Waduh, Satelit Uni Soviet dan Roket China Hampir Tabrakan
loading...
A
A
A
Dua sampah antariksa yakni Satelit Uni Soviet dan Roket milik China hampir menabrak satu sama lain. Keduanya memiliki resiko tabrakan dahsyat, namun akhirnya bisa saling menghindar. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)
Kabar tabrakan itu dilaporkan oleh LeoLabs, sebuah perusahaan yang menggunakan radar untuk melacak satelit dan puing-puing di luar angkasa, mengatakan bahwa mereka sedang mengamati konjungsi "berisiko sangat tinggi" - persimpangan di orbit dua objek di sekitar Bumi.
Perusahaan telah menggunakan susunan radarnya untuk mengamati masing-masing dari dua objek tersebut saat mereka lewat tiga atau empat kali per hari sejak Jumat.
Data menunjukkan bahwa dua sampah besar antariksa itu saling meleset sejauh 8 hingga 43 meter pada Kamis jam 8:56 malam ET atau pukul 8 WIB tadi pagi. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembnagkan SMK untuk Bangun Desa)
Karena satelit Soviet dan badan roket China sama-sama tidak berfungsi, tidak ada yang bisa menyimpang dari jalur satu sama lain.
Jika mereka bertabrakan, ledakan yang kira-kira setara dengan meledakkan 14 metrik ton TNT akan mengirimkan serpihan puing-puing ke segala arah, menurut astronom Jonathan McDowell.
Dilansir dari Business Insider, Sabtu (17/10/2020), tabrakan mungkin tidak akan menimbulkan bahaya bagi penduduk Bumi, karena satelit tersebut berada 991 kilometer di atas tanah dan melintasi jalur di atas Laut Weddell Antartika.
Tapi awan yang dihasilkan dari ribuan pecahan pesawat ruang angkasa akan menjadi bahaya di orbit Bumi.
Kabar tabrakan itu dilaporkan oleh LeoLabs, sebuah perusahaan yang menggunakan radar untuk melacak satelit dan puing-puing di luar angkasa, mengatakan bahwa mereka sedang mengamati konjungsi "berisiko sangat tinggi" - persimpangan di orbit dua objek di sekitar Bumi.
Perusahaan telah menggunakan susunan radarnya untuk mengamati masing-masing dari dua objek tersebut saat mereka lewat tiga atau empat kali per hari sejak Jumat.
Data menunjukkan bahwa dua sampah besar antariksa itu saling meleset sejauh 8 hingga 43 meter pada Kamis jam 8:56 malam ET atau pukul 8 WIB tadi pagi. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembnagkan SMK untuk Bangun Desa)
Karena satelit Soviet dan badan roket China sama-sama tidak berfungsi, tidak ada yang bisa menyimpang dari jalur satu sama lain.
Jika mereka bertabrakan, ledakan yang kira-kira setara dengan meledakkan 14 metrik ton TNT akan mengirimkan serpihan puing-puing ke segala arah, menurut astronom Jonathan McDowell.
Dilansir dari Business Insider, Sabtu (17/10/2020), tabrakan mungkin tidak akan menimbulkan bahaya bagi penduduk Bumi, karena satelit tersebut berada 991 kilometer di atas tanah dan melintasi jalur di atas Laut Weddell Antartika.
Tapi awan yang dihasilkan dari ribuan pecahan pesawat ruang angkasa akan menjadi bahaya di orbit Bumi.
(wbs)