Ilmuwan Memprediksi Angka Kelahiran dan Pernikahan Bakal Menurun
loading...
A
A
A
Para peneliti di UCLA, Amerika Serikat (AS), tengah melakukan penelitian tentang pengaruh pandemi Covid-19 terhadap angka kelahiran, pernikahan dan peran gender. Tim yang terdiri dari 12 ilmuwan ini memperkirakan bahwa dampak psikologis terhadap pandemi berpengaruh besar dalam hubungan tersebut.
Profesor studi psikologi dan komunikasi UCLA, Martie Hselton, mengatakan bahwa angka kelahiran di dunia akan mengalami penurunan karena banyak yang menunda rencana kehamilan. Saat ini saja, sudah banyak pasangan yang menunda pernikahan akibat pandemi ini.
Baca juga : Para Suami Tirulah Sikap Romantis Umar bin Khattab
"Orang yang lajang cenderung tidak memulai hubungan baru dan wanita yang mampu untuk hidup sendiri cenderung bertahan lebih lama," kata Haselton, dikutip dari Scitechdaily.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebelum pandemi, wanita lebih stres daripada pria karena tanggung jawab keluarga dan pekerjaan. Sekarang, mereka mengelola lebih banyak tanggung jawab rumah tangga terkait dengan pengasuhan dan pendidikan anak.
"Dalam dunia kedokteran dan ilmu lainnya, para sarjana pria lebih produktif daripada perempuan," kata Haselton.
Dia dan rekannya meramalkan pergeseran ke arah konservatisme sosial. Konsekuensi dari pandemi tersebut adalah berkurangnya toleransi terhadap aborsi legal dan hak-hak seksual minoritas yang tidak sejalan dengan peran gender tradisional.
"Selain itu, di saat ketidaksetaraan ekonomi, banyak wanita akan lebih melakukan seksualitas untuk bersaing satu sama lain dalam mendapatkan pria yang diinginkan," tambah Haselton.
Profesor studi psikologi dan komunikasi UCLA, Martie Hselton, mengatakan bahwa angka kelahiran di dunia akan mengalami penurunan karena banyak yang menunda rencana kehamilan. Saat ini saja, sudah banyak pasangan yang menunda pernikahan akibat pandemi ini.
Baca juga : Para Suami Tirulah Sikap Romantis Umar bin Khattab
"Orang yang lajang cenderung tidak memulai hubungan baru dan wanita yang mampu untuk hidup sendiri cenderung bertahan lebih lama," kata Haselton, dikutip dari Scitechdaily.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebelum pandemi, wanita lebih stres daripada pria karena tanggung jawab keluarga dan pekerjaan. Sekarang, mereka mengelola lebih banyak tanggung jawab rumah tangga terkait dengan pengasuhan dan pendidikan anak.
"Dalam dunia kedokteran dan ilmu lainnya, para sarjana pria lebih produktif daripada perempuan," kata Haselton.
Dia dan rekannya meramalkan pergeseran ke arah konservatisme sosial. Konsekuensi dari pandemi tersebut adalah berkurangnya toleransi terhadap aborsi legal dan hak-hak seksual minoritas yang tidak sejalan dengan peran gender tradisional.
"Selain itu, di saat ketidaksetaraan ekonomi, banyak wanita akan lebih melakukan seksualitas untuk bersaing satu sama lain dalam mendapatkan pria yang diinginkan," tambah Haselton.
(fan)