Suhu Panas Hampir Melewati Ambang Batas dan Ini yang Akan Terjadi di Bumi
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change telah melukiskan skenario menakutkan ketika Bumi melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius.
Studi tersebut menemukan bahwa jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, dunia akan menghadapi dampak yang sangat parah, termasuk.
Kenaikan permukaan laut yang lebih tinggi, yang akan menyebabkan banjir di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
"Kita harus mengambil tindakan sekarang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, "Jika kita tidak bertindak, kita akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan." kata penulis utama studi tersebut, Dr. Malte Meinshausen dari Institut Max Planck untuk Meteorologi di Hamburg, Jerman sepeerti dilansir dari Vion News, Jumar (3/11/2023).
Berikut adalah beberapa skenario spesifik yang digambarkan oleh studi tersebut:
Kenaikan permukaan laut: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, permukaan laut akan naik sekitar 0,2 meter. Namun, jika suhu global naik 2 derajat Celcius, permukaan laut akan naik sekitar 0,4 meter. Kenaikan permukaan laut ini akan menyebabkan banjir di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang akan memaksa jutaan orang untuk mengungsi.
Bencana cuaca yang lebih ekstrem: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, frekuensi dan intensitas bencana cuaca yang ekstrem, seperti badai, banjir, dan kekeringan, akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan kerusakan properti dan infrastruktur, serta kematian dan cedera.
Kematian massal tanaman dan hewan: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, banyak tanaman dan hewan akan mati karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim. Hal ini akan mengganggu rantai makanan dan mengancam kelangsungan hidup spesies tertentu.
Perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, kita akan mulai melihat perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi, seperti peningkatan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem. Hal ini akan membuat sulit untuk beradaptasi dan membuat dampak perubahan iklim lebih sulit untuk diprediksi.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa jika kita ingin menghindari dampak-dampak yang sangat parah ini, kita harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kita perlu beralih ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
Studi tersebut menemukan bahwa jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, dunia akan menghadapi dampak yang sangat parah, termasuk.
Kenaikan permukaan laut yang lebih tinggi, yang akan menyebabkan banjir di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
"Kita harus mengambil tindakan sekarang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, "Jika kita tidak bertindak, kita akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan." kata penulis utama studi tersebut, Dr. Malte Meinshausen dari Institut Max Planck untuk Meteorologi di Hamburg, Jerman sepeerti dilansir dari Vion News, Jumar (3/11/2023).
Berikut adalah beberapa skenario spesifik yang digambarkan oleh studi tersebut:
Kenaikan permukaan laut: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, permukaan laut akan naik sekitar 0,2 meter. Namun, jika suhu global naik 2 derajat Celcius, permukaan laut akan naik sekitar 0,4 meter. Kenaikan permukaan laut ini akan menyebabkan banjir di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang akan memaksa jutaan orang untuk mengungsi.
Bencana cuaca yang lebih ekstrem: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, frekuensi dan intensitas bencana cuaca yang ekstrem, seperti badai, banjir, dan kekeringan, akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan kerusakan properti dan infrastruktur, serta kematian dan cedera.
Kematian massal tanaman dan hewan: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, banyak tanaman dan hewan akan mati karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim. Hal ini akan mengganggu rantai makanan dan mengancam kelangsungan hidup spesies tertentu.
Perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi: Jika suhu global naik 1,5 derajat Celcius, kita akan mulai melihat perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi, seperti peningkatan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem. Hal ini akan membuat sulit untuk beradaptasi dan membuat dampak perubahan iklim lebih sulit untuk diprediksi.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa jika kita ingin menghindari dampak-dampak yang sangat parah ini, kita harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kita perlu beralih ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
(wbs)