Populasi Penduduk China Turun 850.000 Jiwa, Ini 2 Pemicunya

Selasa, 17 Januari 2023 - 18:40 WIB
Populasi penduduk China pada tahun 2022 sekitar 1,4118 miliar jiwa atau turun 850.000 jiwa dibandingkan dari tahun 2021. Foto/Reuters
BEIJING - Populasi penduduk China turun untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, dan mencapai rekor terendah. Populasi penduduk China pada tahun 2022 sekitar 1,4118 miliar jiwa atau turun 850.000 jiwa dibandingkan dari tahun 2021.

Biro Statistik Nasional China dalam rilis resmi pada Selasa (17/1/2023) menyebutkan bahwa tingkat kelahiran tahun lalu adalah 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Angka ini turun dari 7,52 kelahiran pada tahun 2021, sekaligus menandai tingkat kelahiran terendah dalam sejarah.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2021, Amerika Serikat mencatat 11,06 kelahiran per 1.000 orang, dan Inggris Raya, 10,08 kelahiran. Di India pada tahun yang sama, diperkirakan India akan menyusul China sebagai negara terpadat di dunia, adalah 16,42 kelahiran.





Dalam angka riil, ada lebih dari satu juta kelahiran yang terdaftar pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 10,62 juta. China juga mencatat tingkat kematian tertinggi sejak 1976, tercatat ada 7,37 kematian per 1.000 orang pada 2022, naik dibandingkan dengan tingkat 7,18 kematian pada tahun 2021.

Cai Fang, Wakil Ketua Komite Urusan Pertanian dan Pedesaan Kongres Rakyat Nasional, mengatakan bahwa penurunan populasi China telah telah tercapai pada tahun 2022, atau jauh lebih awal dari yang diperkirakan. Penduduk China sampai akhir 2022 sekitar 1,41175 miliar orang, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2021) sebanyak 1,41260 miliar jiwa, atau turun 850.000 jiwa.

“Para ahli di bidang kependudukan dan ekonomi memprediksikan bahwa pada tahun 2022 atau paling lambat tahun 2023, negara saya akan memasuki era pertumbuhan penduduk negatif,” kata Cai dikutip SINDOnews dari laman theguardian, Selasa (17/1/2023).

Hasil dari sensus sekali dalam satu dekade yang diumumkan pada tahun 2021 menunjukkan populasi China tumbuh paling lambat dalam beberapa dekade. Cai menegaskan bahwa ini menandai awal dari periode penurunan populasi yang panjang, meskipun ada upaya besar pemerintah untuk membalikkan tren tersebut.



Yi Fuxian, seorang peneliti kebidanan dan ginekologi di University of Wisconsin-Madison dan pakar perubahan populasi China, mengatakan penurunan populasi terjadi hampir satu dekade lebih awal dari yang diproyeksikan pemerintah negara itu dan PBB.

“Artinya, krisis demografis China yang sebenarnya berada di luar imajinasi. Bahwa semua kebijakan ekonomi, sosial, pertahanan, dan luar negeri China di masa lalu didasarkan pada data demografis yang salah,” kata Yi di Twitter.

Pemerintah China juga mengumumkan PDB telah tumbuh 3% pada tahun 2022. Angka itu akan menandai salah satu periode pertumbuhan paling lambat dalam beberapa dekade, tetapi masih lebih tinggi dari yang diperkirakan.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More