Ilmuwan Rekomendasikan Planet Ini Direkayasa untuk Dihuni Manusia

Jum'at, 22 Januari 2021 - 10:25 WIB
loading...
Ilmuwan Rekomendasikan Planet Ini Direkayasa untuk Dihuni Manusia
Ilustrasi permukaan Planet Ceres. Foto/NASA
A A A
JAKARTA - Hingga saat ini sejumlah ilmuwan masih mengeksplorasi tata surya untuk mencari planet yang dapat dihuni manusia. Seorang fisikawan dan astrobiologi merekomendasikan Planet Ceres yang terletak diantara Mars dan Jupiter untuk dibuat koloni.

Fisikawan dan astrobiolog Institut Meteorologi Finlandia di Finlandia Pekka Janhunen mengatakan, planet kerdil Ceres bisa disulap menjadi tempat hunian bagi manusia. (Baca: Antariksawan Terus Selidiki Bau Kentut di Planet Uranus)

Ceres sejatinya merupakan asteroid dengan diameter 952 kilometer dan berada diantara Planet Mars dan Jupiter. Ceres dianggap sebagai asteroid terbesar yang diketahui di Tata Surya, dan satu-satunya planet kerdil yang lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus.

Dalam makalah pracetak yang diterbitkan di arXiv, motivasi para ilmuwan saat ini adalah memiliki pemukiman dengan gravitasi buatan yang memungkinkan pertumbuhan di luar wilayah hidup Bumi. Sekaligus menyediakan perjalanan intra-pemukiman yang mudah bagi penduduknya dan kepadatan populasi yang cukup rendah yaitu 500 orang per kilometer persegi.

Planet Mars dan Bulan mungkin bukan tempat terbaik untuk koloni manusia karena gravitasi alaminya sangat berbeda dengan Bumi. Ilmuwan tahu bahwa astronot menghadapi masalah kesehatan saat kembali ke Bumi dari lingkungan rendah atau nol-gravitasi. (Baca juga: Laba-laba Pintar Ini Menjerat Mangsanya dengan Perangkap Daun)

Alternatif model koloni planet adalah koloni ruang angkasa buatan yangn mengorbit Matahari seperti stasiun luar angkasa. Namun ide ini tidak bisa diwujudkan begitu saja untuk sebuah koloni baru. Jika populasi tumbuh terlalu besar untuk satu pemukiman, mungkin diperlukan beberapa pemukiman.

Solusi Janhunen untuk membuat koloni dengan basis Ceres cukup rapi, setidaknya dalam konsep. Penelitian terbaru menunjukan kalau Ceres mungkin memiliki banyak air di bawah permukaannya. "Mengangkat material dari Ceres sangat murah dibandingkan dengan memprosesnya karena Ceres memiliki gravitasi rendah," katanya.

Untuk pelindung radiasi, bisa dibangun dari 80 persen regolith silikat (batuan dari Ceres) dan air. Habitat tersebut akan dibagi menjadi ruang pedesaan dan perkotaan, dengan kedalaman tanah 1,5 meter sampai dengan 4 meter sesuai kebutuhan untuk pepohonan dan taman. (Baca juga: Situs Kota Berusia 5.000 Tahun Terancam Rusak Akibat perambahan)

Karena Ceres sangat jauh dari Matahari, cermin dapat digunakan untuk mengarahkan sinar matahari ke habitat, untuk tujuan bercocok tanam, untuk penerangan, dan untuk tenaga surya. Cermin-cermin ini akan digantung di satu sisi satelit berbentuk cakram dan dapat disesuaikan saat planet kerdil itu bergerak mengelilingi Matahari.

Keuntungan dari koloni di Ceres adalah tidak akan ada bencana alam atau cuaca yang tidak diinginkan. Pada prinsipnya, Ceres dapat mendukung, menurut Janhunen, 10.000 kali populasi Bumi saat ini.

Tentu saja, itu semua sangat spekulatif, dan masih harus diuji. Selain itu, Janhunen mencatat bahwa gravitasi buatan orbital masih menjadi tujuan yang belum terwujud. (Baca juga: Menghindari Kanibalisme, Belalang Jantan Gunakan Trik Baru untuk Kawin)

Jika masalah itu dapat diselesaikan, Janhunen menghitung hanya dibutuhkan sekitar 22 tahun untuk membangun satelit manusia di orbit sekitar Ceres. "Tingkat kesulitan keseluruhan dalam melaksanakan proyek ini mungkin mirip dengan misi ke Mars," katanya.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0879 seconds (0.1#10.140)