Seram! Penampakan Wajah Vampir Connecticut Amerika Serikat Abad ke-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wajah vampir Connecticut berhasil direkonstruksi dengan teknologi rekonstruksi wajah forensik. Vampir ditemukan arkeolog, pada 1990, dari kuburan abad ke-19 di Kota Giswold, Connecticut, Amerika Serikat.
Saat ditemukan, di dalam kuburan itu ditemukan tengkorak. Vampir ini berasal dari New England dan dicurigai akan bangkit dari kubur, sehingga dilakukan penggalian.
Dilansir dari Heritage Daily, pada abad-19 terjadi kepanikan dan teror vampir New England. Kepanikan itu terjadi akibat wabah tuberkulosis (TB) menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacte-rium tuberculosis (MTB).
"Penyakit ini umumnya mempengaruhi paru-paru, menyebabkan batuk kronis dengan lendir yang mengandung darah, demam, keringat malam dan penurunan berat badan," kata laman itu, dikutip Selasa (6/6/2023).
Di seluruh negara bagian Connecticut, Maine, Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island dan Vermont, wabah tuberkulosis tersebar di antara anggota keluarga dan rumah tangga.
Begitu parahnya epidemi, menghilangkan 2 persen populasi warga di kawasan itu, dari tahun 1786 hingga 1800.
Ketika seorang penderita tuberkulosis meninggal, diasumsikan bahwa mereka mengkonsumsi kehidupan kerabat mereka yang masih hidup yang juga sakit karena tuberkulosis, karena kedekatan mereka dengan yang terinfeksi.
"Untuk melindungi para penyintas dan menangkal gejala konsumsi, tubuh mereka yang meninggal digali untuk memeriksa sifat-sifat vampir. Ciri-ciri vampir ditentukan oleh seberapa segar mayat itu ditemukan," jelasnya.
Pemeriksaan dilakukan pada jantung atau organ lain yang mengandung bukti darah cair. Setelah mayat vampir diidentifikasi, sisa-sisa itu diserahkan di kuburan, mayatnya lalu dipenggal, dikubur mayat bersilang.
Selama beberapa dekade, "Connecticut Vampire" hanya dikenal sebagai "JB55," berdasarkan payung kuningan peti mati yang memiliki inisial almarhum dan usia kematian.
Saat ditemukan, di dalam kuburan itu ditemukan tengkorak. Vampir ini berasal dari New England dan dicurigai akan bangkit dari kubur, sehingga dilakukan penggalian.
Dilansir dari Heritage Daily, pada abad-19 terjadi kepanikan dan teror vampir New England. Kepanikan itu terjadi akibat wabah tuberkulosis (TB) menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacte-rium tuberculosis (MTB).
"Penyakit ini umumnya mempengaruhi paru-paru, menyebabkan batuk kronis dengan lendir yang mengandung darah, demam, keringat malam dan penurunan berat badan," kata laman itu, dikutip Selasa (6/6/2023).
Di seluruh negara bagian Connecticut, Maine, Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island dan Vermont, wabah tuberkulosis tersebar di antara anggota keluarga dan rumah tangga.
Begitu parahnya epidemi, menghilangkan 2 persen populasi warga di kawasan itu, dari tahun 1786 hingga 1800.
Ketika seorang penderita tuberkulosis meninggal, diasumsikan bahwa mereka mengkonsumsi kehidupan kerabat mereka yang masih hidup yang juga sakit karena tuberkulosis, karena kedekatan mereka dengan yang terinfeksi.
"Untuk melindungi para penyintas dan menangkal gejala konsumsi, tubuh mereka yang meninggal digali untuk memeriksa sifat-sifat vampir. Ciri-ciri vampir ditentukan oleh seberapa segar mayat itu ditemukan," jelasnya.
Pemeriksaan dilakukan pada jantung atau organ lain yang mengandung bukti darah cair. Setelah mayat vampir diidentifikasi, sisa-sisa itu diserahkan di kuburan, mayatnya lalu dipenggal, dikubur mayat bersilang.
Selama beberapa dekade, "Connecticut Vampire" hanya dikenal sebagai "JB55," berdasarkan payung kuningan peti mati yang memiliki inisial almarhum dan usia kematian.