Pakar Pertahanan Planet Gunakan Asteroid Berbahaya untuk Perlindungan Bumi

Selasa, 02 Maret 2021 - 13:48 WIB
loading...
Pakar Pertahanan Planet Gunakan Asteroid Berbahaya untuk Perlindungan Bumi
Para ilmuwan menggunakan asteroid Apophis yang terkenal untuk menguji tanggapan mereka terhadap batuan luar angkasa yang berpotensi berbahaya bagi Bumi. Foto/ist
A A A
HOUSTON - Fakta bahayanya asteroid baru-baru ini terjadi delapan tahun lalu, ketika sebuah batu luar angkasa seukuran bangunan enam lantai muncul entah dari mana, melukai 1.200 orang ketika meledak di atas Chelyabinsk, Rusia.
Sekarang, para ilmuwan menggunakan asteroid Apophis yang terkenal untuk menguji tanggapan mereka terhadap batuan luar angkasa yang berpotensi berbahaya, sekaligus mengasah seni pertahanan planet. Pertahanan planet berfokus pada identifikasi asteroid dan komet yang berkeliaran di sekitar Bumi, memetakan jalur persisnya, dan melihat perbandingan orbitnya dengan Bumi.

Jika model orbital menunjukkan asteroid dan Bumi akan mencapai tempat yang sama pada waktu yang sama, keadaan menjadi serius, terutama ketika batuan antariksa berukuran besar. Itu semacam skenario yang mengakhiri kehidupan Dinosaurus.

Tapi pertahanan planet bukannya tanpa harapan, dengan catatan, jika manusia mengidentifikasi asteroid berbahaya cukup lama sebelum tabrakan. Sebab secara teoritis kita dapat melakukan sesuatu untuk mengalihkan atau membelokkannya.

Berhasil mencegah kerusakan akibat tabrakan asteroid akan bergantung pada menemukan ancaman tepat waktu dan ini membutuhkan latihan. Meskipun para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 25.000 asteroid dekat Bumi hingga saat ini, sebagian besar terlalu kecil untuk menimbulkan banyak kekhawatiran. Jadi, meskipun ada banyak asteroid yang berderak di sekitar orbit Bumi, sebagian besar tidak cukup besar atau cukup dekat untuk memicu kecemasan eksistensial yang realistis.

Apophis menjadi terkenal karena tidak seperti kebanyakan batuan antariksa dekat Bumi lainnya. Ketika para ilmuwan menemukannya pada tahun 2004, itu langsung terlihat. Pertama, ukurannya relatif besar -lebarnya lebih dari 1.000 kaki (300 meter), di sekitar ketinggian Menara Eiffel, menurut NASA. Dan model berdasarkan pengamatan awal menunjukkan kemungkinan hampir 3% Apophis akan bertabrakan dengan Bumi pada 13 April 2029.

Saat ini, para ilmuwan yakin bahwa Apophis bukanlah ancaman bagi Bumi setidaknya selama beberapa dekade. Tapi batu luar angkasa masih akan datang berkunjung bulan depan, menawarkan para ilmuwan peluang berharga untuk melihat dari dekat asteroid yang relatif besar.

Dan, dengan sedikit imajinasi, flybys ini juga bisa berfungsi sebagai latihan pertahanan planet. "Tujuannya adalah untuk 'mempertengkarkan' semua ilmuwan dari seluruh dunia, semacam koalisi yang berkeinginan," kata Wisnu Reddy, pakar pertahanan planet di Universitas Arizona yang mengkoordinasikan proyek tersebut kepada Space.com.

"Lalu kami melakukan kampanye selama berbulan-bulan ini, mencoba mengamati objek ini," tambahnya.

Apophis akan terbang melewati Bumi pada 5 Maret. Asteroid tersebut akan tetap berjarak sekitar sepersepuluh dari jarak rata-rata Bumi-Matahari.

Untuk menandai perjalanan tahun ini, Jaringan Peringatan Asteroid Internasional melembagakan kampanye serupa yang ketiga. Sebelumnya para ilmuwan pernah berlatih di asteroid bernama 2012 TC4 dan pada 1999 KW4, yaitu sepasang batuan yang saling mengitari.

Untuk Apophis, sekitar 40 ilmuwan dari 13 negara berbeda telah mendaftar. Para pengamat ini memulai dari awal dalam hal mengevaluasi seberapa besar bahaya yang ditimbulkan asteroid ke Bumi.

"Ini bukan tujuan ilmiah," kata Reddy. "Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengamatan baru seolah-olah kita tidak tahu apa-apa tentang objek ini dan mencoba dan melihat di mana dalam prosesnya kita perlu meningkatkan efisiensi dan juga mengidentifikasi faktor manusia. Siapa pun yang berurusan dengan ilmuwan tahu bahwa itu seperti menggiring kucing, dan ketika Anda melakukannya dalam skala internasional, ada sebagian diplomasi, sebagian sains, dan sebagian pertahanan planet."
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2261 seconds (0.1#10.140)