Gempa Turki, Patahan Lempeng Anatolia dan Arab Pecah hingga Bergeser 3 Meter

Rabu, 08 Februari 2023 - 06:45 WIB
loading...
Gempa Turki, Patahan Lempeng Anatolia dan Arab Pecah hingga Bergeser 3 Meter
Gempa bumi Turki menyebabkan patahan utama antara lempeng Anatolia dan Arab sepanjang 225 km pecah dan bergeser 3 meter. Foto/Ilustrasi/DailyMail
A A A
ANKARA - Gempa bumi Turki menyebabkan patahan utama antara lempeng Anatolia dan Arab sepanjang 225 km pecah dan bergeser 3 meter. Patahan ini tergelincir akibat strike-slip faults atau akibat pergerakan kedua lempeng tersebut secara horizontal.

Turki berada di antara garis patahan utama tiga lempeng bumi, yaitu Lempeng Anatolia, Lempeng Arab, dan Lempeng Eurasia, sehingga rentan terhadap aktivitas seismik (gempa bumi). Ahli meteorologi mengungkapkan bahwa gempa bumi pada 6 Februari 2023 akibat pergeseran patahan sepanjang 225 km antara Lempeng Anatolia dan Lempeng Arab.

Seismolog Italia Dr Carlo Doglioni mengatakan kepada situs berita Italy 24 bahwa sebagai akibatnya, daratan Turki bisa tergelincir hingga 5 sampai 6 meter dibandingkan dengan wilayah Suriah. Jadi perkiraan awal bahwa daratan Turki bergeser sejauh 3 meter sangat masuk akal.



“Ini semua berdasarkan data awal, dan informasi yang lebih akurat akan tersedia dari satelit dalam beberapa hari mendatang,” katanya dikutip dari Dailymail, Rabu (8/2/2023).

Dr Bob Holdsworth, seorang profesor geologi struktural di Universitas Durham, mengatakan pergeseran lempeng itu sangat masuk akal mengingat besarnya kekuatan gempa tersebut. Apalagi gempa bumi disebabkan dua lempeng tektonik yang meluncur berlawanan arah dan tergelincir secara tiba-tiba.

Akhirnya, tekanan ini menyebabkan satu pelat atau lempeng tersentak baik di bawah atau di atas yang lain. Peristiwa ini melepaskan energi dalam jumlah besar, menciptakan getaran dan kehancuran infrastruktur apa pun di sekitarnya.

“Pergeseran horizontal semacam ini dapat menyebabkan terputusnya infrastruktur utama di bawah permukaan dan permukaan Bumi, termasuk pipa air, kabel listrik, pipa gas, dan terowongan,” katanya.



Dr Anastasios Sextos, profesor teknik gempa di University of Bristol, mengatakan bahwa wilayah Aleppo (Suriah) dan Gazientep (Turki) telah mengalami serangkaian gempa bumi yang menghancurkan sepanjang sejarah. Apalagi kedua wilayah ini berada di antara dua patahan besar, yaitu patahan Anatolia Timur dan Anatolia Utara, sehingga rentan terhadap aktivitas seismik.
Gempa Turki, Patahan Lempeng Anatolia dan Arab Pecah hingga Bergeser 3 Meter


Patahan ini terbentuk karena Lempeng Arab mendorong ke arah utara masuk ke dalam lempeng Eurasia, menekan Lempeng Anatolia ke arah barat menuju Laut Aegea. Gempa pada Senin 6 Februari 2023 terjadi di ujung barat daya garis patahan Anatolia Timur sepanjang 699 km.

Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pertama terjadi pada kedalaman sekitar 18 km, sedangkan yang kedua terjadi sembilan jam kemudian pada kedalaman 10 km berkekuatan 7,5 skala Richter. Setelah dua gempa besar pada hari Senin, gempa berkekuatan 5,8 lainnya melanda wilayah itu pada Selasa 7 Februari 2023 pagi pada kedalaman 1,9 km, yang berarti menyebabkan lebih banyak kerusakan.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2912 seconds (0.1#10.140)