Planet Pertama yang Ditemukan Teleskop Kepler Mendekati Kiamat

Senin, 19 Desember 2022 - 22:27 WIB
Planet ekstrasurya pertama yang ditemukan teleskop luar angkasa Kepler yang diberi nama resmi Kepler 1658b terancam kiamat. Foto/sciencenews
NEW JERSEY - Planet ekstrasurya pertama yang ditemukan teleskop luar angkasa Kepler yang diberi nama resmi Kepler 1658b terancam kiamat. Planet Kepler 1658b diperkirakan akan hancur karena bergerak jatuh ke pusat tata suryanya.

Teleskop Kepler yang diluncurkan pada tahun 2009 dalam sebuah misi menemukan planet ekstrasurya yang diamati melintas di depan bintangnya. Planet potensial pertama yang terlihat oleh teleskop awalnya dianggap sebagai alarm palsu, tetapi pada tahun 2019 astronom Ashley Chontos dan rekannya membuktikan bahwa itu nyata.

Namun, saat ini, Chontos memperkirakan nasib planet Kepler 1658b terancam hancur alias kiamat karena bergerak ke pusat tata surya. “Ini secara tragis berputar ke bintang induknya,” kata Chontos dari Universitas Princeton dikutip dari laman sciencenews, Senin (19/12/2022).





Planet yang kira-kira seukuran Jupiter itu sangat panas, mengorbit bintangnya setiap tiga hari sekali. Dalam pengamatan lanjutan dari 2019 hingga 2022, planet ini terus melewati bintang lebih awal dari yang diperkirakan. “Akhirnya akan tertelan,” ujar Chontos dan rekannya pada Astrophysical Journal Letters pada 19 Desember 2022.

Data gabungan dari Kepler dan teleskop lainnya menunjukkan bahwa planet ini semakin dekat dengan bintangnya. Planet Kepler 1658b ini diperkirakan memiliki sekitar 2,5 juta tahun tersisa sebelum menghadapi kematian yang berapi-api.

“Anda dapat melihat interval antara transit menyusut, sangat lambat tetapi sangat konsisten, dengan kecepatan 131 milidetik per tahun," kata astrofisikawan Shreyas Vissapragada dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts.

Kedengarannya tidak banyak. Tetapi jika tren ini berlanjut, planet ini hanya memiliki 2 juta atau 3 juta tahun lagi untuk hidup. “Untuk sesuatu yang sudah ada selama 2 hingga 3 miliar tahun, itu cukup singkat,” kata Vissapragada.

Baca juga; Ilmuwan Mengembangkan Icebot untuk Eksplorasi Planet yang Membeku

Jika masa hidup planet ini lebih dari 100 tahun manusia, dia akan memiliki sisa waktu lebih dari sebulan. Mempelajari Kepler 1658b saat hancur akan membantu menjelaskan siklus hidup planet serupa.

“Mempelajari bagaimana orbit menyusut dari waktu ke waktu, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang nasib semua planet," kata Vissapragada.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More