Fenomena El Nino Bikin Lautan Makin Panas, Mencapai Rekor Tertinggi dalam Sejarah
loading...
A
A
A
LONDON - Fenomena iklim yang dikenal sebagai El Nino telah menyebabkan suhu lautan mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Para ilmuwan di seluruh dunia pun mulai khawatir, suhu air laut yang ekstrem, akan menambah pemanasan global Bumi.
Selama fenomena El Nino, angin yang bertiup ke barat di sepanjang ekuator melambat, dan air hangat didorong ke timur, menciptakan suhu permukaan laut yang lebih hangat. Ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami apa penyebab kenaikan suhu ini, namun mereka memperkirakan suhu lautan akan terus meningkat.
“El Nino biasanya dikaitkan dengan suhu tinggi yang memecahkan rekor di tingkat global. Apakah ini akan terjadi pada tahun 2023 atau 2024 belum diketahui, tetapi saya pikir, lebih mungkin terjadi daripada tidak," kata Carlo Buontempo, Direktur Uni Eropa Layanan Perubahan Iklim Copernicus dikutip dari laman commondreams, Kamis (27/4/2023).
Para ilmuwan dari institusi termasuk Mercator Ocean International di Prancis, Scripps Institution of Oceanography di Amerika Serikat, dan Royal Netherlands Institute for Sea Research, berkolaborasi untuk mengamati kenaikan suhu permukaan laut.
Diketahui suhu lautan secara keseluruhan telah mencapai rekor tertinggi baru bulan ini, bahkan peningkatannya sangat ekstrem di tempat-tempat tertentu. Pada bulan Maret, suhu air di lepas pantai timur Amerika Utara mencapai 13,8 derajat Celcius atau lebih tinggi dari suhu rata-rata selama 1981-2011.
“Iklim telah berlipat ganda dalam pemanasan dalam 15 tahun terakhir. Saya tidak ingin membuat pernyataan tentang perubahan iklim atau perubahan alam, kami masih belum tahu (penyebabnya). Tapi kami melihat perubahan,” ujar peneliti Karina von Shukman dari Mercator Ocean International.
Bahkan, sejak 1 April 2023, suhu permukaan laut mencapai 21,1 derajat Celcius selama enam hari berturut-turut. Ini merupakan angka tertinggi sejak pencatatan dimulai, melampaui angka sebelumnya 21,0 derajat Celcius pada tahun 2016.
Naiknya suhu lautan cenderung menyebabkan peningkatan tingkat kematian hewan laut. Terlebih lagi, pola cuaca akan semakin ekstrem dan permukaan laut akan naik di seluruh dunia.
Dr Simon Good, analis kelautan di Met Office memperkirakan El Nino yang kuat akan berkontribusi pada pemanasan laut lebih lanjut. Dia memperkirakan El Nino terjadi pada akhir tahun merupakan bagian dari siklus variabilitas alami dalam sistem iklim yang melibatkan laut dan atmosfer.
Dia menjelaskan, ketika terjadi fenomena El Nino maka suhu permukaan laut di Pasifik timur tropis naik 0,5 derajat Celcius di atas rata-rata jangka panjang. Kondisi ini memperburuk keadaan karena permukaan laut telah mengalami kenaikan suhu.
“Suhu permukaan laut telah mengalami kenaikan mendadak pada bulan Maret. Bahkan kumpulan data global menunjukkan angka jauh di atas tingkat normal ini berlanjut hingga April," kata Dr Simon Good.
Tren pemanasan yang tidak biasa selama beberapa tahun terakhir telah terdeteksi sebagai El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang kuat. Diperkirakan El Nino akan terbentuk dalam beberapa bulan mendatang.
“Jika El Nino baru muncul di atasnya, kita mungkin akan mengalami pemanasan global tambahan sebesar 0,2-0,25 derajat Celcius," kata Dr Josef Ludescher dari Institut Penelitian Iklim Potsdam kepada BBC.
Hal senada juga diungkapkan Friederike Otto, dosen senior di Institut Grantham Imperial College London. Dia mengatakan kenaikan suhu yang dipicu El Nino dapat memperburuk dampak perubahan iklim yang sudah dialami beberapa negara, seperti diterjang gelombang panas parah, kekeringan, dan kebakaran hutan.
“Jika El Nino benar-benar berkembang, ada kemungkinan besar tahun 2023 akan lebih panas dari tahun 2016. Mengingat dunia terus menghangat karena manusia terus membakar bahan bakar fosil,” kata Otto.
Diberitakan sebelumnya, suhu ekstrem telah mengakibatkan kematian di India dan Thailand, bersamaan dengan penutupan sekolah dan hilangnya produktivitas di kedua negara. Pada pertengahan April, suhu mencapai 44,6 derajat Celcius di provinsi Tak, Thailand barat.
