Suhu Panas Ekstrem 50,4 Derajat Celcius Panggang Maroko
loading...
A
A
A
RABAT - Maroko menetapkan rekor suhu tinggi lebih dari 50 derajat Celcius untuk pertama kalinya, menurut layanan meteorologi negara Afrika Utara itu.
Menurut Direktorat Jenderal Meteorologi, Jumat lalu stasiun meteorologi di kota pantai selatan Agadir mencatat rekor nasional baru 50,4 derajat Celcius.
Maroko menghadapi serangkaian gelombang panas sepanjang musim panas dengan pembacaan suhu tinggi, melampaui rekor sebelumnya.
Menurut dinas cuaca, suhu tertinggi yang pernah tercatat sebelumnya adalah pada 13 Juli, yakni 49,9 derajat Celcius, di kota Smara, Sahara Barat.
“Gelombang panas ini disebabkan oleh masuknya udara kering dan panas dari selatan. Itu menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan, melebihi rata-rata bulanan lima hingga 13 derajat Celcius," kata otoritas metrologi dalam sebuah pernyataan.
Gelombang panas juga menyebabkan kebakaran hutan terjadi selama beberapa hari terakhir di Maroko utara, dekat Tangier dan lebih jauh ke timur di wilayah Taza.
Menurut wartawan AFP, fenomena tersebut mengakibatkan rusaknya hutan, namun sejauh ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, cuaca terpanas yang pernah tercatat di bumi terjadi pada Juli lalu, melampaui rekor sebelumnya, yaitu pada Juli 2019, sebesar 0,33 derajat Celcius.
Maroko menduduki peringkat terhangat keempat bulan lalu.
Departemen cuaca memperkirakan sedikit penurunan suhu selama beberapa hari ke depan di bagian utara Afrika Utara.
Menurut Direktorat Jenderal Meteorologi, Jumat lalu stasiun meteorologi di kota pantai selatan Agadir mencatat rekor nasional baru 50,4 derajat Celcius.
Maroko menghadapi serangkaian gelombang panas sepanjang musim panas dengan pembacaan suhu tinggi, melampaui rekor sebelumnya.
Menurut dinas cuaca, suhu tertinggi yang pernah tercatat sebelumnya adalah pada 13 Juli, yakni 49,9 derajat Celcius, di kota Smara, Sahara Barat.
“Gelombang panas ini disebabkan oleh masuknya udara kering dan panas dari selatan. Itu menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan, melebihi rata-rata bulanan lima hingga 13 derajat Celcius," kata otoritas metrologi dalam sebuah pernyataan.
Gelombang panas juga menyebabkan kebakaran hutan terjadi selama beberapa hari terakhir di Maroko utara, dekat Tangier dan lebih jauh ke timur di wilayah Taza.
Menurut wartawan AFP, fenomena tersebut mengakibatkan rusaknya hutan, namun sejauh ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, cuaca terpanas yang pernah tercatat di bumi terjadi pada Juli lalu, melampaui rekor sebelumnya, yaitu pada Juli 2019, sebesar 0,33 derajat Celcius.
Maroko menduduki peringkat terhangat keempat bulan lalu.
Departemen cuaca memperkirakan sedikit penurunan suhu selama beberapa hari ke depan di bagian utara Afrika Utara.
(wbs)