Ilmuwan Klaim Temukan Keong Pengguna Sampah Plastik sebagai Cangkang
loading...
A
A
A
LONDON - Keong mulai menggunakan sampah plastik bekas manusia sebagai pelindung. Hal ini terjadi karena sampah plastik yang tersebar di lingkungan telah menjadi pengganti cangkang keong alami yang semakin sulit ditemukan.
Keong merupakan hewan yang memiliki cangkang sebagai pelindung tubuhnya. Cangkang keong terbuat dari kalsium karbonat yang keras dan kuat.
Cangkang keong berfungsi untuk melindungi tubuh keong dari predator, cuaca, dan perubahan lingkungan.
Salah satu peneliti, Marta Szulkin, yang merupakan ahli ekologi perkotaan dari Universitas Warsawa, mengatakan, "Kami mulai memperhatikan sesuatu yang benar-benar tidak biasa. "
Szulkin dan rekan-rekannya, Łukasz Dylewski, dan Zuzanna Jagiello dari University of Warsaw menemukan total 386 kepiting menggunakan tutup plastik sebagai cangkangnya.
“Menurut perhitungan kami, 10 dari 16 spesies kelomang di dunia menggunakan jenis perlindungan ini dan telah diamati di seluruh wilayah tropis di bumi,” jelas Prof Szulkin seperti dilansir dari Wion News, Minggu (28/1/2024).
Namun, cangkang keong alami semakin sulit ditemukan karena kerusakan lingkungan. Deforestasi, pencemaran, dan perubahan iklim telah menyebabkan berkurangnya jumlah pohon dan tumbuhan yang menjadi sumber kalsium karbonat untuk cangkang keong.
Akibatnya, keong mulai menggunakan sampah plastik bekas manusia sebagai pelindung. Sampah plastik yang keras dan kuat dapat menggantikan fungsi cangkang keong alami. Sampah plastik juga lebih mudah ditemukan di lingkungan dibandingkan cangkang keong alami.
Keong yang menggunakan sampah plastik sebagai pelindung telah ditemukan di berbagai tempat di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini merupakan salah satu dampak negatif dari pencemaran plastik.
Berikut adalah beberapa contoh keong yang menggunakan sampah plastik sebagai pelindung:
Kelomang (hermit crab)
Keong darat (land snail)
Keong air tawar (freshwater snail)
Keong laut (sea snail)
Penggunaan sampah plastik sebagai pelindung oleh keong memiliki beberapa dampak negatif. Dampak negatif tersebut antara lain:
Keong merupakan hewan yang memiliki cangkang sebagai pelindung tubuhnya. Cangkang keong terbuat dari kalsium karbonat yang keras dan kuat.
Cangkang keong berfungsi untuk melindungi tubuh keong dari predator, cuaca, dan perubahan lingkungan.
Salah satu peneliti, Marta Szulkin, yang merupakan ahli ekologi perkotaan dari Universitas Warsawa, mengatakan, "Kami mulai memperhatikan sesuatu yang benar-benar tidak biasa. "
Szulkin dan rekan-rekannya, Łukasz Dylewski, dan Zuzanna Jagiello dari University of Warsaw menemukan total 386 kepiting menggunakan tutup plastik sebagai cangkangnya.
“Menurut perhitungan kami, 10 dari 16 spesies kelomang di dunia menggunakan jenis perlindungan ini dan telah diamati di seluruh wilayah tropis di bumi,” jelas Prof Szulkin seperti dilansir dari Wion News, Minggu (28/1/2024).
Namun, cangkang keong alami semakin sulit ditemukan karena kerusakan lingkungan. Deforestasi, pencemaran, dan perubahan iklim telah menyebabkan berkurangnya jumlah pohon dan tumbuhan yang menjadi sumber kalsium karbonat untuk cangkang keong.
Akibatnya, keong mulai menggunakan sampah plastik bekas manusia sebagai pelindung. Sampah plastik yang keras dan kuat dapat menggantikan fungsi cangkang keong alami. Sampah plastik juga lebih mudah ditemukan di lingkungan dibandingkan cangkang keong alami.
Keong yang menggunakan sampah plastik sebagai pelindung telah ditemukan di berbagai tempat di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini merupakan salah satu dampak negatif dari pencemaran plastik.
Berikut adalah beberapa contoh keong yang menggunakan sampah plastik sebagai pelindung:
Kelomang (hermit crab)
Keong darat (land snail)
Keong air tawar (freshwater snail)
Keong laut (sea snail)
Penggunaan sampah plastik sebagai pelindung oleh keong memiliki beberapa dampak negatif. Dampak negatif tersebut antara lain:
(wbs)