas, Jumat (25/3/2022), gambar baru yang sangat detail ditangkap oleh Extreme Ultraviolet Imager di NASA dan Solar Orbiter ESA.
Peralatan itu memotret pada panjang gelombang yang diperlukan untuk menggambarkan atmosfer luar Matahari. Sekadar informasi, suhu lapisan atmosfer Matahari atau Korona Matahari, mancapai sekitar 1 juta derajat Celcius atau 1,8 juta derajat Fahrenheit !
Pesawat ruang angkasa Probe Solar Orbiter pun mengambil foto itu dari jarak sekitar 75 juta km dari Matahari pada 7 Maret 2022. Wahana Probe Solar Orbiter ketika menangkap foto yang tajam ini, mengambil 25 gambar individu selama empat jam untuk membuat mosaik terakhir.
Gambar yang dihasilkan ini menampilkan lebih dari 83 juta piksel dalam kisi 9.148 x 9.112 piksel, yang merupakan resolusi sekitar 10 kali lipat dari TV 4K. Pada saat yang sama, instrumen Spectral Imaging of the Coronal Environment (SPICE) probe digunakan untuk menggambarkan Matahari dalam panjang gelombang sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh atom yang berbeda.
Ini memungkinkannya untuk mengintip di bawah korona dan mengukur suhu Matahari pada lapisan yang dikenal sebagai kromosfer. Bagian yang berwarna Ungu menggambarkan gas hidrogen pada suhu 10.000 derajat Celscius, warna Biru adalah karbon pada suhu 32.000 derajat Celcius, warna Hijau menggambarkan oksigen pada suhu 320.000 derajat celcius, dan warna Kuning menggambarkan gas neon pada suhu 630.000 derajat Celcius.
Informasi ini akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana suhu naik melalui lapisan atmosfer Matahari, yang secara berlawanan jauh lebih tinggi di korona daripada di permukaan sekitar 5.000 derajat celcius. Bagi kita tentu membayangkan betapa dahsyatnya energi dan panas Matahari.
(wib)
tulis komentar anda