Ini Drone Anyar Turki yang Ditakuti Rusia, Kizilelma Bermesin Jet Mampu Melaju 900 Km/Jam
Senin, 05 September 2022 - 15:20 WIB
ANKARA - Turki pada akhir Agustus 2022 mengumumkan berhasil menyelesaikan pembuatan prototipe kedua drone tempur siluman terbaru, yaitu Kizilelma (Apel Merah). Pekan ini perusahaan pembuat drone Kizilelma, Baykar mengungkapkan spesifikasi teknis pesawat tanpa awak yang ditakuti Rusia ini.
Perusahaan pertahanan swasta Turki, Baykar, telah mengembangkan Kizilelma, drone serangan siluman tak berawak baru, dilengkapi dengan mesin jet Ivchenko untuk terbang dengan kecepatan supersonik. Baykar melalui akun Twitter mengumumkan bahwa drone Kizilelma siap untuk memulai pengujian dan ditargetkan beroperasi pada 2023.
Bayraktar Kizilelma adalah drone tempur siluman dengan mesin jet hingga mampu terbang mencapai kecepatan supersonik. Drone ini dikembangkan di bawah proyek MIUS (Muharip nsansız Uçak Sistemi atau Unmanned Combat Aircraft System/UCAS).
Drone tempur anyar buatan Turki ini baru dipresentasikan pada 4 Agustus 2021 atau setahun setelah Bayraktar Kizilelma mencapai tahap prototipe. Drone Kizilelma mampu melesat dengan kecepatan 900 kilometer per jam, mampu membawa 1.500 kilogram rudal dan bom, terbang di ketinggian 12.000 meter, otonom, menerima misi di bawah kendali manusia, dan dirancang tidak terdeteksi radar.
Drone ini bisa mendarat dan lepas landas sendiri di atas trek pendek. Drone Kizilelma menawarkan kemampuan pesawat supersonik RCS (radar cross-section) rendah dan dilengkapi dengan radar AESA untuk sistem deteksi dan panduan.
Drone Kizilielma telah memasang canard kontrol untuk kemampuan manuver yang lebih baik. Dengan demikian, kompartemen internal akan memungkinkan bekerja di lingkungan yang diperebutkan sambil mempertahankan visibilitas rendah.
Dalam beberapa bulan mendatang, Kizilelma akan menjadi musuh utama militer Rusia sejak dimulainya perang antara Rusia dan Ukraina. Tes pertama drone kemungkinan akan dilakukan di wilayah Ukraina, mengingat negara tersebut dapat menambahkan pesawat tempur siluman ke gudang senjatanya.
CEO Baykar, Haluk Bayraktar mengatakan bahwa persahabatan dan kerja sama dengan Ukraina telah berlangsung selama bertahun-tahun. “Semua dukungan kami sepenuhnya di pihak Ukraina karena kami memiliki hubungan yang sangat kuat dan negara ini telah mengalami banyak serangan yang tidak adil, agresif, dan tidak berdasar. Tidak ada yang akan mengaburkan kerja sama kami, apa pun situasinya, posisi kami dalam masalah ini jelas,” katanya dikutip SINDOnews dari laman Bulgarian Military, Senin (5/9/2022).
Perusahaan pertahanan swasta Turki, Baykar, telah mengembangkan Kizilelma, drone serangan siluman tak berawak baru, dilengkapi dengan mesin jet Ivchenko untuk terbang dengan kecepatan supersonik. Baykar melalui akun Twitter mengumumkan bahwa drone Kizilelma siap untuk memulai pengujian dan ditargetkan beroperasi pada 2023.
Bayraktar Kizilelma adalah drone tempur siluman dengan mesin jet hingga mampu terbang mencapai kecepatan supersonik. Drone ini dikembangkan di bawah proyek MIUS (Muharip nsansız Uçak Sistemi atau Unmanned Combat Aircraft System/UCAS).
Baca Juga
Drone tempur anyar buatan Turki ini baru dipresentasikan pada 4 Agustus 2021 atau setahun setelah Bayraktar Kizilelma mencapai tahap prototipe. Drone Kizilelma mampu melesat dengan kecepatan 900 kilometer per jam, mampu membawa 1.500 kilogram rudal dan bom, terbang di ketinggian 12.000 meter, otonom, menerima misi di bawah kendali manusia, dan dirancang tidak terdeteksi radar.
Drone ini bisa mendarat dan lepas landas sendiri di atas trek pendek. Drone Kizilelma menawarkan kemampuan pesawat supersonik RCS (radar cross-section) rendah dan dilengkapi dengan radar AESA untuk sistem deteksi dan panduan.
Drone Kizilielma telah memasang canard kontrol untuk kemampuan manuver yang lebih baik. Dengan demikian, kompartemen internal akan memungkinkan bekerja di lingkungan yang diperebutkan sambil mempertahankan visibilitas rendah.
Baca Juga
Dalam beberapa bulan mendatang, Kizilelma akan menjadi musuh utama militer Rusia sejak dimulainya perang antara Rusia dan Ukraina. Tes pertama drone kemungkinan akan dilakukan di wilayah Ukraina, mengingat negara tersebut dapat menambahkan pesawat tempur siluman ke gudang senjatanya.
CEO Baykar, Haluk Bayraktar mengatakan bahwa persahabatan dan kerja sama dengan Ukraina telah berlangsung selama bertahun-tahun. “Semua dukungan kami sepenuhnya di pihak Ukraina karena kami memiliki hubungan yang sangat kuat dan negara ini telah mengalami banyak serangan yang tidak adil, agresif, dan tidak berdasar. Tidak ada yang akan mengaburkan kerja sama kami, apa pun situasinya, posisi kami dalam masalah ini jelas,” katanya dikutip SINDOnews dari laman Bulgarian Military, Senin (5/9/2022).
(wib)
tulis komentar anda