Mengungkap Proyek Thor, Senjata Rahasia Mematikan AS dari Luar Angkasa

Minggu, 20 Agustus 2023 - 10:44 WIB
loading...
Mengungkap Proyek Thor, Senjata Rahasia Mematikan AS dari Luar Angkasa
Ilustrasi satelit dari luar angkasa menembakkan senjata canggih dengan target di bumi. (Foto: Space.com)
A A A
JAKARTA - Ilmuwan Amerika Serikat mengembangkan senjata rahasia mematikan dari luar angkasa mirip senjata Thor .

Perang Dingin yang berlangsung dalam kurun waktu 1947-1991 diwarnai perlombaan senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. AS mewakili Blok Barat yang memiliki ideologi liberal-kapitalis, sementara Uni Soviet merepresentasikan Blok Timur berideologi sosialis-komunis.

Selama kurun waktu ini, para ilmuwan Amerika bekerja keras menemukan senjata dengan konsep luar angkasa berjuluk Rods From God alias Tongkat Tuhan. Proyek ini disebut proyek Thor.

Dikutip dari Slash Gear, Minggu (20/8/2023), senjata rahasia bisa menimbulkan kerusakan yang setara sebongkah logam yang dijatuhkan dari ketinggian.

Kerusakan dahsyat dipastikan akan terjadi jika senjata dari logam langka terberat di dunia, tungsten dijatuhkan dari luar angkasa. Jauhnya bisa bermil-mil di atas permukaan bumi.

Kecepatannya berkali-kali lipat suara, energi kinetik yang dilepaskan oleh senjata semacam itu akan sangat besar. Lebih dari cukup untuk menghancurkan berbagai jenis target darat. Gagasan tentang senjata kinetik bukanlah hal baru. Selama berabad-abad, menusia telah mengkaji dan mempraktikkannya dengan cara sederhana menjatuhkan senjata ke posisi lawan.



Sejarah mencatat, dalam Perang Vietnam, Angkatan Udara AS menjatuhkan bom berjuluk Lazy Dog dari pesawat ke target sasaran. Bom ini adalah jenis proyektil kinetik kecil.

Panjangnya sekitar 1,75 inci (44 mm), diameter 0,5 inci (13 mm), dan beratnya sekitar 0,7 ons (20 g). Lazy Dog tidak mengandung bahan peledak tetapi ketika dijatuhkan akan mengembangkan energi kinetik yang signifikan, menjadikannya senjata mematikan.

Dibandingkan bahan peledak konvensional, Lazy Dog lebih ringan, dapat digunakan dalam jumlah besar, dan jauh lebih murah. Probabilitas Lazy Dog meledak dijatuhkan juga lebih tinggi ketimbang bom tandan sehingga meminimalisir risiko bagi warga sipil.
Pemikiran di balik Proyek Thor dengan menggunakan bom berbasis energi kinetik bermula dari ide ilmuwan Boeing Jerry Pournelle pada 1957. Dia mengambil konsep Lazy Dog dan membuatnya jauh lebih besar.

Riset awal senjata kinetik hipersonik

Dalam perhitungan awal, batang tungsten yang dijatuhkan dari luar angkasa harus sepanjang 20 kaki dan berdiameter satu kaki. Sehingga saat dijatuhkan dari orbit, batang seberat 24.000 pon itu akan mencapai kecepatan hipersonik mendekati Mach 10 sebelum tumbukan dengan target sasaran. Daya rusak peledak berjuluk Tongkat Tuhan ini diharapkan lebih masif dari bom Lazy Dog yang sekadar menghancurkan kendaraan lapis baja ringan atau menembus bangunan.

Ekspektasinya, ledakan bom Tongkat Tuhan mampu menembus bungker yang berlokasi jauh di dalam tanah.
Kelebihan lain dari bom ini adalah tidak menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan dan manusia di sekitar, seperti bom atom .



Ironisnya, meskipun sederhana, batang tungsten ini harganya akan sangat mahal, karena bobotnya berat. NASA memperkirakan, biayanya sekitar USD10.000 atau Rp152 juta untuk menempatkan satu pon tungsten ke orbit. Artinya, biaya totalnya sekitar USD240 juta atau Rp3,7 triliun untuk mendapatkan satu batang ke luar angkasa. Di tahun 1960-an, dengan teknologi roket saat itu, harganya bisa lebih mahal.

Seperti senjata Perang Dingin lainnya, konsep Tongkat Tuhan tidak pernah mencapai hasil, tetapi tidak sepenuhnya sia-sia. Setelah 9/11, ketika pasukan Amerika memburu Al Qaeda di pegunungan Afghanistan, konsep senjata hipersonik penghancur bunker hipersonik dipakai.

Konsep senjata yang tidak akan usang

Konsep Hypervelocity Rod Bundles (HRB) sederhanya hanya menjatuhkan bom dari jaringan satelit di luar angkasa ke target di Bumi. Militer AS memperkirakan senjata semacam itu dapat dikerahkan dalam hitungan menit, jauh lebih cepat dari rudal balistik antarbenua konvensional.

Konsep HRB tidak pernah diimplementasikan dalam kapasitas resmi, karena biaya yang mahal. Namun, para ilmuwan China mengkaji konsep senjata hipersonik kinetik dan temuan awal mereka sangat mengejutkan.

Para peneliti di North University of China di Taiyuan, provinsi Shanxi bekerja sama dengan Intelligent Weapon Research Institute, berhasil mendorong kecepatan batang tungsten hingga kecepatan hingga 6.700 mph, hampir sembilan kali kecepatan suara.
Temuan ini menunjukkan, pada tumbukan dengan bunker beton, jumlah energi kinetik yang dilepaskan akan menciptakan gelombang kejut bertekanan tinggi. Hasilnya, mampu mengubah target dari massa padat menjadi plasma alias mencairkan target.

Tes Praktis dan Pengembangan

Uji coba pada 2018 menunjukkan potensi, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kegunaan Tongkat Tuhan sebagai senjata. Para ilmuwan melepaskan batang tungsten seberat 154 kilogram dari Gurun Gobi, mempercepatnya menjadi 10.300 mph yang luar biasa (kira-kira 13 kali kecepatan suara).

Hasilnya, Tongkat Tuhan membuat lubang besar di padang pasir. Data yang dikumpulkan dari tes menunjukkan bahwa senjata hipersonik mungkin tidak mampu menembus tanah lebih dalam daripada amunisi penghancur bunker konvensional.
Sebaliknya, data menunjukkan bahwa penetrasi maksimum akan dicapai hanya dengan 3,5 kali kecepatan suara. Dengan kata lain, mempercepat tongkat ke kecepatan hipersonik (Mach 5+) tidak akan membuat perbedaan yang signifikan terhadap keefektifannya.

Hasil uji coba ini mungkin bukan akhir dari konsep senjata Tongkat Tuhan. Ada kemungkinan bahwa dibandingkan dengan amunisi konvensional, menjatuhkan bongkahan logam besar dari orbit mungkin tetap mahal. Namun, hulu ledak kinetik berbasis tungsten berpotensi diluncurkan dari rudal hipersonik generasi baru.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2096 seconds (0.1#10.140)