Selain Pasar Setan, Fakta Baru Soal Keangkeran Hutan Indonesia Terungkap

Minggu, 21 April 2024 - 09:11 WIB
loading...
Selain Pasar Setan,...
Fakta Baru Soal Keangkeran Hutan Indonesia. FOTO/ DAILY
A A A
JAKARTA - Kasus orang hilang saat mendaki gunung bisa dibilang nggak pernah surut dari pemberitaan. Selain yang diklaim sebagai penampakan istana jin dan pasar setan, riset menemukan fakta baru.



Disorientasi arah memang kerap menjadi penyebab utama yang membuat pendaki tersesat, Superfriends. Padahal, sadar atau nggak, hal ini juga sering menimpa para pendaki.

Disorientasi bakal berubah menjadi 'tersesat' ketika pendaki tetap melanjutkan perjalanan tanpa melakukan navigasi terlebih dahulu sehingga kemudian pendaki mengikuti jalan yang salah.

Jaringan "jalan hantu" ilegal yang luas, yang tidak tercatat dalam peta resmi, diam-diam membelah hutan di Indonesia, Malaysia, dan New Guinea.

Jaringan jalan yang mengejutkan ini, sepanjang 1,37 juta kilometer (851.000 mil), tiga hingga tujuh kali lebih panjang dari jalan yang terdaftar secara resmi, mendorong deforestasi hutan hujan dengan laju yang mengkhawatirkan.

Penemuan ini, yang disorot dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Sustainability, menunjukkan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati dan upaya global untuk memerangi perubahan iklim.

Hutan hujan di Asia Tenggara merupakan rumah bagi beberapa ekosistem paling beragam di planet ini, dan penebangannya yang tidak terkendali berdampak buruk pada spesies flora dan fauna yang tak terhitung jumlahnya.

Lebih lanjut, hutan ini memainkan peran penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi pemanasan global. Kehilangan hutan hujan secara besar-besaran dapat mengganggu keseimbangan iklim yang rapuh dan memperburuk dampak perubahan iklim.

Penelitian ini mendesak dilakukan tindakan segera untuk mengatasi masalah jalan hantu ini. Pemantauan yang lebih baik dan penegakan hukum yang lebih ketat diperlukan untuk mencegah pembangunan jalan baru yang tidak sah dan membongkar jalan yang sudah ada yang merusak hutan.

Bersamaan dengan itu, upaya restorasi hutan dan inisiatif pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada melindungi hutan dan komunitas yang bergantung padanya sangat penting.

Masa depan hutan hujan di Asia Tenggara bergantung pada tindakan yang kita ambil hari ini. Dengan bekerja sama, kita dapat melindungi harta karun alam ini dan memastikan kelangsungan hidup bagi generasi mendatang.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)