Kandungan Taring Hitam Cacing Darah Glycera Bikin Ilmuwan Terkejut
Jum'at, 29 April 2022 - 08:43 WIB
JAKARTA - Cacing darah Glycera punya rahang kokoh, juga taring kecil yang membuat para ilmuwan terkejut. Kenapa?
Genus Glycera adalah sekumpulan polychaetes (cacing bulu) yang biasa dikenal sebagai cacing darah. Mereka biasa dijumpai di dasar perairan laut yang dangkal. Beberapa spesies cacing darah bisa tumbuh hingga 35 sentimeter.
Biasanya, cacing darah menghabiskan hidup mereka menggali melalui dasar laut berlumpur dan berburu krustasea kecil hingga moluska.
”Mereka butuh rahang dan taring untuk membunuh mangsa yang lebih aktif,” kata Herbert Waite, ahli biokimia kelautan di University of California, Santa Barbara. ”Taring itu juga digunakan untuk berkelahi satu sama lain,” tambahnya.
Taring tajam cacing darah sangat kuat. Dan ilmuwan menemukan hal menarik ketika menelitinya. Ini terlihat dari kandungan taring yang terbuat dari tembaga, melanin, dan protein dengan beberapa sifat kimia yang unik.
Setiap cacing darah memiliki belalai dengan taring hitam di rahangnya. Taring itu, berfungsi untuk menangkap hewan lain dan menyuntik mereka dengan racun yang bisa melumpuhkan.
Taring berlubang tersebut ringan, namun sangat kuat. Ini karena kandungan melanin dan tembaga. ”Bahan ini tidak biasa untuk rahang hewan. Tembaga umumnya beracun bagi hewan. Sementara melanin juga pigmen yang jarang berfungsi sebagai elemen penting,” kata Waite. Nah, taring cacing darah dilaporkan sebagai satu-satunya yang memiliki kandungan tembaga tinggi.
Ilmuwan tidak yakin mengapa kandungan tembaga di cacing darah sangat tinggi dibanding logam yang lain seperti yang biasa digunakan oleh invertebrata laut seperti besi atau seng. Kemungkinan besar karena reaksi terhadap racun yang tersimpan di taringnya.
Genus Glycera adalah sekumpulan polychaetes (cacing bulu) yang biasa dikenal sebagai cacing darah. Mereka biasa dijumpai di dasar perairan laut yang dangkal. Beberapa spesies cacing darah bisa tumbuh hingga 35 sentimeter.
Biasanya, cacing darah menghabiskan hidup mereka menggali melalui dasar laut berlumpur dan berburu krustasea kecil hingga moluska.
”Mereka butuh rahang dan taring untuk membunuh mangsa yang lebih aktif,” kata Herbert Waite, ahli biokimia kelautan di University of California, Santa Barbara. ”Taring itu juga digunakan untuk berkelahi satu sama lain,” tambahnya.
Taring tajam cacing darah sangat kuat. Dan ilmuwan menemukan hal menarik ketika menelitinya. Ini terlihat dari kandungan taring yang terbuat dari tembaga, melanin, dan protein dengan beberapa sifat kimia yang unik.
Setiap cacing darah memiliki belalai dengan taring hitam di rahangnya. Taring itu, berfungsi untuk menangkap hewan lain dan menyuntik mereka dengan racun yang bisa melumpuhkan.
Taring berlubang tersebut ringan, namun sangat kuat. Ini karena kandungan melanin dan tembaga. ”Bahan ini tidak biasa untuk rahang hewan. Tembaga umumnya beracun bagi hewan. Sementara melanin juga pigmen yang jarang berfungsi sebagai elemen penting,” kata Waite. Nah, taring cacing darah dilaporkan sebagai satu-satunya yang memiliki kandungan tembaga tinggi.
Ilmuwan tidak yakin mengapa kandungan tembaga di cacing darah sangat tinggi dibanding logam yang lain seperti yang biasa digunakan oleh invertebrata laut seperti besi atau seng. Kemungkinan besar karena reaksi terhadap racun yang tersimpan di taringnya.
tulis komentar anda