Bikin Bingung Ilmuwan, Misteri Cara Kupu-Kupu Terbang Terpecahkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para peneliti telah berusaha untuk memahami bagaimana kupu-kupu dapat terbang cepat dengan sayap mereka yang besar dan tidak efisien. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kupu-kupu mengembangkan cara yang efektif untuk mengepakan sayap agar menghasilkan daya dorong yang maksimal.
Para ilmuwan mengatakan bahwa kemampuan ini membantu kupu-kupu untuk menghindari predator. Spesies terbang telah mengembangkan berbagai metode untuk menghindari pemangsanya. Beberapa telah mengembangkan sayap yang kuat dan efisien untuk melarikan diri. (Baca: Teliti Sampel Batu Bulan, China Membuka Diri untuk Ilmuwan Asing)
Tapi bagaimana dengan kupu-kupu yang bergerak lambat dan berkelok-kelok? Masalah bagi kupu-kupu adalah mereka memiliki sayap yang besar dibandingkan dengan tubuh mereka, yang secara aerodinamis tidak efisien untuk terbang.
Kembali pada tahun 1970-an, para peneliti mengembangkan teori bahwa sayap besar mereka memungkinkan kupu-kupu untuk mengepakan sayap bersama-sama saat melakukan gerakan naik untuk terbang. Tapi belum ada yang menunjukkan bagaimana ini bekerja dalam kondisi terbang alami.
Sekarang, para ilmuwan Swedia berhasil memecahkan misteri itu dengan menggunakan terowongan angin dan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam keahlian terbang kupu-kupu yang unik. "Sayap-sayap itu berperilaku cukup menarik," kata rekan penulis Dr Per Henningsson, dari Lund University, Swedia, kepada BBC News. (Baca juga: Laba-laba Pintar Ini Menjerat Mangsanya dengan Perangkap Daun)
Tepi depan dan tepi belakang bertemu sebelum bagian tengah. "Kami pikir perilaku semacam itu akan meningkatkan kepakan karena membentuk kantong udara di antara sayap. Ini membuat daya dorong lebih besar dan lebih efisien," katanya.
Selain merekam video gerak lambat kupu-kupu yang sedang terbang, para peneliti membuat dua pasang klep mekanis sederhana untuk menguji gagasan mereka. Yang satu kaku, yang lainnya fleksibel dan lebih mirip dengan sayap kupu-kupu yang diamati dalam uji terowongan angin.
Tim menemukan bahwa sayap fleksibel secara dramatis meningkatkan gaya yang diciptakan oleh kepakan tersebut. Ini juga meningkatkan efisiensi sebesar 28% untuk menghasilan tenaga dorong yang besar. (Baca juga: Ahli Temukan Fakta Baru Tentang Harimau Tasmania yang Sudah Punah)
Para penulis percaya bahwa penelitian mereka mungkin berguna di bidang lain. Beberapa perangkat drone dan kendaraan bawah air sudah menggunakan sistem propulsi berdasarkan gerakan kepakan sayap tetapi belum maksimal.
Para ilmuwan mengatakan bahwa kemampuan ini membantu kupu-kupu untuk menghindari predator. Spesies terbang telah mengembangkan berbagai metode untuk menghindari pemangsanya. Beberapa telah mengembangkan sayap yang kuat dan efisien untuk melarikan diri. (Baca: Teliti Sampel Batu Bulan, China Membuka Diri untuk Ilmuwan Asing)
Tapi bagaimana dengan kupu-kupu yang bergerak lambat dan berkelok-kelok? Masalah bagi kupu-kupu adalah mereka memiliki sayap yang besar dibandingkan dengan tubuh mereka, yang secara aerodinamis tidak efisien untuk terbang.
Kembali pada tahun 1970-an, para peneliti mengembangkan teori bahwa sayap besar mereka memungkinkan kupu-kupu untuk mengepakan sayap bersama-sama saat melakukan gerakan naik untuk terbang. Tapi belum ada yang menunjukkan bagaimana ini bekerja dalam kondisi terbang alami.
Sekarang, para ilmuwan Swedia berhasil memecahkan misteri itu dengan menggunakan terowongan angin dan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam keahlian terbang kupu-kupu yang unik. "Sayap-sayap itu berperilaku cukup menarik," kata rekan penulis Dr Per Henningsson, dari Lund University, Swedia, kepada BBC News. (Baca juga: Laba-laba Pintar Ini Menjerat Mangsanya dengan Perangkap Daun)
Tepi depan dan tepi belakang bertemu sebelum bagian tengah. "Kami pikir perilaku semacam itu akan meningkatkan kepakan karena membentuk kantong udara di antara sayap. Ini membuat daya dorong lebih besar dan lebih efisien," katanya.
Selain merekam video gerak lambat kupu-kupu yang sedang terbang, para peneliti membuat dua pasang klep mekanis sederhana untuk menguji gagasan mereka. Yang satu kaku, yang lainnya fleksibel dan lebih mirip dengan sayap kupu-kupu yang diamati dalam uji terowongan angin.
Tim menemukan bahwa sayap fleksibel secara dramatis meningkatkan gaya yang diciptakan oleh kepakan tersebut. Ini juga meningkatkan efisiensi sebesar 28% untuk menghasilan tenaga dorong yang besar. (Baca juga: Ahli Temukan Fakta Baru Tentang Harimau Tasmania yang Sudah Punah)
Para penulis percaya bahwa penelitian mereka mungkin berguna di bidang lain. Beberapa perangkat drone dan kendaraan bawah air sudah menggunakan sistem propulsi berdasarkan gerakan kepakan sayap tetapi belum maksimal.
(ysw)