Harta Karun Lithium Terbesar di Dunia Ditemukan, Tepat di Bawah Gunung Berapi Purba
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Harta karun berupa deposit lithium terbesar di dunia ditemukan tersembunyi di bawah gunung berapi super kuno di sepanjang perbatasan Nevada – Oregon di Amerika Serikat (AS). Diperkirakan ada 20 hingga 40 juta metrik ton lithium terkandung dalam sedimen kaldera McDermitt.
Kaldera ini ditemukan di tenggara Oregon dan utara Nevada, menempati sebagian besar daratan dengan panjang sekitar 45 kilometer dan lebar 35 kilometer. Jika perkiraan ini benar, berarti kaldera McDermitt memegang rekor pengendapan lithium terbesar di dunia, mengalahkan dataran garam Bolivia, yang menampung sekitar 23 juta ton.
“Jika Anda mempercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit lithium yang sangat, sangat signifikan,” kata Anouk Borst, ahli geologi di KU Leuven University dan Royal Museum for Central Africa di Tervuren, Belgia, kepada Chemistry World dikutip SINDOnews dari laman iflscience, Senin (11/9/2023).
Dalam studi baru yang dilakukan oleh Lithium Americas Corporation, ahli vulkanologi dan geologi berupaya menjelaskan bagaimana deposit lithium yang sangat besar ini terbentuk. “Hal ini dapat mengubah dinamika lithium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik,” ujar Borst.
Teori para ahli menyatakan bahwa deposit tersebut muncul setelah letusan signifikan sekitar 16,4 juta tahun yang lalu. Letusan itu mendorong mineral dari bawah tanah ke permukaan, meninggalkan tanah liat smektit kaya lithium yang berserakan.
Letusan dan keruntuhannya meninggalkan patahan dan retakan, sehingga lithium merembes ke permukaan. Proses intens ini mengubah mineral yang disebut smektit menjadi ilit, yang terkadang dapat diproses menjadi lithium.
Mereka menyoroti bahwa lithium tidak tersebar merata di kaldera. Zona kaya litium hanya teridentifikasi di bagian selatan kaldera di sekitar Thacker Pass dan di utara di Pegunungan Montana.
Kini Lithium Americas Corporation telah mengetahui bagaimana dan di mana endapan kaya lithium kemungkinan besar terbentuk, Jadi mereka dapat meningkatkan upaya penambangan di wilayah tersebut.
“Itu sangat membantu untuk mengubah strategi eksplorasi. Sekarang kami tahu bahwa kami harus tetap berada di kawasan Thacker Pass jika kami ingin menemukan dan menambangnya,” kata Tom Benson, dari Universitas Columbia dan Lithium Americas Corporation, kepada Popular Science.
Kelayakan dan dampak pemanenan logam ini menjadi pertanyaan besar. Lithium, bersama dengan kobalt, adalah salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat baterai isi ulang, seperti pada mobil listrik serta ponsel cerdas dan laptop.
Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa permintaan global terhadap baterai litium dapat tumbuh lima kali lipat pada tahun 2030. Namun, banyak yang khawatir dengan risiko eksplorasi lithium di Kaldera Mcdermitt.
Salah satu cabang dari Lithium Americas Corporation ingin membangun tambang lithium terbuka di sini dengan perkiraan luas 17,933 hektare. Rencana ini mendapat tentangan keras dari beberapa pemerhati lingkungan dan masyarakat adat setempat, yang berpendapat bahwa proyek tersebut akan mengubah tanah tercinta mereka menjadi kawasan pertambangan industri.
“Pencarian litium secara global telah menjadi bentuk kolonialisme ‘hijau’. Orang-orang yang paling terhubung dengan tanah tersebut menderita, sementara mereka yang terputus darinya mendapat manfaat,” kata People of Red Mountain, sebuah organisasi yang dipimpin oleh Masyarakat Adat, dalam sebuah pernyataan.
Kaldera ini ditemukan di tenggara Oregon dan utara Nevada, menempati sebagian besar daratan dengan panjang sekitar 45 kilometer dan lebar 35 kilometer. Jika perkiraan ini benar, berarti kaldera McDermitt memegang rekor pengendapan lithium terbesar di dunia, mengalahkan dataran garam Bolivia, yang menampung sekitar 23 juta ton.
“Jika Anda mempercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit lithium yang sangat, sangat signifikan,” kata Anouk Borst, ahli geologi di KU Leuven University dan Royal Museum for Central Africa di Tervuren, Belgia, kepada Chemistry World dikutip SINDOnews dari laman iflscience, Senin (11/9/2023).
Dalam studi baru yang dilakukan oleh Lithium Americas Corporation, ahli vulkanologi dan geologi berupaya menjelaskan bagaimana deposit lithium yang sangat besar ini terbentuk. “Hal ini dapat mengubah dinamika lithium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik,” ujar Borst.
Teori para ahli menyatakan bahwa deposit tersebut muncul setelah letusan signifikan sekitar 16,4 juta tahun yang lalu. Letusan itu mendorong mineral dari bawah tanah ke permukaan, meninggalkan tanah liat smektit kaya lithium yang berserakan.
Letusan dan keruntuhannya meninggalkan patahan dan retakan, sehingga lithium merembes ke permukaan. Proses intens ini mengubah mineral yang disebut smektit menjadi ilit, yang terkadang dapat diproses menjadi lithium.
Mereka menyoroti bahwa lithium tidak tersebar merata di kaldera. Zona kaya litium hanya teridentifikasi di bagian selatan kaldera di sekitar Thacker Pass dan di utara di Pegunungan Montana.
Kini Lithium Americas Corporation telah mengetahui bagaimana dan di mana endapan kaya lithium kemungkinan besar terbentuk, Jadi mereka dapat meningkatkan upaya penambangan di wilayah tersebut.
“Itu sangat membantu untuk mengubah strategi eksplorasi. Sekarang kami tahu bahwa kami harus tetap berada di kawasan Thacker Pass jika kami ingin menemukan dan menambangnya,” kata Tom Benson, dari Universitas Columbia dan Lithium Americas Corporation, kepada Popular Science.
Kelayakan dan dampak pemanenan logam ini menjadi pertanyaan besar. Lithium, bersama dengan kobalt, adalah salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat baterai isi ulang, seperti pada mobil listrik serta ponsel cerdas dan laptop.
Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa permintaan global terhadap baterai litium dapat tumbuh lima kali lipat pada tahun 2030. Namun, banyak yang khawatir dengan risiko eksplorasi lithium di Kaldera Mcdermitt.
Salah satu cabang dari Lithium Americas Corporation ingin membangun tambang lithium terbuka di sini dengan perkiraan luas 17,933 hektare. Rencana ini mendapat tentangan keras dari beberapa pemerhati lingkungan dan masyarakat adat setempat, yang berpendapat bahwa proyek tersebut akan mengubah tanah tercinta mereka menjadi kawasan pertambangan industri.
“Pencarian litium secara global telah menjadi bentuk kolonialisme ‘hijau’. Orang-orang yang paling terhubung dengan tanah tersebut menderita, sementara mereka yang terputus darinya mendapat manfaat,” kata People of Red Mountain, sebuah organisasi yang dipimpin oleh Masyarakat Adat, dalam sebuah pernyataan.
(wib)