Picu Ketakutan AS dan Sekutu, China Berencana Bangun Megakonstelasi 13.000 Satelit
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah memicu ketakutan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dengan rencana pembangunan megakonstelasi 13.000 satelit. Meskipun China menyebutkan megakonstelasi 13.000 satelit ini untuk menyediakan layanan internet 5G yang kuat keseluruh dunia.
Tentu AS dan sekutunya sudah tidak asing lagi dengan konstelasi satelit, karena sudah dikembangkan dan dioperasikan oleh perusahaan milik Elon Musk, yang dikenal dengan SpaceX Starlink. Dikutip dari laman Space, setidaknya sampai November 2022 ada 3.271 satelit Starlink dalam konstelasi satelit milik SpaceX.
Layanan SpaceX Starlink tujuannya juga untuk menyediakan layanan jaringan internet yang cepat dan kuat serta menjangkau seluruh pelosok bagian bumi mana pun. Namun, dalam perkembangannya, jaringan internet Starlink juga dapat digunakan dalam medan konflik dan kepentingan militer seperti dalam perang Rusia dan Ukraina.
Bisa jadi, potensi kemampuan besar yang dimiliki konstelasi satelit ini yang memicu kekhawatiran jika digunakan untuk kepentingan militer dan mata-mata. Apalagi China berencana membangun 13.000 satelit dalam megakonstelasi yang secara teknis mengalahkan konstelasi satelit Starlink.
Dikutip dari laman South China Morning Post (SCMP), Sabtu (25/2/2023), para peneliti mengatakan China berencana untuk membangun jaringan satelit besar di orbit dekat Bumi untuk menyediakan layanan internet kepada pengguna di seluruh dunia dan untuk melumpuhkan Starlink Elon Musk.
Menurut tim yang dipimpin oleh profesor Xu Can dari Universitas Teknik Antariksa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Beijing, proyek tersebut memiliki nama kode "GW". Namun, bagaimana detail proyek GW itu masih belum jelas, termasuk tentang cakupan jaringan atau bagaimana cara kerjanya.
Dikutip dari laman Daily News, 26 Januari 2022, detail pertama megakonstelasi ini dirilis pada akhir tahun 2020. Pemerintah China mengajukan permohonan ke Persatuan Telekomunikasi Internasional untuk alokasi spektrum, untuk dua konstelasi satelit orbit rendah Bumi.
Program ini dinamai 'GW' dan berjumlah 12.992 satelit, terdiri dari sub-rasi bintang yang mengorbit dari 310 mil hingga 711 mil (498,8 Km hingga 1.144 Km). Rencananya satelit ini beroperasi di berbagai pita frekuensi dan berpotensi beroperasi di seluruh dunia, menyediakan layanan ke berbagai negara.
Laman Slash Gear 24 Feberuari 2023 menyebutkan, proyek yang diberi kode nama "GW" ini bertujuan untuk membangun sekitar 12.000 satelit di orbit pada tahun 2027. Bahkan, pemerintah China ingin jaringannya dibangun sebelum konstelasi satelit Starlink benar-benar selesai.
Tentu, rencana megakonstelasi satelit China dapat memengaruhi Starlink secara langsung dan dalam beberapa cara. Secara ekonomi, Starlink belum mendapat saingan dalam pengembangan konstelasi satelit jaringan internet.
Dalam konteks yang lebih agresif, satelit GW juga dapat digunakan untuk memata-matai jaringan Musk secara efektif atau melakukan pengawasan satelit Starlink jarak dekat dan jangka panjang. Pada akhirnya, senjata berteknologi tinggi yang mampu menghancurkan satelit Starlink dapat dipasang ke satelit GW China.
Senjata, termasuk laser dan pemancar gelombang mikro, dapat digunakan untuk melumpuhkan satelit Starlink. Ini dapat dilakukan ketika memasuki area yang menurut pemerintah China tidak boleh dimasuki, seperti ruang di atas China.
Starlink sendiri memiliki berencana menempatkan 4.500 satelit di jaringan generasi pertamanya dan izin untuk menempatkan 7.500 satelit lainnya di orbit. Layanan ini tersedia di sebagian besar negara dan lokasi di seluruh dunia, dengan China menjadi salah satu pengecualian.
Program GW China ini merupakan bagian dari rencana lima tahun, berjalan hingga 2026, yang membutuhkan jaringan komunikasi terintegrasi, observasi Bumi, dan satelit navigasi. Program ini mendapat dukungan luas di tingkat atas pemerintah China, karena memungkinkan untuk berbagai satelit di seluruh China.
Menurut publikasi media pemerintah China, Science and Technology Daily, stasiun pangkalan komunikasi dibangun di Chongqing. Perusahaan yang mendapat kontrak untuk membangun pusat satelit di Chongqing, adalah Commsat.
China telah meluncurkan satelit observasi Bumi, termasuk dua satelit yang disebut Gaofen, yang diklaim China untuk memantau bencana laut, lingkungan maritim, dan konservasi air. Tidak ada rincian yang dirilis tentang kemampuan satelit, namun memiliki resolusi gambar setajam 5 inci, yang akan menempatkan pada level yang sama dengan satelit mata-mata AS.