Temperatur ekstrem juga tercatat di Dhaka, Bangladesh sekitar 41 derajat Celcius, di Prayagraj, India mencapai 45 derajat Celcius, dan di Kalewa, Myanmar 44 derajat Celcius. Pada 23 April, sembilan kota di Pakistan mencatat suhu 40 derajat Celcius lebih.
Selama fenomena El Nino, angin yang bertiup ke barat di sepanjang ekuator melambat, dan air hangat didorong ke timur, menciptakan suhu permukaan laut yang lebih hangat. Ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami apa penyebab kenaikan suhu ini, namun mereka memperkirakan suhu lautan akan terus meningkat.
“El Nino biasanya dikaitkan dengan suhu tinggi yang memecahkan rekor di tingkat global. Apakah ini akan terjadi pada tahun 2023 atau 2024 belum diketahui, tetapi saya pikir, lebih mungkin terjadi daripada tidak," kata Carlo Buontempo, Direktur Uni Eropa Layanan Perubahan Iklim Copernicus dikutip dari laman commondreams, Kamis (27/4/2023).
Para ilmuwan dari institusi termasuk Mercator Ocean International di Prancis, Scripps Institution of Oceanography di Amerika Serikat, dan Royal Netherlands Institute for Sea Research, berkolaborasi untuk mengamati kenaikan suhu permukaan laut.
Diketahui suhu lautan secara keseluruhan telah mencapai rekor tertinggi baru bulan ini, bahkan peningkatannya sangat ekstrem di tempat-tempat tertentu. Pada bulan Maret, suhu air di lepas pantai timur Amerika Utara mencapai 13,8 derajat Celcius atau lebih tinggi dari suhu rata-rata selama 1981-2011.
“Iklim telah berlipat ganda dalam pemanasan dalam 15 tahun terakhir. Saya tidak ingin membuat pernyataan tentang perubahan iklim atau perubahan alam, kami masih belum tahu (penyebabnya). Tapi kami melihat perubahan,” ujar peneliti Karina von Shukman dari Mercator Ocean International.
Bahkan, sejak 1 April 2023, suhu permukaan laut mencapai 21,1 derajat Celcius selama enam hari berturut-turut. Ini merupakan angka tertinggi sejak pencatatan dimulai, melampaui angka sebelumnya 21,0 derajat Celcius pada tahun 2016.
Naiknya suhu lautan cenderung menyebabkan peningkatan tingkat kematian hewan laut. Terlebih lagi, pola cuaca akan semakin ekstrem dan permukaan laut akan naik di seluruh dunia.
Dr Simon Good, analis kelautan di Met Office memperkirakan El Nino yang kuat akan berkontribusi pada pemanasan laut lebih lanjut. Dia memperkirakan El Nino terjadi pada akhir tahun merupakan bagian dari siklus variabilitas alami dalam sistem iklim yang melibatkan laut dan atmosfer.
Dia menjelaskan, ketika terjadi fenomena El Nino maka suhu permukaan laut di Pasifik timur tropis naik 0,5 derajat Celcius di atas rata-rata jangka panjang. Kondisi ini memperburuk keadaan karena permukaan laut telah mengalami kenaikan suhu.
“Suhu permukaan laut telah mengalami kenaikan mendadak pada bulan Maret. Bahkan kumpulan data global menunjukkan angka jauh di atas tingkat normal ini berlanjut hingga April," kata Dr Simon Good.
Tren pemanasan yang tidak biasa selama beberapa tahun terakhir telah terdeteksi sebagai El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang kuat. Diperkirakan El Nino akan terbentuk dalam beberapa bulan mendatang.
“Jika El Nino baru muncul di atasnya, kita mungkin akan mengalami pemanasan global tambahan sebesar 0,2-0,25 derajat Celcius," kata Dr Josef Ludescher dari Institut Penelitian Iklim Potsdam kepada BBC.
Hal senada juga diungkapkan Friederike Otto, dosen senior di Institut Grantham Imperial College London. Dia mengatakan kenaikan suhu yang dipicu El Nino dapat memperburuk dampak perubahan iklim yang sudah dialami beberapa negara, seperti diterjang gelombang panas parah, kekeringan, dan kebakaran hutan.
“Jika El Nino benar-benar berkembang, ada kemungkinan besar tahun 2023 akan lebih panas dari tahun 2016. Mengingat dunia terus menghangat karena manusia terus membakar bahan bakar fosil,” kata Otto.
Diberitakan sebelumnya, suhu ekstrem telah mengakibatkan kematian di India dan Thailand, bersamaan dengan penutupan sekolah dan hilangnya produktivitas di kedua negara. Pada pertengahan April, suhu mencapai 44,6 derajat Celcius di provinsi Tak, Thailand barat.
Temperatur ekstrem juga tercatat di Dhaka, Bangladesh sekitar 41 derajat Celcius, di Prayagraj, India mencapai 45 derajat Celcius, dan di Kalewa, Myanmar 44 derajat Celcius. Pada 23 April, sembilan kota di Pakistan mencatat suhu 40 derajat Celcius lebih.
(wib)