Menurut BMKG Ini Penyebab Fenomena Hujan Es Jogja

Kamis, 04 Maret 2021 - 22:09 WIB
loading...
Menurut BMKG Ini Penyebab...
Awan cumulonimbus (CB) mengandung tiga macam partikel, yakni butir air, butir air super dingin, dan partikel es. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Hujan es Jogja dan Kalimantam Timur yang belum lama ini terjadi disebabkan oleh awan cumulonimbus (CB). Awan ini mengandung tiga macam partikel, yaitu butir air, butir air superdingin, dan partikel es.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara dari Badan Klimatologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Djatmiko, menjelaskan, awan CB sendiri bisa terbentuk dan tumbuh karena beberapa fenomena. Salah satunya adanya proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat (strong updraft and downdraft) di dalam awan CB.

Pergerakan massa udara naik (updraft) yang cukup kuat, dapat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian dan membuat suhu udara menjadi sangat dingin. Sampai akhirnya uap air membeku menjadi partikel es.

"Partikel es dan partikel air superdingin akan bercampur dan teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft, hingga membentuk butiran es yang semakin membesar," papar Hary, kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (4/3/2021).

Haru menjelaskan, ketika butiran es sudah terlalu besar, maka pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengangkatnya. Sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.

"Strong updraft di suatu daerah dapat terbentuk dan terjadi akibat adanya pemanasan Matahari yang intens antara pagi hingga siang hari, dan dapat juga dipengaruhi oleh topografi suatu daerah," ucapnya.

Fenomena lainnya adalah adanya lapisan yang tingkat pembekuannya lebih rendah (lower freezing level). Pada fenomena hujan es, lapisan tingkat pembekuan (freezing level) mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normalnya.

"Hal inilah yang menyebabkan butiran es yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna," tutur Hary.

Lapisan tingkat pembekuan merupakan lapisan pada tinggian tertentu di atas permukaan bumi, di mana suhu udara bernilai nol derajat celsius. Pada ketinggian ini, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es.

"Di indonesia umumnya lapisan tingkat pembekuan berada pada kisaran ketinggian antara 4-5 km diatas permukaan laut," tandasnya.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2608 seconds (0.1#10.140)