Ilmuwan Ciptakan Robot yang Bisa Mendengar Suara Orang Mati
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Ilmuwan dari University of California, San Francisco (UCSF) telah mengembangkan teknik robot untuk memahami mengapa orang mendengar "orang mati".
Teknik ini menggunakan robot untuk menyelidiki bagaimana otak manusia memproses informasi pendengaran, dengan fokus pada pengalaman orang yang mengaku mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Teknik ini disebut "robot audio-visual". Robot ini dilengkapi dengan kamera dan mikrofon, serta perangkat lunak yang dapat menganalisis data visual dan audio.
Robot ini dapat digunakan untuk merekam dan melacak gerakan mata, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah orang yang mendengar suara. Data ini kemudian dapat digunakan untuk mempelajari bagaimana otak orang tersebut memproses informasi pendengaran.
Dalam studi awal, para peneliti menggunakan robot audio-visual untuk meneliti 10 orang yang mengaku mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang ini memiliki pola aktivitas otak yang berbeda saat mendengar suara dibandingkan dengan saat tidak mendengar suara.
Para peneliti mengatakan bahwa teknik ini dapat membantu mereka memahami lebih lanjut tentang pengalaman mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Mereka berharap bahwa penelitian ini dapat membantu mengembangkan terapi baru untuk orang yang mengalami halusinasi pendengaran.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh teknik ini untuk memahami mengapa orang mendengar "orang mati":
Melacak gerakan mata: Gerakan mata dapat memberikan wawasan tentang apa yang sedang dilihat atau didengar oleh seseorang.
Dengan melacak gerakan mata orang yang mendengar suara, para peneliti dapat mempelajari apa yang mereka lihat atau dengar saat mendengar suara.
Menganalisis bahasa tubuh: Bahasa tubuh juga dapat memberikan wawasan tentang emosi dan pikiran seseorang.
Dengan menganalisis bahasa tubuh orang yang mendengar suara, para peneliti dapat mempelajari bagaimana mereka merasa dan berpikir saat mendengar suara.
Menganalisis ekspresi wajah: Ekspresi wajah dapat memberikan wawasan tentang emosi seseorang. Dengan menganalisis ekspresi wajah orang yang mendengar suara, para peneliti dapat mempelajari bagaimana mereka merasa saat mendengar suara.
Penelitian ini masih dalam tahap awal, tetapi memiliki potensi untuk memberikan pemahaman baru tentang pengalaman mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Teknik ini menggunakan robot untuk menyelidiki bagaimana otak manusia memproses informasi pendengaran, dengan fokus pada pengalaman orang yang mengaku mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Teknik ini disebut "robot audio-visual". Robot ini dilengkapi dengan kamera dan mikrofon, serta perangkat lunak yang dapat menganalisis data visual dan audio.
Robot ini dapat digunakan untuk merekam dan melacak gerakan mata, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah orang yang mendengar suara. Data ini kemudian dapat digunakan untuk mempelajari bagaimana otak orang tersebut memproses informasi pendengaran.
Dalam studi awal, para peneliti menggunakan robot audio-visual untuk meneliti 10 orang yang mengaku mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang ini memiliki pola aktivitas otak yang berbeda saat mendengar suara dibandingkan dengan saat tidak mendengar suara.
Para peneliti mengatakan bahwa teknik ini dapat membantu mereka memahami lebih lanjut tentang pengalaman mendengar suara orang yang sudah meninggal.
Mereka berharap bahwa penelitian ini dapat membantu mengembangkan terapi baru untuk orang yang mengalami halusinasi pendengaran.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh teknik ini untuk memahami mengapa orang mendengar "orang mati":
Melacak gerakan mata: Gerakan mata dapat memberikan wawasan tentang apa yang sedang dilihat atau didengar oleh seseorang.
Dengan melacak gerakan mata orang yang mendengar suara, para peneliti dapat mempelajari apa yang mereka lihat atau dengar saat mendengar suara.
Menganalisis bahasa tubuh: Bahasa tubuh juga dapat memberikan wawasan tentang emosi dan pikiran seseorang.
Dengan menganalisis bahasa tubuh orang yang mendengar suara, para peneliti dapat mempelajari bagaimana mereka merasa dan berpikir saat mendengar suara.
Menganalisis ekspresi wajah: Ekspresi wajah dapat memberikan wawasan tentang emosi seseorang. Dengan menganalisis ekspresi wajah orang yang mendengar suara, para peneliti dapat mempelajari bagaimana mereka merasa saat mendengar suara.
Penelitian ini masih dalam tahap awal, tetapi memiliki potensi untuk memberikan pemahaman baru tentang pengalaman mendengar suara orang yang sudah meninggal.
(wbs)