Bersuhu Minus 266 Derajat Celcius, Teleskop James Webb Jadi Salah Satu Objek Terdingin di Antariksa

Rabu, 20 April 2022 - 15:07 WIB
Teleskop Luar Angkasa James Webb menjadi salah satu objek terdingin di antariksa sekitar minus 266 derajat Celcius. Foto/NASA
FLORIDA - Teleskop Luar Angkasa James Webb menjadi salah satu objek terdingin di antariksa sekitar minus 266 derajat Celcius. Teleskop James Webb harus dalam kondisi sangat dingin agar instrumen yang dibawanya dapat bekerja merekam berbagai objek di luar angkasa.

Pada tanggal 7 April 2022, salah satu instrumennya yaitu Instrumen Inframerah Tengah Webb atau Mid-Infrared Instrument (MIRI) mencapai suhu minus 266 derajat Celcius (di bawah 7 kelvin atau minus 447 derajat Fahrenheit).

Instrumen Inframerah Tengah Webb (MIRI), awalnya didinginkan di bawah naungan kaca depan seukuran lapangan tenis Webb, turun menjadi minus 183 derajat Celcius (sekitar 90 kelvin atau minus 298 F). Karena detektor MIRI berbeda, mereka harus berada pada suhu kurang dari 7 kelvin (minus 266 derajat Celcius ) untuk beroperasi dengan tepat.





Suhu ini tidak mungkin terjadi tanpa "cryocooler" yang didedikasikan untuk mendinginkan detektor MIRI. Begitu MIRI mencapai suhu 6,4 kelvin yang sangat dingin, para ilmuwan memulai serangkaian pemeriksaan untuk memastikan detektor beroperasi seperti yang diharapkan.

“Tim sangat bersemangat dan gugup memasuki aktivitas kritis. Pada akhirnya, itu adalah eksekusi prosedur buku teks, dan kinerja yang lebih dingin bahkan lebih baik dari yang diharapkan,” kata Analyn Schneider, manajer proyek untuk MIRI di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan dikutip SINDOnews dari laman techexplorist, Rabu (20/4/2022).



Instrumen Webb terdapat di dalam Integrated Science Instrument Module (ISIM), inti dari Teleskop Luar Angkasa James Webb. Ini menampung empat instrumen utama: Near-Infrared Camera, atau NIRCam, Near-Infrared Spectrograph, atau NIRSpec, Mid-Infrared Instrument, atau MIRI dan Fine Guidance Sensor/ Near InfraRed Imager and Slitless Spectrograph, atau FGS/NIRISS.



Semua instrumen mendeteksi cahaya inframerah, oleh karena itu harus pada suhu rendah. Mendinginkan detektor empat instrumen dan perangkat keras di sekitarnya menekan emisi inframerah tersebut.

MIRI mendeteksi panjang gelombang inframerah yang lebih panjang daripada tiga instrumen lainnya, yang berarti harus lebih dingin lagi. “Ketika data uji masuk, saya sangat senang melihatnya tampak persis seperti yang diharapkan dan kami memiliki instrumen yang sehat,” kata Mike Ressler, ilmuwan proyek untuk MIRI di JPL.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More