Begini Cara Kerja Radar Pendeteksi Pesawat Rusia P-18-2 Prima
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rusia baru-baru ini telah meningkatkan pertahanannya menggunakan radar pendeteksi pesawat P-18-2 Prima. Hal itu dilakukan usai mendapat serangan drone yang hampir menghancurkan fasilitas Gazprom.
Radar seluler P-18-2 Prima ini mulai dipasang pada 2 Maret 2023 berdasar laporan surat kabar Moskow, The Insider. Dalam berita tersebut juga mengungkapkan bahwa radar itu berfungsi sebagai pelacak dan pendeteksi target di udara yang mendekat.
Teknologi yang dapat mendeteksi pesawat siluman tersebut merupakan ciptaan PJSC NITEL dan PJSC NPO Almaz. Radar ini kemudian dipasarkan oleh Rosoboronexport (bagian dari Rostec State Corporation).
Baca juga : MiG-35 Fulcrum-F, Pesawat Tempur Rusia Paling Canggih yang Gagal Bersinar
P-18-2 menggunakan perangkat keras, pemrosesan sinyal digital, dan teknologi pembangkitan modern. Hal ini menghasilkan energi potensi tinggi dan peningkatan kekebalan.
Radar milik Rusia ini diklaim memiliki mobilitas tinggi karena dapat dibawa kemana saja, berbeda dari kebanyakan stasiun radar lainnya.
Untuk mengoperasikan teknologi ini dibutuhkan dua orang yang akan mengendalikan dan memantaunya dari kejauhan. Karena punya tingkat otomatisasi yang tinggi, pengaktifannya hanya membutuhkan waktu lima menit saja.
Nantinya, radar ini akan dibawa menggunakan kendaraan khusus untuk ditempatkan di lokasi yang rawan mendapat serangan atau di wilayah perbatasan.
Jangkauannya mencapai 320 km dengan sudut ketinggian hingga 45 derajat. Sedangkan jangkauan deteksi minimum berjarak jarak 500 meter.
Sang pengembang PJSC NITEL dan PJSC NPO Almaz mengklaim bahwa radar ini dapat beroperasi di medan yang sulit dan dalam kondisi cuaca buruk.
Baca juga : Spesifikasi Rudal Jelajah Penghindar Radar Kh 101, Senjata Andalan Rusia
Radar ini juga telah dibekali dengan peralatan navigasi satelit canggih berbasis sinyal GLONASS/GPS dengan pemosisian otomatis.
Selain diperkuat dengan sistem radar ini, Rusia juga melindungi dirinya dengan sistem pertahanan udara S-400 untuk melindungi Moskow.
Menurut Eurasian Times, selama hampir setahun, para pejabat Rusia menuduh Ukraina menggunakan drone untuk menyerang lapangan terbang, depot minyak, dan infrastruktur lainnya.
Meskipun begitu, Ukraina belum pernah buka mulut tentang serangan lintas batas tersebut. Dalam perang yang telah lebih dari setahun ini, serangan Kyiv memang kurang mendapat sorotan media barat.
Radar seluler P-18-2 Prima ini mulai dipasang pada 2 Maret 2023 berdasar laporan surat kabar Moskow, The Insider. Dalam berita tersebut juga mengungkapkan bahwa radar itu berfungsi sebagai pelacak dan pendeteksi target di udara yang mendekat.
Teknologi yang dapat mendeteksi pesawat siluman tersebut merupakan ciptaan PJSC NITEL dan PJSC NPO Almaz. Radar ini kemudian dipasarkan oleh Rosoboronexport (bagian dari Rostec State Corporation).
Baca juga : MiG-35 Fulcrum-F, Pesawat Tempur Rusia Paling Canggih yang Gagal Bersinar
P-18-2 menggunakan perangkat keras, pemrosesan sinyal digital, dan teknologi pembangkitan modern. Hal ini menghasilkan energi potensi tinggi dan peningkatan kekebalan.
Radar milik Rusia ini diklaim memiliki mobilitas tinggi karena dapat dibawa kemana saja, berbeda dari kebanyakan stasiun radar lainnya.
Untuk mengoperasikan teknologi ini dibutuhkan dua orang yang akan mengendalikan dan memantaunya dari kejauhan. Karena punya tingkat otomatisasi yang tinggi, pengaktifannya hanya membutuhkan waktu lima menit saja.
Nantinya, radar ini akan dibawa menggunakan kendaraan khusus untuk ditempatkan di lokasi yang rawan mendapat serangan atau di wilayah perbatasan.
Jangkauannya mencapai 320 km dengan sudut ketinggian hingga 45 derajat. Sedangkan jangkauan deteksi minimum berjarak jarak 500 meter.
Sang pengembang PJSC NITEL dan PJSC NPO Almaz mengklaim bahwa radar ini dapat beroperasi di medan yang sulit dan dalam kondisi cuaca buruk.
Baca juga : Spesifikasi Rudal Jelajah Penghindar Radar Kh 101, Senjata Andalan Rusia
Radar ini juga telah dibekali dengan peralatan navigasi satelit canggih berbasis sinyal GLONASS/GPS dengan pemosisian otomatis.
Selain diperkuat dengan sistem radar ini, Rusia juga melindungi dirinya dengan sistem pertahanan udara S-400 untuk melindungi Moskow.
Menurut Eurasian Times, selama hampir setahun, para pejabat Rusia menuduh Ukraina menggunakan drone untuk menyerang lapangan terbang, depot minyak, dan infrastruktur lainnya.
Meskipun begitu, Ukraina belum pernah buka mulut tentang serangan lintas batas tersebut. Dalam perang yang telah lebih dari setahun ini, serangan Kyiv memang kurang mendapat sorotan media barat.
(bim)