Ilmuwan Kembangkan Alat Tes Malaria Sederhana dan Murah

Jum'at, 06 November 2020 - 08:05 WIB
loading...
Ilmuwan Kembangkan Alat...
Tes seperti perban untuk malaria dapat memberikan hasil pada strip tes dalam beberapa menit. Gambar ilustrasi oleh Jeff Fitlow, Universitas Rice.
A A A
Jakarta - Para insinyur di Universitas Rice, Amerika Serikat, telah memperkenalkan teknologi tes malaria dengan mudah dan murah. Teknologi ini menggunakan jarum mikro untuk mendiagnosa malaria secara cepat dan tepat tanpa ekstraksi darah.

Para peneliti memanfaatkan protein penanda biologis yang terkandung dalam cairan interstisial. Cairan ini akan bekerja dengan mengelilingi sel kulit.

Cairan interstisial mengandung banyak penanda biologis dari berbagai penyakit, salah satunya adalah malaria. Pengujian biologisnya juga dapat dilakukan dengan cepat karena tidak membutuhkan tenaga medis.

Baca juga : SpaceX Uji Coba Internet Starlink, Kecepatannya Melampaui 160 Mbps

Insinyur di Universitas Rice, Peter Lillehoj, mengatakan bahwa teknologi ini diprogram untuk masa sekali pakai. Tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk mendeteksi Covid-19 nantinya.

"Kami fokus mendeteksi malaria. Namun, kami juga dapat mengadaptasi teknologi ini untuk mendeteksi penyakit lain yang penandanya muncul dalam cairan interstisial," kata Lillehoj, dikutip dari Technology.

Alat tes mandiri yang menyerupai perban ini merupakan hasil pengembangan Lillehoj dan Xue Jiang, peneliti di Universitas Rice. Teknologi buatan mereka mampu memberikan hasil dalam waktu 20 menit dan tanpa peralatan tambahan.

Teknologi ini memiliki 16 jarum mikro berongga dalam susunan 4x4 di satu sisi. Sedangkan, disisi lainnya ditambahkan dengan strip uji aliran berbasis antibodi.

Antibodi bereaksi saat mereka merasakan penanda biologi untuk malaria dan mengubah dua garis pembacaan pada permukaan strip yang terbuka menjadi merah. Jika tesnya negatif, hanya satu garis yang berubah menjadi merah.

Jarum diperlakukan hidrofilik atau menarik air agar fluida ditarik masuk dan mengalir ke strip uji. Setelah tes selesai, perangkat dapat dilepas seperti perban biasa.

Lillehoj telah mempelajari jarum mikro dan strip tes antibodi secara ekstensif. Ia mengatakan bahwa hasil penelitiannya merupakan paket gabungan murah dan sederhana, terutama digunakan pada daerah sedang berkembang yang minim tenaga medis.

Baca juga : Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik Juga Rawan Kebakaran

Jarum berongga memiliki lebar 375 mikron dan panjang 750 mikron. Ukuran ini mampu mencapai cairan di dalam kulit yang biasanya memiliki ketebalan antara 800 hingga 1.000 mikron. Jarumnya juga cukup tajam untuk mengatasi tekanan mekanis saat memasuki kulit.

"Xue dan saya telah mengoleskan tambalan ke kulit kami dan tidak terasa sakit sama sekali dibandingkan dengan tusukan jari atau pengambilan darah. Menurut saya, rasanya seperti menempelkan selotip pada kulit Anda dan kemudian mengelupasnya," ungkap Lillehoj.
(fan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2212 seconds (0.1#10.140)