Akhirat, Planet yang Belum Pernah Dijangkau Astronot Akan Diungkap?
loading...
A
A
A
LONDON - Para ilmuwan telah lama mencari Planet Sembilan atau yang diyakini sebagai Akhirat oleh sebagian pihak.
BACA JUGA - Pentingnya Mendidik Anak Berorientasi Akhirat
Selama bertahun-tahun telah diperdebatkan bahwa ada planet lain di tata surya. Namun, tidak seorang pun berhasil menemukannya. Ada yang mendukung dan ada yang menentangnya.
Namun berdasarkan data yang dikumpulkan beberapa tahun terakhir, planet kesembilan kemungkinan besar bersembunyi di suatu tempat.
Anomali gravitasi beserta pola orbit yang tidak biasa di Sabuk Kuiper telah memicu perdebatan mengenai keberadaan Planet Sembilan. NASA tengah mengembangkan teleskop baru yang dapat mengamati seluruh langit malam.
Teleskop ini akan siap pada akhir tahun 2025 dan dapat menentukan apakah Planet Sembilan ada atau tidak.
Peneliti dari sebuah studi mengatakan beberapa bulan lalu bahwa mereka telah menemukan bukti terkuat sejauh ini bahwa sebuah planet bersembunyi di tata surya dan mungkin adalah Planet Sembilan yang selama ini mereka cari. Mereka mengatakan planet ini kemungkinan terletak di Sabuk Kuiper.
Planet itu kecil dan hanya memiliki massa antara 1,5 dan 3 kali massa Bumi. Akan tetapi, mereka tidak yakin akan komposisinya dan mengatakan planet itu bisa berupa apa saja - Bumi yang dingin, berbatu, atau super-Pluto.
Mereka yakin bahwa massanya yang besar berarti planet itu mungkin memiliki energi internal yang besar dan bahkan dapat menopang keberadaan samudra di bawah permukaan.
"Orbitnya akan sangat jauh, jauh melampaui Neptunus, dan jauh lebih miring dibandingkan dengan planet-planet yang diketahui," kata Patryk Sofia Lykawka, profesor madya Ilmu Planet di Universitas Kindai di Jepang dan salah satu penulis penelitian tersebut seperti dilansir Wion News, Minggu (10/11/2024).
Pencarian Planet Sembilan telah berlangsung sejak tahun 2014 ketika Konstantin Batygin dan Michael Brown menyatakan bahwa sebuah planet yang lebih besar dari Bumi dan belum ditemukan manusia sampai sekarang mungkin berkeliaran di suatu tempat di tata surya.
Kedua ilmuwan tersebut sangat yakin bahwa planet tersebut mengubah jalur benda-benda angkasa yang jauh di Sabuk Kuiper. Menurut mereka, planet tersebut adalah "Bumi super" dan massanya sekitar lima hingga tujuh kali massa planet kita.
Beberapa astronom lain di masa lalu juga telah mengemukakan teori bahwa ada sesuatu yang memengaruhi orbit beberapa objek trans-Neptunus yang diketahui.
Sebelum Brown dan Batygin mengusulkan bahwa suatu benda memengaruhi objek di Sabuk Kuiper, seorang astronom bernama Scott Sheppard dan Chadwick Trujillo memperhatikan bahwa beberapa objek trans-Neptunus yang diketahui memiliki orbit yang berkelompok secara aneh.
"Sejak Neptunus berhasil ditemukan pada tahun 1846, setidaknya 30 astronom telah mengusulkan keberadaan berbagai jenis objek trans-Neptunus dan semuanya selalu salah," kata Batygin, seorang profesor Ilmu Planet di Institut Teknologi California.
Sementara itu, ada yang percaya bahwa orbit aneh tersebut disebabkan oleh lubang hitam purba yang terbentuk tepat setelah Big Bang. Tata surya kita kemungkinan besar menangkapnya saat bergerak melintasi galaksi.
BACA JUGA - Pentingnya Mendidik Anak Berorientasi Akhirat
Selama bertahun-tahun telah diperdebatkan bahwa ada planet lain di tata surya. Namun, tidak seorang pun berhasil menemukannya. Ada yang mendukung dan ada yang menentangnya.
Namun berdasarkan data yang dikumpulkan beberapa tahun terakhir, planet kesembilan kemungkinan besar bersembunyi di suatu tempat.
Anomali gravitasi beserta pola orbit yang tidak biasa di Sabuk Kuiper telah memicu perdebatan mengenai keberadaan Planet Sembilan. NASA tengah mengembangkan teleskop baru yang dapat mengamati seluruh langit malam.
Teleskop ini akan siap pada akhir tahun 2025 dan dapat menentukan apakah Planet Sembilan ada atau tidak.
Peneliti dari sebuah studi mengatakan beberapa bulan lalu bahwa mereka telah menemukan bukti terkuat sejauh ini bahwa sebuah planet bersembunyi di tata surya dan mungkin adalah Planet Sembilan yang selama ini mereka cari. Mereka mengatakan planet ini kemungkinan terletak di Sabuk Kuiper.
Planet itu kecil dan hanya memiliki massa antara 1,5 dan 3 kali massa Bumi. Akan tetapi, mereka tidak yakin akan komposisinya dan mengatakan planet itu bisa berupa apa saja - Bumi yang dingin, berbatu, atau super-Pluto.
Mereka yakin bahwa massanya yang besar berarti planet itu mungkin memiliki energi internal yang besar dan bahkan dapat menopang keberadaan samudra di bawah permukaan.
"Orbitnya akan sangat jauh, jauh melampaui Neptunus, dan jauh lebih miring dibandingkan dengan planet-planet yang diketahui," kata Patryk Sofia Lykawka, profesor madya Ilmu Planet di Universitas Kindai di Jepang dan salah satu penulis penelitian tersebut seperti dilansir Wion News, Minggu (10/11/2024).
Pencarian Planet Sembilan telah berlangsung sejak tahun 2014 ketika Konstantin Batygin dan Michael Brown menyatakan bahwa sebuah planet yang lebih besar dari Bumi dan belum ditemukan manusia sampai sekarang mungkin berkeliaran di suatu tempat di tata surya.
Kedua ilmuwan tersebut sangat yakin bahwa planet tersebut mengubah jalur benda-benda angkasa yang jauh di Sabuk Kuiper. Menurut mereka, planet tersebut adalah "Bumi super" dan massanya sekitar lima hingga tujuh kali massa planet kita.
Beberapa astronom lain di masa lalu juga telah mengemukakan teori bahwa ada sesuatu yang memengaruhi orbit beberapa objek trans-Neptunus yang diketahui.
Sebelum Brown dan Batygin mengusulkan bahwa suatu benda memengaruhi objek di Sabuk Kuiper, seorang astronom bernama Scott Sheppard dan Chadwick Trujillo memperhatikan bahwa beberapa objek trans-Neptunus yang diketahui memiliki orbit yang berkelompok secara aneh.
"Sejak Neptunus berhasil ditemukan pada tahun 1846, setidaknya 30 astronom telah mengusulkan keberadaan berbagai jenis objek trans-Neptunus dan semuanya selalu salah," kata Batygin, seorang profesor Ilmu Planet di Institut Teknologi California.
Sementara itu, ada yang percaya bahwa orbit aneh tersebut disebabkan oleh lubang hitam purba yang terbentuk tepat setelah Big Bang. Tata surya kita kemungkinan besar menangkapnya saat bergerak melintasi galaksi.
(wbs)