Kecoak Cyborg Jepang Siap Ditugaskan untuk Selamatkan Korban Gempa
Senin, 17 Oktober 2022 - 11:46 WIB
TOKYO - Seperti di Indonesia, Jepang juga terkenal sebagai negara yang sering mengalami gempa bumi. Badan Meterologi Jepang memperkirakan, ada sekitar 5.000 gempa terjadi di negara itu setiap tahunnya.
Melihat situasi itu, sejumlah ilmuwan Jepang mengembangkan kecoak cyborg yang kelak bisa digunakan untuk menyelamatkan korban gempa.
Bagi manusia, menerobos puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa tentu bukanlah hal mudah. Risikonya besar, dan bukan tidak mungkin merenggut nyawa.
Namun tidak demikian halnya dengan kecoak. Ukurannya yang kecil dan ringan memudahkannya menerobos masuk lubang atau ruang yang sangat kecil.
Pemikiran itulah yang mendorong sejumlah ilmuwan di Riken, sebuah lembaga riset ilmiah bergengsi di Jepang, untuk mengembangkan kecoak cyborg. Mereka pada intinya, mengembangkan perangkat elektronik setipis lembaran plastik yang dapat dilekatkan ke kecoak sehingga memungkinkan mereka menavigasi gerakan serangga itu.
Kenjiru Fukuda, ilmuwan senior di Riken, menjelaskan manfaat alat yang disebut solar electronic backpack itu. "Tujuan utama kami adalah memanfaatkan alat ini untuk membantu mencari penyintas di tempat-tempat di mana bencana terjadi. Khususnya, ketika terjadi bencana gempa di mana orang-orang terkubur di puing-puing bangunan yang runtuh. Kami berusaha mengembangkan aplikasi yang memungkinkan kami menerobos celah-celah kecil.”
Fukuda dan timnya memilih kecoak Madagaskar untuk penelitian mereka. Serangga yang suka mendesis ini berukuran cukup besar untuk bisa dibebani peralatan, namun tidak memiliki sayap yang bisa menghalangi gerak mereka.
Tim Riken mengakui, penelitian mereka masih jauh dari sempurna. Peralatan yang mereka kembangkan, contohnya, dilengkapi baterai yang tenaganya cepat habis. "Tenaga baterai dipasang pada robot kecil ini cepat habis, sehingga waktu eksplorasinya menjadi lebih singkat. Namun serangga cyborg ini aktif bergerak sehingga listrik yang dibutuhkan sebetulnya juga tidak begitu banyak," jelasnya seperti dilansir dari Unilad, Senin (16/10/2022).
Melihat situasi itu, sejumlah ilmuwan Jepang mengembangkan kecoak cyborg yang kelak bisa digunakan untuk menyelamatkan korban gempa.
Bagi manusia, menerobos puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa tentu bukanlah hal mudah. Risikonya besar, dan bukan tidak mungkin merenggut nyawa.
Namun tidak demikian halnya dengan kecoak. Ukurannya yang kecil dan ringan memudahkannya menerobos masuk lubang atau ruang yang sangat kecil.
Pemikiran itulah yang mendorong sejumlah ilmuwan di Riken, sebuah lembaga riset ilmiah bergengsi di Jepang, untuk mengembangkan kecoak cyborg. Mereka pada intinya, mengembangkan perangkat elektronik setipis lembaran plastik yang dapat dilekatkan ke kecoak sehingga memungkinkan mereka menavigasi gerakan serangga itu.
Kenjiru Fukuda, ilmuwan senior di Riken, menjelaskan manfaat alat yang disebut solar electronic backpack itu. "Tujuan utama kami adalah memanfaatkan alat ini untuk membantu mencari penyintas di tempat-tempat di mana bencana terjadi. Khususnya, ketika terjadi bencana gempa di mana orang-orang terkubur di puing-puing bangunan yang runtuh. Kami berusaha mengembangkan aplikasi yang memungkinkan kami menerobos celah-celah kecil.”
Fukuda dan timnya memilih kecoak Madagaskar untuk penelitian mereka. Serangga yang suka mendesis ini berukuran cukup besar untuk bisa dibebani peralatan, namun tidak memiliki sayap yang bisa menghalangi gerak mereka.
Tim Riken mengakui, penelitian mereka masih jauh dari sempurna. Peralatan yang mereka kembangkan, contohnya, dilengkapi baterai yang tenaganya cepat habis. "Tenaga baterai dipasang pada robot kecil ini cepat habis, sehingga waktu eksplorasinya menjadi lebih singkat. Namun serangga cyborg ini aktif bergerak sehingga listrik yang dibutuhkan sebetulnya juga tidak begitu banyak," jelasnya seperti dilansir dari Unilad, Senin (16/10/2022).
(wbs)
tulis komentar anda