Spesifikasi Beriev A-50, Pesawat Rusia Senilai Rp4,7 T yang Ditembak Jatuh Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Militer Ukraina mengklaim telah menembak dua pesawat Rusia di atas Laut Azov. Yaitu pesawat komando udara Il-22M dan pesawat pengintai Beriev A-50. Pesawat pertama berhasil selamat meski mengalami kerusakan parah, sementara pesawat kedua jatuh ke laut.
Kepala Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan pasukan Ukraina telah menghancurkan Beriev A-50 dan merusak pesawat komando udara Il-22M pada hari Minggu, waktu setempat. Dia tidak merinci kronologi serangan yang dimaksud. Namun, jika klaim ini benar, tentu menjadi pukulan telak bagi Rusia, terutama terkait kemampuan rekognisi udaranya.
Beriev A-50 bukanlah pesawat sembarangan. Dilansir dari Newsweek, Rabu (17/1/2024), alutsista ini senilai USD300 juta atau sekitar Rp4,7 triliun. Pesawat yang diberi nama Bumblebee itu berfungsi sebagai sistem peringatan dan kontrol udara alias Airborne Early Warning and Control (AEW&C)/AWACS. Diproduksi oleh Beriev, pesawat ini mulai beroperasi pada medio 1980an. Markas besar dan fasilitas produksi Beriev terletak di dekat kota Taganrog, di tepi utara Laut Azov.
Versi terbaru dari A-50, yaitu A-50U mulai beroperasi sejak tahun 2011. Versi yang dimodernisasi dari pesawat ini dapat memonitor target udara hingga jarak sekitar 400 mil dan target darat hingga sekitar 180 mil. Peralatannya dapat melacak sekitar 300 target darat atau 40 target udara secara bersamaan, sesuai laporan The National Interest.
Pesawat AWACS ini juga dapat mengkoordinasikan hingga 10 pesawat tempur dalam misi intersepsi udara atau serangan darat. Dengan kemampuan pengisian bahan bakar di udara, A-50 dapat tetap berada di udara dalam waktu yang lama. A-50 biasanya dioperasikan oleh 15 kru.
Beriev A-50 menggunakan platform pesawat angkut berat Ilyushin Il-76. Dengan empat mesin jet, Beriev A-50 dapat terbang sejauh 7.500 meter dengan kecepatan maksimum 900 km per jam.
Angkatan Udara Rusia disinyalir memiliki 15 pesawat A-50 sebelum invasi penuh ke Ukraina, menurut data World Directory of Modern Military Aircraft. Salah satunya dilaporkan rusak parah oleh serangan drone pada Februari 2023.
Kehilangan Il-22M dan Beriev A-50 tentu dapat menjadi masalah serius bagi operasi medan perang Rusia. "Ini adalah kerugian besar bagi Rusia," kata Ivan Stupak, penasehat komite keamanan nasional, pertahanan, dan intelijen parlemen Ukraina.
Pavel Luzin, seorang analis politik Rusia mengatakan bahwa kehilangan ini patut dicatat mengingat sumber daya Moskow yang semakin tipis. "Rusia memiliki beberapa pesawat jenis ini, tetapi jumlahnya terbatas," tuturnya.
Otoritas Rusia biasanya tidak mengakui kehilangan alutsista di medan perang. Kendati demikian, beberapa blogger militer pro-perang, memberi bocoran tentang dugaan penembakan A-50. "Il-22 yang rusak berhasil mencapai landasan udara dan mendarat, seperti yang ditunjukkan oleh percakapan yang terintersep di frekuensi terbuka, tetapi dengan A-50, tampaknya semuanya jauh lebih menyedihkan," tulis saluran Telegram Colonelcassad.
Channel Rybar mengunggah pembaruan tentang insiden tersebut, mencatat kegembiraan di kalangan Ukraina dan sebaliknya. "Jika informasi tersebut dikonfirmasi, ini akan menjadi hari kelam lainnya bagi Angkatan Udara Rusia dan Pertahanan Udara," kata Rybar. "Tidak banyak A-50. Dan para spesialis di atasnya pada umumnya unik. Jika pesawat jenis ini terkena, kru tidak akan bisa melarikan diri."
Juga menjadi keprihatinan, tulis Rybar, adalah bahwa pesawat canggih ini tampaknya tidak mampu mengidentifikasi ancaman terhadapnya. "Pilihan 'tembakan dari teman' dari pertahanan udara Rusia sama sekali tidak mungkin secara teoritis," tulis Rybar, mengacu pada klaim di antara milblogger lain bahwa penembakan tidak sengaja bertanggung jawab atas kehancuran pesawat ini.
