Luar Angkasa Dipenuhi Sampah Pecahan Roket dan Satelit, Bagaimana Cara Membersihkannya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tidak hanya Bumi, luar angkasa juga ternyata banyak sampah. Sampah-sampah itu harus dibersihkan, tetapi dengan cara apa? Hingga kini belum ada solusi.
Dilansir dari Wired, masalah sampah di luar angkasa, lebih sulit diatasi. Seluruh komunitas ilmiah harus bersatu, mencari solusi mengatasi permasalahan sampah di luar angkasa ini.
"Saat ini, ada lebih dari 29.000 objek yang lebih besar dari 10 cm mengambang di seluruh Bumi," kata sebuah pernyataan dari tim studio Roosegaarde, dikutip Rabu (24/5/2023).
Sampah luar angkasa itu berasal dari pecahan roket dan satelit yang rusak. Untuk objek yang sangat besar dan padat, seperti bagian roket, bisa kembali ke bumi setelah masuk kembali ke atmosfer.
ESA Engineer, Michel Van Pelt mengatakan, ketika puing-puing kecil sampah luar angkasa itu bertabrakan, kecepatan rata-rata dua objek yang bertabrakan satu sama lain adalah 11 m per detik (40.000 km per jam).
"Dengan ini, bahkan objek berukuran milimeter dapat menyebabkan kerusakan signifikan, pada pesawat ruang angkasa aktif, hingga hilangnya fungsi," sambungnya.
Direktur Teknologi, Teknik dan Kualitas ESA, Franco Ongaro menambahkan, di luar meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, tindakan konkret perlu diperlukan.
"Salah satu cara terbaik (dan paling sederhana) untuk mengatasi masalah ini, solusinya adalah membuang objek ruang angkasa setelah misi, dengan cara masukkan kembali ke atmosferm," pungkasnya.
Dilansir dari Wired, masalah sampah di luar angkasa, lebih sulit diatasi. Seluruh komunitas ilmiah harus bersatu, mencari solusi mengatasi permasalahan sampah di luar angkasa ini.
"Saat ini, ada lebih dari 29.000 objek yang lebih besar dari 10 cm mengambang di seluruh Bumi," kata sebuah pernyataan dari tim studio Roosegaarde, dikutip Rabu (24/5/2023).
Sampah luar angkasa itu berasal dari pecahan roket dan satelit yang rusak. Untuk objek yang sangat besar dan padat, seperti bagian roket, bisa kembali ke bumi setelah masuk kembali ke atmosfer.
ESA Engineer, Michel Van Pelt mengatakan, ketika puing-puing kecil sampah luar angkasa itu bertabrakan, kecepatan rata-rata dua objek yang bertabrakan satu sama lain adalah 11 m per detik (40.000 km per jam).
"Dengan ini, bahkan objek berukuran milimeter dapat menyebabkan kerusakan signifikan, pada pesawat ruang angkasa aktif, hingga hilangnya fungsi," sambungnya.
Baca Juga
Direktur Teknologi, Teknik dan Kualitas ESA, Franco Ongaro menambahkan, di luar meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, tindakan konkret perlu diperlukan.
"Salah satu cara terbaik (dan paling sederhana) untuk mengatasi masalah ini, solusinya adalah membuang objek ruang angkasa setelah misi, dengan cara masukkan kembali ke atmosferm," pungkasnya.
(san)