Pasar Wireless Charging Semakin Meningkat Setiap Tahunnya

Jum'at, 19 Februari 2021 - 16:39 WIB
loading...
Pasar Wireless Charging Semakin Meningkat Setiap Tahunnya
Ilustrasi jajaran merek smartphone. FOTo/ ist
A A A
JAKARTA - Tren penggunaan pengisi daya nirkabel atau wireless charging telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih pada 2017, setelah Apple mengumumkan bahwa iPhone 8 memiliki fitur serupa.

Hal ini pun otomatis mendongkrak permintaan dan memaksa pasar untuk lebih inovatif. Pengisi daya nirkabel biasanya berbentuk sebagai alas yang kemudian mengisi daya ponsel.



Jadi, ponsel harus diletakkan di atas permukaan alat. Tetapi terlalu sering memindahkannya akan memutus sambungan pengisian daya.

Berangkat dari hal itu, kemudian muncul lonjakan minat pada pengisian nirkabel dengan tipe berdiri, sehingga memungkinkan pengguna untuk tetap menggunakan ponsel mereka saat sedang mengisi daya.

Melansir dari Tech in Asia, Jumat (19/2/2021), adopsi yang lebih luas dari standar Qi untuk pengisian daya nirkabel, termasuk Apple, juga membuka banyak peluang bagi bisnis untuk menawarkan fitur ini pada produk lain, seperti headphone, laptop, dan perangkat game genggam.

Secara keseluruhan, pasar pengisian nirkabel meraup lebih dari USD11 miliar di seluruh dunia, pada 2019. Angka tersebut diprediksi mengalami pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 14,5% antara tahun 2020 dan 2026.

Sementaea di Asia Pasifik, pasar pengisian daya nirkabel diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 18% hingga 2026.

Berbagai startup telah melirik ke perangkat ini. Tahun lalu, Eggtronic yang berbasis di Italia, telah mengembangkan produk elektronik dan pengisian daya nirkabel, sehingga mengumpulkan keuntungan sebesar USD10 juta.

Sementara perusahaan rintisan daya nirkabel yang berbasis di Amerika Serikat, Aira, menerima investasi strategis dari pemasok suku cadang mobil global, Motherson.



Di Singapura, Novelsys mencoba mengembangkan wadah pengisian daya nirkabel untuk perangkat seluler pada tahun 2015. Meskipun perusahaan rintisan tersebut gagal diluncurkan, kemajuan teknologi dan kesadaran konsumen yang lebih besar indikasikan ada ruang bagi bisnis untuk mengambil langkah lain di pasaran.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5933 seconds (0.1#10.140)