Suhu Panas di dalam Air Meningkat, Ratusan Lumba-lumba Mati di Amazon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lebih dari seratus lumba-lumba ditemukan mati di Amazon, Brasil selama musim kemarau yang berkepanjangan dan suhu air yang tinggi tercatat di beberapa tempat di atas 39 derajat Celcius.
Seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (3/10/2023), Institut Mamirauá menginformasikan bahwa semua bangkai ikan ditemukan di Danau Tefé selama tujuh hari terakhir.
Institut Mamirauá adalah pusat penelitian yang didanai oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil.
Pusat penelitian menggambarkan kejadian tersebut sebagai hal yang tidak biasa, selain pandangan bahwa suhu danau yang tinggi dan kekeringan berkepanjangan di Amazon mungkin menjadi penyebabnya.
Insiden ini kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran para ilmuwan iklim mengenai dampak aktivitas manusia dan kekeringan parah yang dialami di wilayah tersebut.
“Masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kejadian ekstrem ini,''
“Namun, para ahli kami yakin hal ini terkait dengan periode kekeringan dan suhu tinggi di Danau Tefé yang beberapa bagiannya melebihi 39 derajat Celsius,” jelas Mamirauá Institute.
Sungai Amazon saat ini mengalami kekeringan dan beberapa spesimen fauna sungai juga ditemukan mengalami suhu yang mencapai rekor tertinggi.
Para peneliti dan aktivis dilaporkan berupaya menyelamatkan hidup lumba-lumba dengan memindahkan biota laut dari laguna dan kolam di pinggir sungai ke badan utama sungai yang airnya lebih sejuk.
Iklan oleh Kios
Namun misi tersebut tidak mudah karena letaknya yang relatif terpencil.
“Langkah memindahkan lumba-lumba ke sungai lain sangat tidak aman,''
“Penting untuk memeriksa racun atau virus sebelum melepaskan biota laut tersebut,” kata peneliti dari Mamiraua Institute, André Coelho.
Lihat Juga: 4 Suku Primitif di Hutan Amazon: Perjuangan untuk Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Modernitas
Seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (3/10/2023), Institut Mamirauá menginformasikan bahwa semua bangkai ikan ditemukan di Danau Tefé selama tujuh hari terakhir.
Institut Mamirauá adalah pusat penelitian yang didanai oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil.
Pusat penelitian menggambarkan kejadian tersebut sebagai hal yang tidak biasa, selain pandangan bahwa suhu danau yang tinggi dan kekeringan berkepanjangan di Amazon mungkin menjadi penyebabnya.
Insiden ini kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran para ilmuwan iklim mengenai dampak aktivitas manusia dan kekeringan parah yang dialami di wilayah tersebut.
“Masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kejadian ekstrem ini,''
“Namun, para ahli kami yakin hal ini terkait dengan periode kekeringan dan suhu tinggi di Danau Tefé yang beberapa bagiannya melebihi 39 derajat Celsius,” jelas Mamirauá Institute.
Sungai Amazon saat ini mengalami kekeringan dan beberapa spesimen fauna sungai juga ditemukan mengalami suhu yang mencapai rekor tertinggi.
Para peneliti dan aktivis dilaporkan berupaya menyelamatkan hidup lumba-lumba dengan memindahkan biota laut dari laguna dan kolam di pinggir sungai ke badan utama sungai yang airnya lebih sejuk.
Iklan oleh Kios
Namun misi tersebut tidak mudah karena letaknya yang relatif terpencil.
“Langkah memindahkan lumba-lumba ke sungai lain sangat tidak aman,''
“Penting untuk memeriksa racun atau virus sebelum melepaskan biota laut tersebut,” kata peneliti dari Mamiraua Institute, André Coelho.
Lihat Juga: 4 Suku Primitif di Hutan Amazon: Perjuangan untuk Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Modernitas
(wbs)