Varian Baru Virus Corona Telah Ditemukan di Beberapa Negara di Asia

JAKARTA - Varian baru dari virus corona telah terdeteksi di beberapa negara. Mutasi ini disebut lebih cepat menular dibandingkan varian sebelumnya. Inggris dan Afrika Selatan merupakan negara yang melaporkan telah temuan varian baru Covid-19.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize, telah mengumumkan bahwa mutasi tersebut telah menginfeksi lebih banyak anak-anak muda di sana, dibandingkan varian virus sebelumnya

Mutasi baru dari virus corona di Afrika Selatan diketahui tak berkaitan dengan varian baru yang ditemukan di Inggris. Namun, varian ini memang memiliki satu mutasi penting dalam cara virus menempel pada sel manusia.

Di sisi lain,Trudy Lang, profesor kesehatan global dari Universitas Oxford, Inggris, menjelaskan bahwa mutasi virus merupakan hal yang biasa terjadi. Tetapi perubahan ini tak serta merta membuat virus menjadi lebih mematikan. (Baca juga :Virus Corona Bermutasi di Inggris, Ahli Unpad Ingatkan Ini)Belakangan, melansir dari berbagai sumber, Senin (28/12/2020), varian baru virus corona tersebut telah mulai ditemukan di beberapa negara di Asia.

Salah satunya adalah Singapura yang mengonfirmasi bahwa mutasi tersebut telah menginfeksi seorang pelajar berusia 17 tahun yang baru kembali dari Inggris.

Pasien yang tak disebutkan identitasnya itu tiba di Singapura pada 6 Desember 2020, dan dinyatakan positif COVID-18 pada 8 Desember. Otoritas setempat menjelaskan, pelajar tersebur mengalami demam sejak 7 Desember 2020.

Kemudian Malaysia juga telah mengonfirmasi menemukan varian baru virus corona dari 60 sampel pasien di Sabah. Varian varu ini mirip dengan mutasi yang telah diidentifikasi di Afrika Selatan, Belanda, dan Australia. (Baca juga : Virus Corona Varian Baru, Dinkes Kota Bandung Sebut Belum Ditemukan dan Minta Warga Waspada )

Jepang juga mengaku telah menemukan 5 kasus pasien yang telah terinfeksi varian baru virus corona. Seorang pilot yang baru kembali dari Inggris merupakan salah satu di antaranya.

Kemudian salah satu anggota pilot itu juga diketahui terinfeksi mutasi virus serupa, meskipun dia tak pernah menginjakkan kaki di Inggris. Artinya, kemungkinan besar tertular dari pilot tersebut.