Kepala Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan pasukan Ukraina telah menghancurkan Beriev A-50 dan merusak pesawat komando udara Il-22M pada hari Minggu, waktu setempat. Dia tidak merinci kronologi serangan yang dimaksud. Namun, jika klaim ini benar, tentu menjadi pukulan telak bagi Rusia, terutama terkait kemampuan rekognisi udaranya.
Spesifikasi Beriev A-50
Beriev A-50 bukanlah pesawat sembarangan. Dilansir dari Newsweek, Rabu (17/1/2024), alutsista ini senilai USD300 juta atau sekitar Rp4,7 triliun. Pesawat yang diberi nama Bumblebee itu berfungsi sebagai sistem peringatan dan kontrol udara alias Airborne Early Warning and Control (AEW&C)/AWACS. Diproduksi oleh Beriev, pesawat ini mulai beroperasi pada medio 1980an. Markas besar dan fasilitas produksi Beriev terletak di dekat kota Taganrog, di tepi utara Laut Azov.
Baca Juga
Versi terbaru dari A-50, yaitu A-50U mulai beroperasi sejak tahun 2011. Versi yang dimodernisasi dari pesawat ini dapat memonitor target udara hingga jarak sekitar 400 mil dan target darat hingga sekitar 180 mil. Peralatannya dapat melacak sekitar 300 target darat atau 40 target udara secara bersamaan, sesuai laporan The National Interest.
Pesawat AWACS ini juga dapat mengkoordinasikan hingga 10 pesawat tempur dalam misi intersepsi udara atau serangan darat. Dengan kemampuan pengisian bahan bakar di udara, A-50 dapat tetap berada di udara dalam waktu yang lama. A-50 biasanya dioperasikan oleh 15 kru.
Beriev A-50 menggunakan platform pesawat angkut berat Ilyushin Il-76. Dengan empat mesin jet, Beriev A-50 dapat terbang sejauh 7.500 meter dengan kecepatan maksimum 900 km per jam.
Baca Juga
Angkatan Udara Rusia disinyalir memiliki 15 pesawat A-50 sebelum invasi penuh ke Ukraina, menurut data World Directory of Modern Military Aircraft. Salah satunya dilaporkan rusak parah oleh serangan drone pada Februari 2023.
Kehilangan Il-22M dan Beriev A-50 tentu dapat menjadi masalah serius bagi operasi medan perang Rusia. "Ini adalah kerugian besar bagi Rusia," kata Ivan Stupak, penasehat komite keamanan nasional, pertahanan, dan intelijen parlemen Ukraina.
Pavel Luzin, seorang analis politik Rusia mengatakan bahwa kehilangan ini patut dicatat mengingat sumber daya Moskow yang semakin tipis. "Rusia memiliki beberapa pesawat jenis ini, tetapi jumlahnya terbatas," tuturnya.
Otoritas Rusia biasanya tidak mengakui kehilangan alutsista di medan perang. Kendati demikian, beberapa blogger militer pro-perang, memberi bocoran tentang dugaan penembakan A-50. "Il-22 yang rusak berhasil mencapai landasan udara dan mendarat, seperti yang ditunjukkan oleh percakapan yang terintersep di frekuensi terbuka, tetapi dengan A-50, tampaknya semuanya jauh lebih menyedihkan," tulis saluran Telegram Colonelcassad.
Channel Rybar mengunggah pembaruan tentang insiden tersebut, mencatat kegembiraan di kalangan Ukraina dan sebaliknya. "Jika informasi tersebut dikonfirmasi, ini akan menjadi hari kelam lainnya bagi Angkatan Udara Rusia dan Pertahanan Udara," kata Rybar. "Tidak banyak A-50. Dan para spesialis di atasnya pada umumnya unik. Jika pesawat jenis ini terkena, kru tidak akan bisa melarikan diri."
Juga menjadi keprihatinan, tulis Rybar, adalah bahwa pesawat canggih ini tampaknya tidak mampu mengidentifikasi ancaman terhadapnya. "Pilihan 'tembakan dari teman' dari pertahanan udara Rusia sama sekali tidak mungkin secara teoritis," tulis Rybar, mengacu pada klaim di antara milblogger lain bahwa penembakan tidak sengaja bertanggung jawab atas kehancuran pesawat ini.
(msf)