Lubang Hitam Terkecil Berkeliaran di Bima Sakti, Memiliki Massa 4 Kali Matahari
Rabu, 15 Juni 2022 - 19:57 WIB
BALTIMORE - Sebuah lubang hitam terkecil yang pernah ditemukan, menurut satu perkiraan massanya, berkeliaran di jalur ruang galaksi Bima Sakti . Lubang hitam berjarak 5.000 tahun cahaya ini ditemukan berkat kekuatan gravitasinya yang bertindak sebagai lensa gravitasi.
Penemuan ini pertama kali diungkapkan para astronom yang dipimpin oleh Kailash Sahu dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland, pada awal tahun. Lubang hitam bermassa bintang kemungkinan merupakan salah satu dari 100 juta lubang hitam soliter di Bima Sakti
Dikutip dari laman Space.com, Rabu (15/6/2022), lubang hitam nakal yang berkeliaran di jalur ruang galaksi Bima Sakti ini pertama kali terlihat oleh dua survei berbasis darat. Pertama, Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) yang dipimpin Polandia yang sebagian besar menggunakan Observatorium Las Campanas di Chili. Kedua, proyek Microlensing Observations in Astrophysics (MOA) di Observatorium Universitas Mount John di Selandia Baru.
Tim Sahu menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk menindaklanjuti penemuan tersebut. Tingkat lensa gravitasi memungkinkan mereka untuk menyimpulkan bahwa lubang hitam memiliki massa sekitar 7,1 kali lebih besar dari massa matahari.
Namun, tim kedua menunjukkan perhitungan massa yang berbeda. Kelompok yang dipimpin oleh Casey Lam dari University of California, Berkeley, menyimpulkan bahwa objek tersebut memiliki massa antara 1,6 dan 4,4 kali massa matahari. Jika benar, maka ini bisa memiliki implikasi yang menarik.
Lubang hitam bermassa bintang adalah produk supernova bintang-bintang dengan massa 20 kali lebih besar dari Matahari. Di sisi lain, ketika bintang-bintang dengan massa antara 8 dan 20 matahari menjadi supernova, mereka malah meninggalkan bintang neutron.
Bintang neutron secara teoritis dapat memiliki massa hingga sekitar 2,3 massa matahari. Pengamatan lubang hitam bermassa bintang yang dapat dideteksi dalam sistem biner tidak menemukan apa pun dengan kurang dari 5 massa matahari, menciptakan celah antara bintang neutron paling masif dan lubang hitam paling kecil.
Penemuan ini pertama kali diungkapkan para astronom yang dipimpin oleh Kailash Sahu dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland, pada awal tahun. Lubang hitam bermassa bintang kemungkinan merupakan salah satu dari 100 juta lubang hitam soliter di Bima Sakti
Dikutip dari laman Space.com, Rabu (15/6/2022), lubang hitam nakal yang berkeliaran di jalur ruang galaksi Bima Sakti ini pertama kali terlihat oleh dua survei berbasis darat. Pertama, Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) yang dipimpin Polandia yang sebagian besar menggunakan Observatorium Las Campanas di Chili. Kedua, proyek Microlensing Observations in Astrophysics (MOA) di Observatorium Universitas Mount John di Selandia Baru.
Tim Sahu menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk menindaklanjuti penemuan tersebut. Tingkat lensa gravitasi memungkinkan mereka untuk menyimpulkan bahwa lubang hitam memiliki massa sekitar 7,1 kali lebih besar dari massa matahari.
Namun, tim kedua menunjukkan perhitungan massa yang berbeda. Kelompok yang dipimpin oleh Casey Lam dari University of California, Berkeley, menyimpulkan bahwa objek tersebut memiliki massa antara 1,6 dan 4,4 kali massa matahari. Jika benar, maka ini bisa memiliki implikasi yang menarik.
Lubang hitam bermassa bintang adalah produk supernova bintang-bintang dengan massa 20 kali lebih besar dari Matahari. Di sisi lain, ketika bintang-bintang dengan massa antara 8 dan 20 matahari menjadi supernova, mereka malah meninggalkan bintang neutron.
Bintang neutron secara teoritis dapat memiliki massa hingga sekitar 2,3 massa matahari. Pengamatan lubang hitam bermassa bintang yang dapat dideteksi dalam sistem biner tidak menemukan apa pun dengan kurang dari 5 massa matahari, menciptakan celah antara bintang neutron paling masif dan lubang hitam paling kecil.
tulis komentar anda