Suhu Bumi Diprediksi Naik Drastis hingga 5 Tahun Mendatang, Cuaca Semakin Membara

Sabtu, 20 Mei 2023 - 06:28 WIB
loading...
Suhu Bumi Diprediksi Naik Drastis hingga 5 Tahun Mendatang, Cuaca Semakin Membara
Suhu global berpotensi tembus ambang batas hingga 2027, dampaknya cuaca bumi diperkirakan bakal semakin memanas. Foto: dok Livescience
A A A
JAKARTA - Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) memberi peringatan akan potensi kenaikan suhu global dalam lima tahun ke depan. Hal ini bakal memberikan dampak yang mengkhawatirkan. El Nino dan perubahan iklim akan mendorong suhu melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius.

Menurut laporan WMO , ada kemungkinan 66% suhu permukaan global rata-rata akan menembus batasan tersebut. Dan jika hal tersebut benar-benar terjadi, ini akan jadi pertama kalinya kenaikan suhu yang luar biasa. Dampaknya bisa sangat beragam, mulai dari cuaca yang semakin terik, kekeringan, curah hujan menurun, hingga kebakaran hutan.

Perlu diketahui, ambang batas ini merupakan kesepakatan 200 negara dalam Perjanjian Paris 2015. Disebutkan bahwa setiap negara harus mampu menekan kenaikan suhu kurang dari 1,5 derajat Celcius.

Para ilmuwan juga telah memperingatkan bahwa kenaikan suhu melewati 1,5 derajat Celcius bakal memberikan dampak kerusakan iklim yang tidak dapat diperbaiki. Beberapa di antaranya seperti runtuhnya lapisan es Greenland dan Antartika Barat. Tak hanya itu, ada lagi potensi bencana kekeringan parah, gelombang panas, hingga cuaca ekstrem di berbagai wilayah di dunia.

“El Nino memanas diperkirakan akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang dan ini akan digabungkan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia untuk mendorong suhu global ke level yang belum dipetakan,” kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, dilansir dari Live Science.

Laporan WMO terbaru mencakup 2023-2027. Mereka juga memperkirakan 98 persen kemungkinan lima tahun mendatang akan jadi tahun terpanas. Bahkan kenaikan suhunya diprediksi melebihi 1,28 derajat Celcius, rekor terpanas sebelumnya pada 2016.

Peluang menembus ambang batas sebelumnya hanya mendekati nol pada 2015. Kemudian probabilitasnya naik menjadi 48% di 2022, dan sekarang mencapai 66%.

Para peneliti melihat kenaikan suhu akan tersebar secara tidak merata. Kutub Utara misalnya, fluktuasi suhu bisa tiga kali lipat dibanding wilayah dunia lainnya. Alhasil, ini akan mempercepat pencairan es dan berdampak pada sistem cuaca, seperti jet stream atau arus Atlantik Utara.



Curah hujan diprediksi akan menurun di seluruh Amerika Tengah, Australia, Indonesia, dan Amazon. Meski begitu, Taalas menyebut kondisi kenaikan suhu menembus ambang batas tidak akan berlangsung secara permanen.

Namun setidaknya laporan WMO ini bisa menjadi pengingat bahwa potensinya dalam lima tahun ke depan sedemikian buruknya. “WMO membunyikan alarm bahwa kita harus wasapada,” kata Taalas.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1652 seconds (0.1#10.140)