Rusia Gunakan Jaring Anti-UAV, Lindungi Pesawat Tempur dari Ancaman Drone Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia menggunakan jaring anti-UAV untuk melindungi pesawat tempurnya yang berada di pangkalan militer dari ancaman serangan drone udara Ukraina. Sebelumnya, Rusia menggunakan tumpukan ban mobil bekas di atas badan pesawat pengebom T-95 Bear untuk menghadapi serangan drone Ukraina.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Minggu (10/9/2023), sebuah hanggar dibangun dari kolom logam di kedua sisi sepanjang pesawat. Bangunan itu diperkuat dengan kolom lateral dengan sudut minimal 45 derajat, diperkuat kolom 90 derajat ditancapkan ke dalam tanah.
Dua baris kolom di setiap sisi hanggar diperkuat lagi dengan balok logam mengikuti sudut 45 derajat. Dari atas, hanggar ditutup dengan jaring melintang untuk menjadi pertahanan utama terhadap serangan drone kamikaze.
Ide tersebut rupanya diambil dari praktik perang awal yang populer, yaitu menutupi menara kendaraan tempur darat berat, termasuk tank, dengan kisi-kisi logam atau sangkar buatan sendiri. “Dari foto-foto yang tersebar di jejaring sosial Telegram, menunjukkan hanggar terbaru Rusia untuk melindungi pesawat dari dugaan serangan drone,” tulis Bulgarian Military.
Dari penampakan pertama, tampaknya ini adalah solusi sementara atau solusi yang belum diuji. Pesawat yang ditempatkan di hanggar dadakan tersebut merupakan model pesawat tempur Rusia atau pesawat tempur yang sudah lama tidak digunakan lagi.
Secara keseluruhan, ini adalah keputusan yang kemungkinan besar dibuat dalam beberapa hari atau minggu terakhir. Sebelumnya tersebar foto pesawat pengebom Tu-95 yang tertutup, yang sayap dan sebagian badan pesawatnya ditutupi ban mobil.
Belakangan, foto serupa muncul untuk pesawat pembom tempur Su-34 Rusia. Gambar-gambar ini mendapat tanggapan internasional yang luas. Jadi kemunculan jaring hanggar baru dengan jaring anti-UAV ini menjadi solusi yang akan diterapkan di Rusia.
Masih belum ada informasi resmi mengenai lokasi pengambilan foto dan apakah uji efisiensi dan ketahanan hanggar tersebut sudah lolos atau belum. Salah satu akun Telegram menyebutkan hanggar ini ditempatkan di bandara yang digunakan Pasukan Dirgantara Rusia [VKS] untuk melancarkan serangan di wilayah Ukraina.
Rusia membangun jaring agak tinggi sehingga pesawat tempur dapat melindungi dari serangan drone dengan cara mencegat atau menjeratnya. Ketika drone mendekati pesawat tempur, jaring bertindak sebagai penghalang fisik yang mencegah drone mencapai targetnya.
Bahan jaring dirancang cukup kuat untuk menahan benturan dan berat drone, sehingga memastikan drone tidak tembus. Menangkap drone di jaring akan melumpuhkan dan mencegahnya melakukan tindakan yang berpotensi membahayakan.
Prinsip fisika yang digunakan di sini adalah konsep intersepsi dan keterjeratan. Bahan jaring ditempatkan secara strategis untuk mencegat jalur penerbangan drone sehingga menyebabkannya bertabrakan dengan jaring.
Struktur jaring g kemudian menjerat drone, mencegahnya melanjutkan lintasan atau bermanuver secara efektif. Prinsip ini didasarkan pada fisika gaya dan gerak, di mana material jaring memberikan gaya pada drone saat terjadi benturan, mengubah gerakannya, dan pada akhirnya menetralisir ancaman yang ditimbulkannya.
Selain itu, jaring juga berfungsi sebagai penghalang visual bagi sensor dan kamera drone, sehingga menyulitkan operator drone untuk menavigasi atau menargetkan kendaraan secara akurat. Pola jaring mampu mengganggu jarak pandang drone, sehingga berpotensi menyebabkannya kehilangan kendali atau jatuh.
