Spesifikasi dan Keunggulan P700 Granit Rusia, Rudal Veteran yang Bakal Dipakai Kembali
loading...
A
A
A
JAKARTA - P700 Granit Rusia merupakan rudal anti-kapal di era Perang Dingin yang tengah dipertimbangkan untuk digunakan kembali. Selain P700 Granit, terdapat pula rudal lain seperti P-500 Bazalt dan P-1000 Vulkan.
Rusia diketahui tengah mengintegrasikan beberapa rudal dengan satelit GLONASS dan sistem inersia menurut para ahli militer. Untuk pembaruan atau proses modifikasi P700 Granit sendiri diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih enam bulan.
Menurut Eurasian Times, P700 Granit milik Rusia sempat didedikasikan untuk menenggelamkan kapal induk Amerika Serikat ketika Perang Dingin. Namun, belakangan ini keberadaan rudal veteran itu harus tergantikan dengan sejumlah rudal hipersonik baru yang dikembangkan Negeri Tirai Besi.
Dilansir dari Missilery Info, P700 Granit Rusia dikembangkan oleh NPO Engineering sejak 1969. Setelah melakukan beberapa pengujian, rudal tersebut akhirnya berhasil diselesaikan pada bulan Agustus 1983.
Rudal dengan berat 7.000 kg itu adalah raksasa dengan hulu ledak 750 kg dan dapat menghasilkan ledakan 500 kt. Senjata itu dapat meluncur dengan kecepatan Mach 1,6 di ketinggian rendah, dan Mach 2,5 di ketinggian tinggi.
Rudal yang bersinar di eranya ini juga dapat dipersenjatai dengan hulu ledak termonuklir. Untuk jangkauan maksimumnya bisa mencapai 625 km.
Satu serangan P700 Granit Rusia diklaim dapat melumpuhkan kapal induk, bahkan hanya dengan menggunakan hulu ledak konvensional.
Roket Granit dipersenjatai dengan 12 nuklir kapal selam (NSC) proyek 949A tipe "Antey", masing-masing 24 PCR, dengan kecepatan kapal selam lebih dari 30 knot.
Peluncur SM-225A yang ditempatkan di kompleks agroindustri proyek ini dirancang untuk menyediakan kondisi penyimpanan dan peluncuran rudal jelajah ZM45 atau ZM15 baik di posisi bawah air maupun di permukaan.
Rudal P-700 memiliki saluran masuk udara berbentuk lingkaran yang khas di bagian hidung dan berbahan bakar padat berbentuk silinder pendek di bagian belakang untuk peluncuran. Ketika rudal memasuki penerbangan berkelanjutan, meluncur menggunakan mesin turbojet.
Untuk saat ini rudal tersebut diketahui masih beroperasi di dua kapal penjelajah milik Angkatan Laut Rusia.
Rusia diketahui tengah mengintegrasikan beberapa rudal dengan satelit GLONASS dan sistem inersia menurut para ahli militer. Untuk pembaruan atau proses modifikasi P700 Granit sendiri diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih enam bulan.
Menurut Eurasian Times, P700 Granit milik Rusia sempat didedikasikan untuk menenggelamkan kapal induk Amerika Serikat ketika Perang Dingin. Namun, belakangan ini keberadaan rudal veteran itu harus tergantikan dengan sejumlah rudal hipersonik baru yang dikembangkan Negeri Tirai Besi.
Spesifikasi dan Keunggulan P700 Granit Rusia
Dilansir dari Missilery Info, P700 Granit Rusia dikembangkan oleh NPO Engineering sejak 1969. Setelah melakukan beberapa pengujian, rudal tersebut akhirnya berhasil diselesaikan pada bulan Agustus 1983.
Baca Juga
Rudal dengan berat 7.000 kg itu adalah raksasa dengan hulu ledak 750 kg dan dapat menghasilkan ledakan 500 kt. Senjata itu dapat meluncur dengan kecepatan Mach 1,6 di ketinggian rendah, dan Mach 2,5 di ketinggian tinggi.
Rudal yang bersinar di eranya ini juga dapat dipersenjatai dengan hulu ledak termonuklir. Untuk jangkauan maksimumnya bisa mencapai 625 km.
Satu serangan P700 Granit Rusia diklaim dapat melumpuhkan kapal induk, bahkan hanya dengan menggunakan hulu ledak konvensional.
Roket Granit dipersenjatai dengan 12 nuklir kapal selam (NSC) proyek 949A tipe "Antey", masing-masing 24 PCR, dengan kecepatan kapal selam lebih dari 30 knot.
Peluncur SM-225A yang ditempatkan di kompleks agroindustri proyek ini dirancang untuk menyediakan kondisi penyimpanan dan peluncuran rudal jelajah ZM45 atau ZM15 baik di posisi bawah air maupun di permukaan.
Rudal P-700 memiliki saluran masuk udara berbentuk lingkaran yang khas di bagian hidung dan berbahan bakar padat berbentuk silinder pendek di bagian belakang untuk peluncuran. Ketika rudal memasuki penerbangan berkelanjutan, meluncur menggunakan mesin turbojet.
Untuk saat ini rudal tersebut diketahui masih beroperasi di dua kapal penjelajah milik Angkatan Laut Rusia.
(okt)