Jelang Mendarat di Mars, Perseverance Akan Menghadapi 'Tujuh Menit Teror'

Senin, 15 Februari 2021 - 09:28 WIB
loading...
Jelang Mendarat di Mars, Perseverance Akan Menghadapi Tujuh Menit Teror
Al Chen, kepala tim penurunan dan pendaratan JPL NASA, menyebutnya, bagian paling kritis dari misi adalah saat mendaratkan Perseverance ke permukaan Mars. Foto/NASA
A A A
LOS ANGELES - Dalam waktu dekat, misi ruang angkasa NASA Perseverance akan mendarat di planet Mars. Sejumlah ilmuwan NASA ketar-ketir karena dari tujuh bulan perjalan ke Mars, misi pendaratan ini yang paling krusial.

Al Chen, kepala tim penurunan dan pendaratan JPL NASA, menyebutnya, bagian paling kritis dan paling berbahaya dari misi senilai US$2,7 miliar adalah saat mendaratkan Pervelance ke permukaan Mars. (Baca: Ini Misi Ruang Angkasa yang Menewaskan Astronoutnya)

"Tidak ada jaminan misi ini berjalan lancar, terutama saat kami mencoba mendaratkan penjelajah terbesar, terberat, dan paling rumit yang pernah kami buat ke situs paling berbahaya yang pernah kami coba untuk mendarat," terangnya seperti dikutip Reuters.

Saat misi NASA itu mencapai bentangan terakhir perjalanan tujuh bulan dari Bumi minggu ini, pesawat itu akan memancarkan peringatan radio saat masuk ke atsmosfer Mars. Pada saat sinyal itu mencapai manajer misi sekitar 127 juta mil (204 juta km) jauhnya di Jet Propulsion Laboratory (JPL) dekat Los Angeles, ilmuwan akan dibuat sibuk dengan pendaratan itu.

Penjelajah roda enam diperkirakan membutuhkan waktu tujuh menit untuk turun dari atas atmosfer Mars ke permukaan planet dalam waktu kurang dari 11 menit lebih dari transmisi radio ke Bumi. Selama pendaratan yang dipandu dari Bumi, para insinyur JPL ini menyebutnya tujuh menit teror karena penuh resiko. (Baca juga: Waspada, Ini Penyebab Cuaca Esktrem di Indonesia)

Jika semua berjalan sesuai rencana, tim NASA akan menerima sinyal radio tindak lanjut sesaat sebelum siang. Waktu Pasifik memastikan pendaratan akan dilakukan di tepi delta sungai kuno dan dasar danau yang telah lama menghilang di Mars.

Dari sana, penjelajah bertenaga baterai nuklir itu akan memulai tujuan utama dari misi dua tahunnya. Misi ini melibatkan serangkaian instrumen yang kompleks untuk mencari tanda-tanda kehidupan mikroba yang mungkin telah berkembang di Mars miliaran tahun yang lalu.

Mesin bor canggih akan mengambil sampel dari batuan Mars dan menyimpannya ke dalam tabung seukuran cerutu untuk dikirim kembali ke Bumi untuk analisis lebih lanjut - spesimen pertama yang pernah dikumpulkan oleh umat manusia dari permukaan planet lain. (Baca juga: Arkeolog Temukan Bukti yang Bisa Patahkan Kalim Columbus Lebih Dahulu ke Alaska)

Dua misi masa depan untuk mengambil sampel tersebut dan menerbangkannya kembali ke Bumi sedang dalam tahap perencanaan oleh NASA , bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3261 seconds (0.1#10.140)