“Prinsip gangguan visual ini didasarkan pada fisika optik dan persepsi, di mana material jaring mengganggu kemampuan drone untuk mengumpulkan dan memproses informasi visual,” tulis Bulgarian Military.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Minggu (10/9/2023), sebuah hanggar dibangun dari kolom logam di kedua sisi sepanjang pesawat. Bangunan itu diperkuat dengan kolom lateral dengan sudut minimal 45 derajat, diperkuat kolom 90 derajat ditancapkan ke dalam tanah.
Dua baris kolom di setiap sisi hanggar diperkuat lagi dengan balok logam mengikuti sudut 45 derajat. Dari atas, hanggar ditutup dengan jaring melintang untuk menjadi pertahanan utama terhadap serangan drone kamikaze.
Ide tersebut rupanya diambil dari praktik perang awal yang populer, yaitu menutupi menara kendaraan tempur darat berat, termasuk tank, dengan kisi-kisi logam atau sangkar buatan sendiri. “Dari foto-foto yang tersebar di jejaring sosial Telegram, menunjukkan hanggar terbaru Rusia untuk melindungi pesawat dari dugaan serangan drone,” tulis Bulgarian Military.
Dari penampakan pertama, tampaknya ini adalah solusi sementara atau solusi yang belum diuji. Pesawat yang ditempatkan di hanggar dadakan tersebut merupakan model pesawat tempur Rusia atau pesawat tempur yang sudah lama tidak digunakan lagi.
Secara keseluruhan, ini adalah keputusan yang kemungkinan besar dibuat dalam beberapa hari atau minggu terakhir. Sebelumnya tersebar foto pesawat pengebom Tu-95 yang tertutup, yang sayap dan sebagian badan pesawatnya ditutupi ban mobil.
Belakangan, foto serupa muncul untuk pesawat pembom tempur Su-34 Rusia. Gambar-gambar ini mendapat tanggapan internasional yang luas. Jadi kemunculan jaring hanggar baru dengan jaring anti-UAV ini menjadi solusi yang akan diterapkan di Rusia.
Masih belum ada informasi resmi mengenai lokasi pengambilan foto dan apakah uji efisiensi dan ketahanan hanggar tersebut sudah lolos atau belum. Salah satu akun Telegram menyebutkan hanggar ini ditempatkan di bandara yang digunakan Pasukan Dirgantara Rusia [VKS] untuk melancarkan serangan di wilayah Ukraina.
Cara Kerja Jaring Anti-UAV
Rusia membangun jaring agak tinggi sehingga pesawat tempur dapat melindungi dari serangan drone dengan cara mencegat atau menjeratnya. Ketika drone mendekati pesawat tempur, jaring bertindak sebagai penghalang fisik yang mencegah drone mencapai targetnya.
Bahan jaring dirancang cukup kuat untuk menahan benturan dan berat drone, sehingga memastikan drone tidak tembus. Menangkap drone di jaring akan melumpuhkan dan mencegahnya melakukan tindakan yang berpotensi membahayakan.
Prinsip fisika yang digunakan di sini adalah konsep intersepsi dan keterjeratan. Bahan jaring ditempatkan secara strategis untuk mencegat jalur penerbangan drone sehingga menyebabkannya bertabrakan dengan jaring.
Struktur jaring g kemudian menjerat drone, mencegahnya melanjutkan lintasan atau bermanuver secara efektif. Prinsip ini didasarkan pada fisika gaya dan gerak, di mana material jaring memberikan gaya pada drone saat terjadi benturan, mengubah gerakannya, dan pada akhirnya menetralisir ancaman yang ditimbulkannya.
Selain itu, jaring juga berfungsi sebagai penghalang visual bagi sensor dan kamera drone, sehingga menyulitkan operator drone untuk menavigasi atau menargetkan kendaraan secara akurat. Pola jaring mampu mengganggu jarak pandang drone, sehingga berpotensi menyebabkannya kehilangan kendali atau jatuh.
“Prinsip gangguan visual ini didasarkan pada fisika optik dan persepsi, di mana material jaring mengganggu kemampuan drone untuk mengumpulkan dan memproses informasi visual,” tulis Bulgarian Military.
(wib)