Penuh Tanda Tanya, Iran Kirim Hewan ke Luar Angkasa
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran dilaporkan mengirim kapsul ke orbit yang membawa hewan saat negara itu bersiap untuk misi berawak dalam beberapa tahun ke depan.
Laporan kantor berita resmi IRNA mengutip Menteri Telekomunikasi, Isa Zarepour yang mengatakan bahwa kapsul tersebut diluncurkan sekitar 130 kilometer ke orbit pada Selasa lalu.
Menurut Isa, peluncuran kapsul seberat 500 kilogram itu dilakukan sebelum menyasar misi pengiriman astronot Iran ke luar angkasa.
Namun, dia tidak menjelaskan jenis hewan apa yang dibawa dalam kapsul tersebut.
Saluran televisi pemerintah menayangkan rekaman roket yang diberi nama Salman membawa kapsul tersebut ke luar angkasa.
September lalu, Iran mengumumkan pengiriman satelit pengumpul data ke luar angkasa dan pada tahun 2013 negara tersebut mengklaim telah mengirim seekor monyet ke luar angkasa dan berhasil membawa pulang hewan tersebut dengan selamat.
Program satelit negara tersebut dilaporkan ditujukan untuk penelitian ilmiah dan aplikasi sipil lainnya.
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya telah lama mencurigai program tersebut karena teknologi yang sama dapat digunakan untuk mengembangkan rudal jarak jauh.
Laporan kantor berita resmi IRNA mengutip Menteri Telekomunikasi, Isa Zarepour yang mengatakan bahwa kapsul tersebut diluncurkan sekitar 130 kilometer ke orbit pada Selasa lalu.
Menurut Isa, peluncuran kapsul seberat 500 kilogram itu dilakukan sebelum menyasar misi pengiriman astronot Iran ke luar angkasa.
Namun, dia tidak menjelaskan jenis hewan apa yang dibawa dalam kapsul tersebut.
Saluran televisi pemerintah menayangkan rekaman roket yang diberi nama Salman membawa kapsul tersebut ke luar angkasa.
September lalu, Iran mengumumkan pengiriman satelit pengumpul data ke luar angkasa dan pada tahun 2013 negara tersebut mengklaim telah mengirim seekor monyet ke luar angkasa dan berhasil membawa pulang hewan tersebut dengan selamat.
Program satelit negara tersebut dilaporkan ditujukan untuk penelitian ilmiah dan aplikasi sipil lainnya.
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya telah lama mencurigai program tersebut karena teknologi yang sama dapat digunakan untuk mengembangkan rudal jarak jauh.
(wbs)