China Ciptakan Robot yang Mampu Produksi Oksigen Mengguna Air di Mars
loading...
A
A
A
BEIJING - China menciptakan robot dengan kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengekstraksi oksigen dari air di planet Mars tanpa pengawasan manusia. Robot tersebut diuji dalam simulasi lingkungan Mars, diharapkan suatu hari nanti dapat digunakan untuk membantu kehidup manusia di Planet Merah.
Para ilmuwan China membangun robot seluler yang mengotomatiskan seluruh proses ekstraksi oksigen dari lima sampel meteorit Mars dan mirip Mars. Mereka juga menguji sistem tersebut dalam simulasi lingkungan permukaan Mars.
Hal terpenting, AI mencari formula sempurna untuk menghasilkan oksigen dalam sampel mana pun dari hampir 4 juta kemungkinan kombinasi. Bagi manusia proses ini membutuhkan waktu lebih dari 2.000 tahun.
Para peneliti dalam makalah yang diterbitkan pada 13 November di jurnal Nature menjelaskan, mengekstraksi oksigen dari bahan seperti air, disebut reaksi evolusi oksigen (OER), sangatlah penting. Mensintesis sumber daya yang berguna dari bahan-bahan lokal di Mars akan sangat penting bagi kehidupan manusia di Planet Merah.
“Studi kami memberikan demonstrasi bahwa robot ahli kimia dengan menggunakan AI canggih dapat mensintesis katalis OER di Mars dari bahan lokal,” tulis para peneliti dalam studi tersebut dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (30/11/2023).
Langkah pertama dalam mengekstraksi oksigen melibatkan pengiriman sampel meteor ke fasilitas laboratorium untuk dianalisis secara otomatis. Setelah itu, robot melakukan pengolahan awal, menghilangkan kotoran dan material yang tidak diinginkan.
Robot kemudian menggunakan bahan-bahan di dalam meteor untuk membuat katalis, sebuah proses yang disebut sintesis katalitik, yang diuji dalam pengujian kinerja elektrokimia. Jenis katalis ini dapat diproduksi dengan sumber daya yang tersedia, dan bekerja paling efisien untuk mengekstraksi oksigen.
Di sinilah ahli kimia AI berperan untuk memilih katalis yang bervariasi secara tepat karena merupakan langkah penting. Modul komputasi pada robot, dijuluki “otak komputasi”, menggabungkan algoritma pembelajaran mesin dengan model teoretis untuk menganalisis data eksperimen yang diperoleh robot dan data simulasi besar-besaran.
Saat robot bekerja mengumpulkan informasi, dia mengirimkan data eksperimen ini ke server cloud, tempat otak komputasi menggunakan pembelajaran mesin untuk melakukan puluhan ribu simulasi guna memperkirakan cara terbaik menghasilkan oksigen. Data ini dimasukkan ke dalam model jaringan saraf, yang dengan cepat dilatih ulang dan dioptimalkan dengan data eksperimen baru dari robot.
Algoritme ini mengidentifikasi kombinasi bahan terbaik untuk mensintesis katalis OER terbaik, yang diverifikasi oleh robot kimia AI. Robot kemudian meneteskan tinta katalis yang dioptimalkan pada meteor yang digunakan, bersama dengan elektroda, untuk menghasilkan oksigen.
“Sistem ini juga dapat digunakan untuk membuat banyak bahan kimia dan senyawa lainnya,” tulis para peneliti di makalah tersebut.
Para ilmuwan China membangun robot seluler yang mengotomatiskan seluruh proses ekstraksi oksigen dari lima sampel meteorit Mars dan mirip Mars. Mereka juga menguji sistem tersebut dalam simulasi lingkungan permukaan Mars.
Hal terpenting, AI mencari formula sempurna untuk menghasilkan oksigen dalam sampel mana pun dari hampir 4 juta kemungkinan kombinasi. Bagi manusia proses ini membutuhkan waktu lebih dari 2.000 tahun.
Para peneliti dalam makalah yang diterbitkan pada 13 November di jurnal Nature menjelaskan, mengekstraksi oksigen dari bahan seperti air, disebut reaksi evolusi oksigen (OER), sangatlah penting. Mensintesis sumber daya yang berguna dari bahan-bahan lokal di Mars akan sangat penting bagi kehidupan manusia di Planet Merah.
“Studi kami memberikan demonstrasi bahwa robot ahli kimia dengan menggunakan AI canggih dapat mensintesis katalis OER di Mars dari bahan lokal,” tulis para peneliti dalam studi tersebut dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (30/11/2023).
Langkah pertama dalam mengekstraksi oksigen melibatkan pengiriman sampel meteor ke fasilitas laboratorium untuk dianalisis secara otomatis. Setelah itu, robot melakukan pengolahan awal, menghilangkan kotoran dan material yang tidak diinginkan.
Robot kemudian menggunakan bahan-bahan di dalam meteor untuk membuat katalis, sebuah proses yang disebut sintesis katalitik, yang diuji dalam pengujian kinerja elektrokimia. Jenis katalis ini dapat diproduksi dengan sumber daya yang tersedia, dan bekerja paling efisien untuk mengekstraksi oksigen.
Di sinilah ahli kimia AI berperan untuk memilih katalis yang bervariasi secara tepat karena merupakan langkah penting. Modul komputasi pada robot, dijuluki “otak komputasi”, menggabungkan algoritma pembelajaran mesin dengan model teoretis untuk menganalisis data eksperimen yang diperoleh robot dan data simulasi besar-besaran.
Saat robot bekerja mengumpulkan informasi, dia mengirimkan data eksperimen ini ke server cloud, tempat otak komputasi menggunakan pembelajaran mesin untuk melakukan puluhan ribu simulasi guna memperkirakan cara terbaik menghasilkan oksigen. Data ini dimasukkan ke dalam model jaringan saraf, yang dengan cepat dilatih ulang dan dioptimalkan dengan data eksperimen baru dari robot.
Algoritme ini mengidentifikasi kombinasi bahan terbaik untuk mensintesis katalis OER terbaik, yang diverifikasi oleh robot kimia AI. Robot kemudian meneteskan tinta katalis yang dioptimalkan pada meteor yang digunakan, bersama dengan elektroda, untuk menghasilkan oksigen.
“Sistem ini juga dapat digunakan untuk membuat banyak bahan kimia dan senyawa lainnya,” tulis para peneliti di makalah tersebut.
(wib)