Fenomena Awan Cumulonimbus Ternyata Sudah Digambarkan dalam Al-Qur’an, Seperti Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena seperti awan cumulonimbus (Cb) ternyata sudah digambarkan dalam kitab suci umat Islam, yakni Al-Quran. Adapun tepatnya berada di Surat An-Nur ayat 43.
Awan cumulonimbus (Cb) sering dianggap sebagai ancaman dalam dunia penerbangan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awan ini dijelaskan sebagai salah satu awan konvektif yang terbentuk secara konveksi atau melalui proses naiknya udara membawa uap.
Melihat sekilas dari bentuknya, awan Cb tampak seperti jamur dengan bagian atasnya terdapat bentuk menyerupai topi. Jika dilihat dari permukaan, awan ini terlihat tebal dan gelap, sehingga tampak menakutkan.
Pada keberadaannya, cumulonimbus juga disebut sebagai awan yang sering dikaitkan dengan berbagai penyebab cuaca ekstrem. Dampaknya sendiri bisa memunculkan bencana hidrometeorologi, seperti badai petir dan curah hujan yang tinggi.
Terlepas dari fakta-fakta tersebut, fenomena awan cumulonimbus ternyata pernah diungkap dalam kitab suci umat Islam, Al Qur’an. Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Jauh sebelum itu, agama Islam melalui kitab sucinya telah memaparkan keberadaan awan cumulonimbus. Dalam buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’, karakteristik awan ini terlihat mirip seperti yang digambarkan dalam salah satu bagiannya, yakni Surat An-Nur ayat 43. Berikut terjemahan bacaannya:
“Tidakkah engkau melihat sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An-Nur Ayat 43).
Mengutip jurnal berjudul “Fenomena Awan Cumulonimbus dalam Al-Qur’an” karya Rahendra Maya, Prof. al-Zindānī memberikan ilustrasi saintis dan penjelasan ilmiah yang menarik tentang rahasia awan hingga fenomena cumulonimbus.
Ia menggambarkan tentang kumpulan awan yang dimulai dari potongan kecil, kemudian tumpukan awan itu mulai menebal dari sejumlah potongan awan yang terpisah-pisah dan membentuk sekumpulan awan yang lebih besar. Hal ini tentu senada dengan potongan ayat Al Qur’an di atas yang menyebutkan:
“Tidakkah engkau melihat sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk”.
Setelah terbentuk, bagian tengah awan mulai bergerak ke bagian yang paling atas seolah-olah awan tersebut memiliki poros di tengahnya. Pada pergerakannya yang cepat, kondisi ini akan menarik atau menghisap awan-awan lain yang berada di sampingnya dan menciptakan awan yang lebih besar lagi.
Hal demikian terjadi seterusnya sampai terbentuk satu gumpalan awan besar. Saat awan tumbuh dan terus naik, proses penumpukan dengan perantara gelombang kuat ini terjadi dalam ‘periode muda‛ dimana kapasitas air dari uap naik ke tingkat yang paling atas.
Hasilnya, gumpalan awan akan semakin menebal dan tumbuh menjadi berat hingga akhirnya jatuh menjadi hujan. Lagi, hal tersebut sesuai dengan potongan ayat di atas yang menyebutkan:
“Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya.”
Nah, di antara awan-awan itu, ada awan cumuliform atau cumulonimbus yang terbentuk di ketinggian atau di lapisan atas atmosfer. Bentuknya mirip seperti gunung-gunung menjulang.
Awan ini juga menurunkan butiran-butiran es dan bisa menghasilkan kilat yang menyilaukan penglihatan untuk sekejap. Hal tersebut sesuai dengan potongan ayat di atas yang menyebut:
“Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
Demikian ulasan mengenai fenomena awan cumulonimbus yang sudah digambarkan dalamAlQur’an.
Awan cumulonimbus (Cb) sering dianggap sebagai ancaman dalam dunia penerbangan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awan ini dijelaskan sebagai salah satu awan konvektif yang terbentuk secara konveksi atau melalui proses naiknya udara membawa uap.
Melihat sekilas dari bentuknya, awan Cb tampak seperti jamur dengan bagian atasnya terdapat bentuk menyerupai topi. Jika dilihat dari permukaan, awan ini terlihat tebal dan gelap, sehingga tampak menakutkan.
Pada keberadaannya, cumulonimbus juga disebut sebagai awan yang sering dikaitkan dengan berbagai penyebab cuaca ekstrem. Dampaknya sendiri bisa memunculkan bencana hidrometeorologi, seperti badai petir dan curah hujan yang tinggi.
Terlepas dari fakta-fakta tersebut, fenomena awan cumulonimbus ternyata pernah diungkap dalam kitab suci umat Islam, Al Qur’an. Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Fenomena Awan Cumulonimbus Ternyata Sudah Digambarkan dalam Al-Qur’an
Fakta mengenai awan cumulonimbus mungkin sudah sering diketahui orang. Bahkan, telah banyak ilmuwan yang mencoba menelitinya, termasuk menghubungkannya sebagai salah satu bentuk ancaman dalam dunia penerbangan.Jauh sebelum itu, agama Islam melalui kitab sucinya telah memaparkan keberadaan awan cumulonimbus. Dalam buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’, karakteristik awan ini terlihat mirip seperti yang digambarkan dalam salah satu bagiannya, yakni Surat An-Nur ayat 43. Berikut terjemahan bacaannya:
“Tidakkah engkau melihat sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An-Nur Ayat 43).
Mengutip jurnal berjudul “Fenomena Awan Cumulonimbus dalam Al-Qur’an” karya Rahendra Maya, Prof. al-Zindānī memberikan ilustrasi saintis dan penjelasan ilmiah yang menarik tentang rahasia awan hingga fenomena cumulonimbus.
Ia menggambarkan tentang kumpulan awan yang dimulai dari potongan kecil, kemudian tumpukan awan itu mulai menebal dari sejumlah potongan awan yang terpisah-pisah dan membentuk sekumpulan awan yang lebih besar. Hal ini tentu senada dengan potongan ayat Al Qur’an di atas yang menyebutkan:
“Tidakkah engkau melihat sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk”.
Setelah terbentuk, bagian tengah awan mulai bergerak ke bagian yang paling atas seolah-olah awan tersebut memiliki poros di tengahnya. Pada pergerakannya yang cepat, kondisi ini akan menarik atau menghisap awan-awan lain yang berada di sampingnya dan menciptakan awan yang lebih besar lagi.
Hal demikian terjadi seterusnya sampai terbentuk satu gumpalan awan besar. Saat awan tumbuh dan terus naik, proses penumpukan dengan perantara gelombang kuat ini terjadi dalam ‘periode muda‛ dimana kapasitas air dari uap naik ke tingkat yang paling atas.
Hasilnya, gumpalan awan akan semakin menebal dan tumbuh menjadi berat hingga akhirnya jatuh menjadi hujan. Lagi, hal tersebut sesuai dengan potongan ayat di atas yang menyebutkan:
“Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya.”
Nah, di antara awan-awan itu, ada awan cumuliform atau cumulonimbus yang terbentuk di ketinggian atau di lapisan atas atmosfer. Bentuknya mirip seperti gunung-gunung menjulang.
Awan ini juga menurunkan butiran-butiran es dan bisa menghasilkan kilat yang menyilaukan penglihatan untuk sekejap. Hal tersebut sesuai dengan potongan ayat di atas yang menyebut:
“Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
Demikian ulasan mengenai fenomena awan cumulonimbus yang sudah digambarkan dalamAlQur’an.
(dan)