China juga telah menyelesaikan peluncuran BeiDou, sebagai alternatif sistem navigasi satelit GPS milik AS, yang tersedia secara global. Baru-baru ini pada bulan Desember, China juga menyetujui produksi satelit uji komunikasi broadband, yang dibangun oleh Commsat sebagai perangkat uji.
Tentu AS dan sekutunya sudah tidak asing lagi dengan konstelasi satelit, karena sudah dikembangkan dan dioperasikan oleh perusahaan milik Elon Musk, yang dikenal dengan SpaceX Starlink. Dikutip dari laman Space, setidaknya sampai November 2022 ada 3.271 satelit Starlink dalam konstelasi satelit milik SpaceX.
Layanan SpaceX Starlink tujuannya juga untuk menyediakan layanan jaringan internet yang cepat dan kuat serta menjangkau seluruh pelosok bagian bumi mana pun. Namun, dalam perkembangannya, jaringan internet Starlink juga dapat digunakan dalam medan konflik dan kepentingan militer seperti dalam perang Rusia dan Ukraina.
Bisa jadi, potensi kemampuan besar yang dimiliki konstelasi satelit ini yang memicu kekhawatiran jika digunakan untuk kepentingan militer dan mata-mata. Apalagi China berencana membangun 13.000 satelit dalam megakonstelasi yang secara teknis mengalahkan konstelasi satelit Starlink.
Dikutip dari laman South China Morning Post (SCMP), Sabtu (25/2/2023), para peneliti mengatakan China berencana untuk membangun jaringan satelit besar di orbit dekat Bumi untuk menyediakan layanan internet kepada pengguna di seluruh dunia dan untuk melumpuhkan Starlink Elon Musk.
Menurut tim yang dipimpin oleh profesor Xu Can dari Universitas Teknik Antariksa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Beijing, proyek tersebut memiliki nama kode "GW". Namun, bagaimana detail proyek GW itu masih belum jelas, termasuk tentang cakupan jaringan atau bagaimana cara kerjanya.
Dikutip dari laman Daily News, 26 Januari 2022, detail pertama megakonstelasi ini dirilis pada akhir tahun 2020. Pemerintah China mengajukan permohonan ke Persatuan Telekomunikasi Internasional untuk alokasi spektrum, untuk dua konstelasi satelit orbit rendah Bumi.
Program ini dinamai 'GW' dan berjumlah 12.992 satelit, terdiri dari sub-rasi bintang yang mengorbit dari 310 mil hingga 711 mil (498,8 Km hingga 1.144 Km). Rencananya satelit ini beroperasi di berbagai pita frekuensi dan berpotensi beroperasi di seluruh dunia, menyediakan layanan ke berbagai negara.
Laman Slash Gear 24 Feberuari 2023 menyebutkan, proyek yang diberi kode nama "GW" ini bertujuan untuk membangun sekitar 12.000 satelit di orbit pada tahun 2027. Bahkan, pemerintah China ingin jaringannya dibangun sebelum konstelasi satelit Starlink benar-benar selesai.
Tentu, rencana megakonstelasi satelit China dapat memengaruhi Starlink secara langsung dan dalam beberapa cara. Secara ekonomi, Starlink belum mendapat saingan dalam pengembangan konstelasi satelit jaringan internet.
Dalam konteks yang lebih agresif, satelit GW juga dapat digunakan untuk memata-matai jaringan Musk secara efektif atau melakukan pengawasan satelit Starlink jarak dekat dan jangka panjang. Pada akhirnya, senjata berteknologi tinggi yang mampu menghancurkan satelit Starlink dapat dipasang ke satelit GW China.
Senjata, termasuk laser dan pemancar gelombang mikro, dapat digunakan untuk melumpuhkan satelit Starlink. Ini dapat dilakukan ketika memasuki area yang menurut pemerintah China tidak boleh dimasuki, seperti ruang di atas China.
Starlink sendiri memiliki berencana menempatkan 4.500 satelit di jaringan generasi pertamanya dan izin untuk menempatkan 7.500 satelit lainnya di orbit. Layanan ini tersedia di sebagian besar negara dan lokasi di seluruh dunia, dengan China menjadi salah satu pengecualian.
Program GW China ini merupakan bagian dari rencana lima tahun, berjalan hingga 2026, yang membutuhkan jaringan komunikasi terintegrasi, observasi Bumi, dan satelit navigasi. Program ini mendapat dukungan luas di tingkat atas pemerintah China, karena memungkinkan untuk berbagai satelit di seluruh China.
Menurut publikasi media pemerintah China, Science and Technology Daily, stasiun pangkalan komunikasi dibangun di Chongqing. Perusahaan yang mendapat kontrak untuk membangun pusat satelit di Chongqing, adalah Commsat.
China telah meluncurkan satelit observasi Bumi, termasuk dua satelit yang disebut Gaofen, yang diklaim China untuk memantau bencana laut, lingkungan maritim, dan konservasi air. Tidak ada rincian yang dirilis tentang kemampuan satelit, namun memiliki resolusi gambar setajam 5 inci, yang akan menempatkan pada level yang sama dengan satelit mata-mata AS.
China juga telah menyelesaikan peluncuran BeiDou, sebagai alternatif sistem navigasi satelit GPS milik AS, yang tersedia secara global. Baru-baru ini pada bulan Desember, China juga menyetujui produksi satelit uji komunikasi broadband, yang dibangun oleh Commsat sebagai perangkat uji.
(wib)