Spesifikasi Badak Skyranger 30 Buatan Pindad dengan Rheinmetall Skyranger
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kendaraan tempur (ranpur) Badak Skyranger 30 menarik perhatian, sejak pertama kali dipamerkan di Indo Defence tahun lalu. Kendaraan ini merupakan kolaborasi Pindad Badak dengan Rheinmetall Skyranger.
Dilansir dari Twitter Random World War @RandomWorldWar, Badak Skyranger 30 merupakan produksi lokal. Produk ini cukup menarik banyak mata saat Indo Defence tahun lalu.
"Karena memang kolaborasi antara hull (badan/sasis) Pindad Badak dan turret (kepala) Rheinmetall Skyranger 30 terbaru (hanya mockup) terlihat sangat ambisius," katanya, dikutip Jumat (19/5/2023).
Yang mengejutkan, hingga saat ini Indonesia belum memiliki Self-Propelled Anti-Aircraft Gun (SPAAG). Padahal ini alutsista yang sangat penting untuk "payung udara" pasukan di darat, anti-helikopter, pesawat, drone/kamikaze.
"Indonesia membutuhkan SPAAG, kemudian SPAAG buatan mana yang akan kita ambil? Yang jelas tidak mungkin Pantsir S1/Tunguska buatan Rusia karena CAATSA, apa akan ada ToT ke Jerman untuk Skyranger 30/35? Apakah akan ambil produk yang sudah ada seperti Biho Korea Selatan?," sambungnya.
Sementara itu, dilansir dari lama Pindad, kendaraan tempur itu merupakan Panser 6x6 Kanon 90 mm BADAK.
Kendaraan temput ini merupakan varian baru dari keluarga Ranpur 6x6 PT Pindad (Persero) yang dibuat berdasarkan kebutuhan TNI, khususnya satuan kavaleri.
"Kendaraan ini dilengkapi dengantwo-man turretkaliber 90 mm, serta senapan mesin kaliber 7,62 mm, untuk daya gempur maksimal dan dioperasikan oleh 3 orang personel.
"Mesin diesel 340 HP yang dilengkapi dengan Turbo Charger Intercooler mampu membawa kendaraan ini pada top speed 80 km/h dengan daya jelajah sejauh 600 kilometer," sambungnya.
Dikutip dari Indonesia Defense, dijelaskan ranpur ini bertipe 6×6 dengan mengusung kubah bersenjatakan kanon antipesawat. Ranpur ini adalah hasil produksi kolaborasi antara Pindad dan Oerlikon Contraves dari Swiss, anak perusahaan Rheinmetall Defence, Jerman.
Turret tak berawak ini merupakan anggota keluarga sistem pertahanan udara modular Skyranger, termasuk manajemen pertempuran, sistem senjata dan sistem rudal, yang dapat membentuk arsitektur pertahanan udara.
Sistem senjata Skyranger juga dapat beroperasi secara mandiri atau bersama dengan sistem rudal dan unit pengendalian tembakan yang ada.
Menara tak berawak Skyranger memiliki sensor pelacakan elektro-optik, yang secara otomatis melacak target, yang ditetapkan baik oleh pusat kendali, radar eksternal, atau target yang diperoleh oleh sensornya sendiri.
Sistem sensor pasif terdiri dari kamera inframerah, kamera TV, dan pengintai laser. Sistem Skyranger sanggup beroperasi di segala kondisi cuaca, siang atau malam hari.
Sebagai persenjataannya berupa kanon tunggal kaliber 35 mm dengan amunisi AHEAD(Advanced Hit Efficiency And Destruction). Senjata ini efektif terhadap target udara kecil dan bergerak cepat, baikdrone, pesawat terbang, helikopter juga rudal. Jarak tembak efektifnya sekitar 4 km.
"Sistem senjata Skyranger juga efektif terhadap target darat dan dapat digunakan sebagai senjata pendukung tembakan," pungkasnya.
Dilansir dari Twitter Random World War @RandomWorldWar, Badak Skyranger 30 merupakan produksi lokal. Produk ini cukup menarik banyak mata saat Indo Defence tahun lalu.
"Karena memang kolaborasi antara hull (badan/sasis) Pindad Badak dan turret (kepala) Rheinmetall Skyranger 30 terbaru (hanya mockup) terlihat sangat ambisius," katanya, dikutip Jumat (19/5/2023).
Yang mengejutkan, hingga saat ini Indonesia belum memiliki Self-Propelled Anti-Aircraft Gun (SPAAG). Padahal ini alutsista yang sangat penting untuk "payung udara" pasukan di darat, anti-helikopter, pesawat, drone/kamikaze.
"Indonesia membutuhkan SPAAG, kemudian SPAAG buatan mana yang akan kita ambil? Yang jelas tidak mungkin Pantsir S1/Tunguska buatan Rusia karena CAATSA, apa akan ada ToT ke Jerman untuk Skyranger 30/35? Apakah akan ambil produk yang sudah ada seperti Biho Korea Selatan?," sambungnya.
Sementara itu, dilansir dari lama Pindad, kendaraan tempur itu merupakan Panser 6x6 Kanon 90 mm BADAK.
Kendaraan temput ini merupakan varian baru dari keluarga Ranpur 6x6 PT Pindad (Persero) yang dibuat berdasarkan kebutuhan TNI, khususnya satuan kavaleri.
"Kendaraan ini dilengkapi dengantwo-man turretkaliber 90 mm, serta senapan mesin kaliber 7,62 mm, untuk daya gempur maksimal dan dioperasikan oleh 3 orang personel.
"Mesin diesel 340 HP yang dilengkapi dengan Turbo Charger Intercooler mampu membawa kendaraan ini pada top speed 80 km/h dengan daya jelajah sejauh 600 kilometer," sambungnya.
Dikutip dari Indonesia Defense, dijelaskan ranpur ini bertipe 6×6 dengan mengusung kubah bersenjatakan kanon antipesawat. Ranpur ini adalah hasil produksi kolaborasi antara Pindad dan Oerlikon Contraves dari Swiss, anak perusahaan Rheinmetall Defence, Jerman.
Turret tak berawak ini merupakan anggota keluarga sistem pertahanan udara modular Skyranger, termasuk manajemen pertempuran, sistem senjata dan sistem rudal, yang dapat membentuk arsitektur pertahanan udara.
Sistem senjata Skyranger juga dapat beroperasi secara mandiri atau bersama dengan sistem rudal dan unit pengendalian tembakan yang ada.
Menara tak berawak Skyranger memiliki sensor pelacakan elektro-optik, yang secara otomatis melacak target, yang ditetapkan baik oleh pusat kendali, radar eksternal, atau target yang diperoleh oleh sensornya sendiri.
Sistem sensor pasif terdiri dari kamera inframerah, kamera TV, dan pengintai laser. Sistem Skyranger sanggup beroperasi di segala kondisi cuaca, siang atau malam hari.
Sebagai persenjataannya berupa kanon tunggal kaliber 35 mm dengan amunisi AHEAD(Advanced Hit Efficiency And Destruction). Senjata ini efektif terhadap target udara kecil dan bergerak cepat, baikdrone, pesawat terbang, helikopter juga rudal. Jarak tembak efektifnya sekitar 4 km.
"Sistem senjata Skyranger juga efektif terhadap target darat dan dapat digunakan sebagai senjata pendukung tembakan," pungkasnya.
(san)