Pesawat NASA Selidiki Jejak Tata Surya Kuno

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 10:15 WIB
loading...
Pesawat NASA Selidiki Jejak Tata Surya Kuno
Pesawat ruang angkasa Origins NASA, berhasil mendarat di Bennu dan mengumpulkan sampel berupa debu atau batu kecil untuk dibawa ke Bumi. Foto/dok
A A A
PESAWAT ruang angkasa Origins NASA , Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer (OSIRIS-REx) berhasil mendarat di Bennu. Pesawat ini akan mengumpulkan sampel berupa debu atau batu kecil di Bennu dan membawanya ke Bumi.

Para ilmuwan luar angkasa memiliki ketertarikan kepada asteroid kuno yang dikenal dengan Bennu. Bennu terbentuk miliaran tahun lalu dan memiliki jarak lebih dari 321 juta km dari Bumi. Para ilmuwan sedang mencari bahan-bahan seperti batu atau pasir yang dapat membantu kehidupan di Bumi. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)

Mereka mengumpulkan sampel pada hari Selasa lalu yang dikenal dalam misi Touch and Go (TAG). OSIRIS-REx akan menyimpan benda dari Bennu dalam kargo promodial dan akan memulai perjalanan kembali ke Bumi. OSIRIS-Rex diperkirakan kembali ke Bumi pada Maret 2021 jika berhasil mengumpulkan sampel. Jika tidak, tim akan mempersiapkan upaya lain pada Januari 2021.

“Ini adalah hal pertama bagi NASA untuk menunjukkan bagaimana tim dari seluruh negeri mampu memperluas batas pengetahuan,” kata Administrator NASA Jim Bridenstine. Bridenstine menambahkan bahwa kerja sama dengan beberapa mitra industri dan akademisi internasional dapat menguatkan data dan analisis. Ia juga percaya bahwa penelitian ini akan menggambarkan bagian dari tata surya paling kuno.

Saat melakukan pendaratan di permukaan Bennu, OSIRIS-REx menembakkan pendorongnya. Pendaratan ini dibantu dengan beberapa komponen seperti bahu, siku, dan pergelangan tangan yang menjadi bagian dari dirinya. OSIRIS-REx membutuhkan waktu sekitar 4 jam saat melakukan pendaratan.

Saat ketinggian 125 meter dari permukaan, pesawat tersebut kembali melakukan manuver untuk menentukan lokasi yang menjadi check point pengumpulan sampel secara tepat. Manuver ini dikenal sebagai Nightingale. Sesaat sebelum terjadi kontak dengan permukaan Bennu, pesawat kembali menembakkan dorongan untuk memperlambat penurunan dan menyesuaikan rotasi asteroid. Tempat pendaratan pesawat cukup kecil yang terletak di belahan utara Bennu. (Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Tulang)

“Ini adalah prestasi yang luar biasa dan kami telah memajukan baik sains dan teknik serta prospek kami untuk misi masa depan dalam mempelajari cerita kuno misterius di tata surya ini,” kata Thomas Zurbuchen, administrator di Direktorat Misi Sains NASA . Zurbuchen sudah tidak sabar lagi ingin melihat benda apa saja yang akan dibawa pulang ke Bumi.

Benda dari Bennu merupakan sesuatu yang telah lama ditunggu oleh para ilmuwan sejak beberapa generasi penemuan ilmiahnya. “Setelah lebih dari satu dekade perencanaan, tim sangat gembira atas keberhasilan upaya pengambilan sampel,” kata Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx di University of Arizona di Tucson.

Meski sudah berhasil mengambil sampel di Bennu, Lauretta dan tim masih memiliki beberapa pekerjaan ke depan. Mereka masih menunggu sampel yang sedang dalam perjalanan untuk penelitian lebih lanjut. “Kontak yang sukses, penembakan gas untuk pendaratan dan mundur dari Bennu adalah pencapaian besar bagi tim. Saya berharap dapat menganalisis data untuk menentukan massa sampel yang dikumpulkan,” tambah Lauretta.

Semua data telemetri pesawat ruang angkasa menunjukkan bahwa peristiwa TAG telah berjalan seperti yang diharapkan. Namun, dibutuhkan waktu sekitar seminggu bagi tim OSIRIS-REx untuk mengonfirmasi berapa banyak sampel yang dikumpulkan pesawat ruang angkasa tersebut. (Baca juga: Angka KDRT Turun karena Tak Terdeteksi Selama Pandemi)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1767 seconds (0.1#10.140)